Bangunan tua yang ada di lokasi tersebut, saat ini sedang direnovasi, dengan tetap mempertahankan bentuk aslinya. Bangunan yang ada di sini menjadi saksi bisu geliat perdagangan yang terjadi puluhan hingga ratusan tahun silam.Â
Letaknya yang strategis dan dekat pelabuhan, menjadikan kawasan ini menjadi pusat perekonomian masyarakat setempat, termasuk etnis Tionghoa yang sudah menjadi bagian penting dalam roda ekonomi di Kupang dan sekitarnya.
Mercusuar berdiri kokoh
Mercusuar di Kota Kupang, disebut juga Mercusuar Benteng Fort Concordia, karena letaknya pada area benteng peninggalan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Mercusuar dengan tinggi kurang lebih 13 meter itu berdiri kokoh di sana.
Mercusuar yang berfungsi untuk memandu kapal di laut agar tidak karam itu, dicat dengan warna putih yang menjadikannya semakin cantik terlihat di siang hari ataupun malam hari.Â
Di seberang muara sungai, menjadi tempat bersantai dan berfoto. Pada abad 17, ini menjadi pelabuhan tempat perdagangan cendana. Pulau Timor dulunya memang penghasil cendana yang wangi dan terkenal hingga ke Pulau Jawa dan pulau lainnya di seantero negeri.
Roda ekonomi masyarakat kembali bergulir
Setelah sempat mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19, akhirnya kawasan ini kembali hidup. Jauh lebih indah dari sebelumnya.Â
Pemerintah setempat menjadikan kawasan ini lebih baik, untuk meningkatkan perputaran roda ekonomi, terutama untuk pengusaha dengan skala kecil.
Salah seorang mahasiswa, sebut saja James, juga turut mencari keberuntungan di tempat ini. Bermodalkan kamera DSLR, James mampu meraup lima puluh ribu hingga tujuh puluh ribu sehari.
Pengunjung cukup membayar dua ribu rupiah untuk setiap jepretan yang dipilih. Hasilnya tidak kalah indah dengan fotografer pro.Â