Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Geliat Kawasan Kota Lama Kupang yang Terbangun dari Tidurnya

9 Juli 2023   20:00 Diperbarui: 10 Juli 2023   21:02 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bemo, angkot di Kota Kupang dengan latar belakang bangunan yang direnovasi (Foto: Theodolfi)

Bangunan tua yang ada di lokasi tersebut, saat ini sedang direnovasi, dengan tetap mempertahankan bentuk aslinya. Bangunan yang ada di sini menjadi saksi bisu geliat perdagangan yang terjadi puluhan hingga ratusan tahun silam. 

Letaknya yang strategis dan dekat pelabuhan, menjadikan kawasan ini menjadi pusat perekonomian masyarakat setempat, termasuk etnis Tionghoa yang sudah menjadi bagian penting dalam roda ekonomi di Kupang dan sekitarnya.

Mercusuar berdiri kokoh

Mercusuar di Kota Kupang, disebut juga Mercusuar Benteng Fort Concordia, karena letaknya pada area benteng peninggalan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Mercusuar dengan tinggi kurang lebih 13 meter itu berdiri kokoh di sana.

Mercusuar dengan latar sunset nan indah (Foto: Theodolfi)
Mercusuar dengan latar sunset nan indah (Foto: Theodolfi)

Mercusuar yang berfungsi untuk memandu kapal di laut agar tidak karam itu, dicat dengan warna putih yang menjadikannya semakin cantik terlihat di siang hari ataupun malam hari. 

Di seberang muara sungai, menjadi tempat bersantai dan berfoto. Pada abad 17, ini menjadi pelabuhan tempat perdagangan cendana. Pulau Timor dulunya memang penghasil cendana yang wangi dan terkenal hingga ke Pulau Jawa dan pulau lainnya di seantero negeri.

Wajah kawasan dermaga di Kota Lama jaman dahulu (sumber : nationalgeographic.grid.id)
Wajah kawasan dermaga di Kota Lama jaman dahulu (sumber : nationalgeographic.grid.id)

Roda ekonomi masyarakat kembali bergulir

Setelah sempat mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19, akhirnya kawasan ini kembali hidup. Jauh lebih indah dari sebelumnya. 

Pemerintah setempat menjadikan kawasan ini lebih baik, untuk meningkatkan perputaran roda ekonomi, terutama untuk pengusaha dengan skala kecil.

Salah seorang mahasiswa, sebut saja James, juga turut mencari keberuntungan di tempat ini. Bermodalkan kamera DSLR, James mampu meraup lima puluh ribu hingga tujuh puluh ribu sehari.

Pengunjung cukup membayar dua ribu rupiah untuk setiap jepretan yang dipilih. Hasilnya tidak kalah indah dengan fotografer pro. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun