Kehadiran Karia di Sumba Barat membawa hasil yang signifikan. Pengelola malaria, Eleasar Tandisallata menyebutkan bahwa pada tahun 2022 Sumba Barat mencapai angka pemeriksaan malaria tertinggi di Indonesia.Â
Capaian target penemuan kasus malaria yang dibantu oleh kader mencapai 78,9%. Hasil ini juga tidak terlepas dari  peran tenaga kesehatan (nakes) sebagai pendamping kader. Satu nakes bertanggungjawab terhadap enam kader.Â
Sistem jemput bola yang dilakukan oleh kader ke setiap keluarga yang dituju selalu berkoordinasi dengan pendamping, terutama bila ditemukan kasus malaria dengan gejala berat atau membutuhkan penanganan khusus.
Jarak tempuh yang jauh, minimnya pembiayaan terhadap kader, lantas tidak menyurutkan semangat mereka untuk terus meningkatkan target pencarian kasus malaria pada bumil, bayi atau balita sakit di kampung yang menjadi sasaran.Â
Hal ini berlaku juga bagi salah satu kader penyandang disabilitas, Debora  Heduloku dari Desa Hobawawi. Dengan ketebatasan yang dimiliki, seorang Debora tetap memiliki semangat yang tinggi untuk menjangkau kampung demi kampung dan melampuai target yang diberikan.Â
Refreshing kader tiap bulan
Untuk menjaga kualitas pemeriksaan sediaan darah menggunakan RDT dan mempertahankan kinerja kader, setiap bulan dilakukan refreshing kader.Â
Evaluasi juga dilakukan setiap bulan berdasarkan kriteria jumlah penemuan, tantangan yang dihadapi serta harapan kader untuk tahap berikutnya.Â
Karena kader umumnya bergerak sendiri ke lapangan, mereka dibekali dengan kerampilan pengambilan darah di lapangan, pengukuran serta penimbangan dan selalu dievaluasi serta dilaporkan kepada pendamping.
Cemara, cegah basmi malariaÂ
Menjadi bagian penting dalam upaya percepatan eliminasi malaria di Indonesia tahun 2030 mendatang, Kabupaten Sumba Barat juga memiliki berbagai program penting untuk mendukung hal itu.
Salah satu program yang dilakukan untuk mengatasi masalah malaria adalah Cemara, cegah basmi malaria. Cemara sendiri terdiri dari beberapa kegiatan yang merupakan kolaborasi dari upaya promotif, preventif dan pengobatan.