Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Yungga, Tandikap dan Tenunan dari Kapas, Indah Tak Lekang oleh Waktu

29 November 2023   13:24 Diperbarui: 30 November 2023   13:19 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tandikap, tempat kapur sirih (Foto:Theodolfi)

Kayunya diukir dengan ukiran Sumba. Salah satunya memiliki bentuk rumah adat Sumba. Alat musik ini diberi nama Yungga, dan dimainkan dengan cara dipetik.

Yungga, alat musik tradisional Sumba (Foto: Theodolfi)
Yungga, alat musik tradisional Sumba (Foto: Theodolfi)

Jumlah senar yang ada pada alat musik Yungga berjumlah empat buah yang dilengkapi dengan kayu untuk menyetel nada yang tepat pada bagian ujungnya. 

Bentuk lain dari Yungga (Foto: Theodolfi)
Bentuk lain dari Yungga (Foto: Theodolfi)

Pemilik etalase berbaik hati untuk membunyikan nada pada alat musik itu. Bunyinya sama seperti alat musik petik lainnya. Saya menikmati alunan musik  indah yang mengalir dari Yungga, meskipun cuma sesaat.

Pernak-pernik imut yang wadidaw

Pulau Sumba memang selalu memiliki kekhasan tertentu pada benda yang bernilai seni. Rasa tertarik Saya pada deretan benda yang terbuat dari bambu dengan tutupan kayu membangkitkan rasa penasaran Saya.  

Penutup bambu dari kayu tersebut dibuat menyerupai bentuk kepala manusia. Sekeliling bambu dibuat motif yang cantik dan berbeda antara satu dengan lainnya. Bila diperhatikan, seperti seseorang yang sedang  mengenakan sarung tenun. 

Yungga dan Tandikap (Foto: Theodolfi)
Yungga dan Tandikap (Foto: Theodolfi)

Bambu dengan panjang 30 cm dengan tutup kepala dari kayu berbentuk manusia itu disebut Tandikap. Oleh masyarakat setempat, tandikap digunakan sebagai tempat untuk menyimpan kapur untuk sirih.

Saat ini, keberadaan tandikap sudah semakin berkurang. Tandikap umumnya digunakan oleh generasi yang lebih tua, sedangkan generasi yang lebih muda, cenderung menggantikannya dengan alat-alat yang terbuat dari plastik serta material lainnya. 

Tidak semua tempat di Sumba memiliki tandikap. Pak Sipri sendiri mengakui bahwa tandikap yang ada, diperoleh dari kampung adat Ratenggaro. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun