Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yopi Ludji, Menyuarakan Seni dalam Keterbatasan

14 Juli 2024   15:15 Diperbarui: 14 Juli 2024   17:56 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia yang serba cepat dan penuh dengan teknologi canggih, sering kali kita lupa bahwa kreativitas sejati tidak memerlukan kemewahan atau fasilitas yang berlebihan.

Bagi Saya, situasi ini diwakili oleh sosok seorang anak muda yang luar biasa, yang lahir dan hidup dalam kesederhanaan. Namanya Yopi Ludji. 

Di tengah kesederhanaan hidup, seorang Yopi Ludji telah membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk berkarya dan berkreasi.

Anak pertama dari enam bersaudara ini lahir di Kupang tanggal 2 Januari 1986. Ayahnya bernama Leonard Ludji dan ibunya Yohana Ludji Kani. 

Pelatih grup vokal dan Pencipta lagu

Meskipun hidup dalam kesederhanaan, Kaka Yopi -demikian dirinya disapa-,  tidak pernah merasa kekurangan. Dia justru hidup mandiri. Kecintaannya akan musik setiap hari, membuat dirinya semakin bertumbuh. Musik bagi seorang Kaka Yopi bukan sekedar hiburan, melainkan medium untuk menyampaikan cerita dan harapan.

Berbekal gitar yang dimiliki,  Kaka Yopi membagikan talenta bermusik yang dimilikinya dengan orang lain. Dia menjadi pelatih vokal grup. Sasarannya adalah anak-anak muda yang aktif di gereja atau mereka yang memiliki kecintaan yang sama dalam dunia musik. 

Hal ini telah dilakukannya selama  bertahun-tahun. Dirinya sangat menyadari bahwa dengan membagikan talenta yang ada, lantas tidak membuat talentanya berkurang, justru  membuat dirinya semakin berkembang dan bertumbuh. 

Keterbatasan yang ada, justru menjadi sumber inspirasi dan semakin menempa Kaka Yopi menjadi lebih kreatif. Di balik bilik sederhana di rumahnya, Kaka Yopi telah menciptakan beberapa lagu rohani yang menyentuh. 

Beberapa lagu ciptaannya telah disematkan pada akun Youtube miliknya yang diberi nama Yopi Ludji channel. Karya-karya Kaka Yopi sarat dengan makna. Nada-nada sederhana namun menyentuh hati, membuat siapa pun yang mendengarnya dapat merasakan kedalaman emosi yang disampaikan

Berikut adalah lagu rohani ciptaan Kaka Yopi. Kasih Tuhan, Ku Tak Sanggup, Ku Mau Bersyukur, Ampong Jua Tuhan, Siapa yang Boleh, Hanya Par Tuhan Saja  dan masih ada beberapa lagu lainnya. 


Perjuangan dan perjalanan panjang Kaka Yopi membuatnya diundang oleh TVRI Kupang untuk membawakan lagu ciptaannya, Yesus Mutiaraku. 


Menjadi pemuda teladan

Ketika Saya berkenalan dengan anak muda ini, kerendahan hatinya terpancar dibalik kesederhanaan yang dimiliki. Lalu Saya menanyakan tentang dua buah foto yang terpampang di dinding. Keduanya bertuliskan tentang Pemuda Teladan. 

"Ini pilihan dari gereja" jawabnya malu-malu. "Gereja menilai dari keaktifan pemuda dalam ibadah serta kegiatan keagamaan lainnya, juga dalam kegiatan sehari-hari", lanjutnya. 

Penghargaan dari gereja untuk Kaka Yopi (Foto: dokpri)
Penghargaan dari gereja untuk Kaka Yopi (Foto: dokpri)

Dua tahun berturut-turut, Gereja Pniel Oebobo Kupang, memilihnya sebagai pemuda teladan. Penghargaan ini memang diberikan oleh gereja setiap tahun untuk memberi apresiasi terhadap para pemuda gereja yang dianggap memenuhi kriteria yang diberikan. 

Kaka Yopi yang sehari-harinya bekerja di bengkel motor, tidak pernah melewatkan hal-hal yang berhungan dengan kegiatan kepemudaan. Selain memberikan keseimbangan bagi dirinya sendiri, hal ini juga memberikan energi positif bagi kelompok pemuda lainnya.

Kreatifitas dari balik bilik sederhana

Dalam perjalanannya, Kaka Yopi juga menghadapi banyak tantangan. Keterbatasan akses ke teknologi dan kurangnya dukungan finansial sering kali menjadi hambatan. Namun, semangatnya yang tak pernah padam membuatnya terus maju. Dia percaya bahwa musik adalah bahasa universal yang dapat menyatukan hati manusia.

Studio mini di rumahnya yang diberi nama Studio Yopi Ludji ini, sangat sederhana, menjadi bukti perjuangannya. Sedikit demi sedikit uang hasil kerja disisihkan untuk membeli peralatan rekaman. Termasuk membangun studio mini. 

Studio Yopi Ludji (Foto : dokpri)
Studio Yopi Ludji (Foto : dokpri)

Studio mini berukuran sekitar enam meter persegi itu sangat sederhana, belum memakai peredam suara yang standar. Tapi kualitas suara yang dihasilkan, tidak perlu diragukan. Sangat luar biasa. Saya sendiri telah membuktikannya untuk kepentingan lomba. Yayyyy....

Mungkin Kaka Yopi, belum banyak dikenal orang, tapi sentuhan tangannya tidak bisa dianggap sebelah mata oleh para pencinta seni.
Yopi Ludji adalah bukti nyata bahwa di balik kesederhanaan, terdapat kekuatan yang luar biasa. 

Dirinya telah membuktikan bahwa dengan tekad dan cinta yang mendalam terhadap seni, seseorang dapat menciptakan karya yang menginspirasi banyak orang. 

Melalui musiknya, Yopi Ludji menyuarakan kehidupan, menghadirkan keindahan dalam setiap nada yang dimainkan, dan menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah akhir dari segalanya.

Semoga!

Kupang, 14 Juli 2024

Ragu Theodolfi, untuk Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun