Sepanjang area samping menuju serambi, terpajang foto-foto Presiden RI dan pada bagian bawah foto dilengkapi dengan kursi kayu dan rotan dengan model yang sudah usang namun sangat terawat. Ada tulisan peringatan untuk tidak memindahkan kursi simbolis yang ada sepanjang lorong tersebut.Â
Serambi utama diberi latar merah putih pada salah satu sisinya, ada burung garuda dan tulisan Pancasila dengan tinta emas beserta gambar pulau-pulau di Indonesia. Pada bagian kiri dinding terdapat lukisan Bung Karno bersama dua biarawan dari Belanda.
Patung Bung Karno berwarna abu-abu dengan posisi duduk santai namun tetap tegap menghadap laut, berada di tengah serambi. Tulisan berisi informasi tentang Serambi Soekarno, tertuang di atas plakat berwarna hitam di samping lukisan biarawan.Â
Bung Karno sering berdiskusi dengan biarawan terkait rencana pementasan tonil atau sandiwara. Tidak heran, karena pementasan tonil biasanya dilakukan di Gedung Immaculata, milik biara. Di sana, Bung Karno membakar semangat juang untuk merdeka dari penjajahan melalui tonil yang dimainkan.Â
Tonil pertama yang ditulis Bung Karno adalah Dr. Syaitan (dokter Setan) yang dimainkan bersama Kelimoetoe Toneel Club. Tonil ini sarat pesan moral tentang semangat juang bangsa Indonesia yang tetap hidup dalam hati. Kurang lebih ada 17 tonil yang dibuat oleh Bung Karno dan 13 diantaranya dibuat di Ende.
"Berikan aku seribu orangtua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya...Berikan aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia" (Bung Karno)
Kupang, 23 Februari 2024