Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Marapu Umma, Konsep Citarasa Tradisional yang Memikat

12 Maret 2023   13:58 Diperbarui: 12 Maret 2023   14:09 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gong, alat musik tradisional sebagai dekor interior (dokpri)

Perjalanan ke suatu lokasi wisata tidak terlepas dari pemandangan alam, budaya dan juga kuliner yang disajikan. Untuk hal yang terakhir ini, pasti setiap Kompasianers memiliki kisah masing-masing.

Perjalanan Saya ke Sumba Barat kemarin selama seminggu menyisakan banyak cerita. Termasuk sajian kuliner yang rasanya masih melekat di hati hingga saat ini. 

Konsep tradisional pada interior bangunan

Tidak banyak tempat nongkrong  yang cozy di Sumba Barat. Bisa dihitung dengan jari.  Salah satu tempat yang hangat dan terasa 'hommy' adalah di Marapu Umma.  Marapu Umma dapat diartikan sebagai Rumah Marapu. 

Hey...jangan overthinking dulu. Suasana hangat dengan kesan tradisional yang melekat kuat sudah terasa ketika Anda melangkahkan kaki ke dalamnya. 

Lokasi yang dulunya menjadi tempat wisata kuliner di Sumba Barat, sempat terbengkelai, telah disulap menjadi lokasi yang artistik dan berkesan. Anda akan disambut dengan alunan musik tradisional yang memanfaatkan bunyi gong dengan komposisi yang cantik. 

Secara umum, Marapu Umma menawarkan suasana rumah di Sumba Barat. Dekorasi umum yang digunakan bernuansa alam dan bercerita tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Sumba Barat.

Pada bagian depan, tungku perapian, tulura,  dengan nyala api yang hangat menunggu kedatangan Anda. Di atas tungku, tersedia periuk tanah liat yang dapat digunakan untuk merebus singkong atau jenis ubi-ubian lain di dalamnya. 

Tungku perapian, tulura, dengan periuk tanah liat di atasnya (dokpri)
Tungku perapian, tulura, dengan periuk tanah liat di atasnya (dokpri)

Bangunan yang didominasi dinding bambu dengan deretan lopo pada bagian samping itu, semakin estetik dengan foto-foto  masa lampau dalam bingkai berukuran 40 x 60 cm yang tertata rapi di dinding bambu. 

Pada bagian atas dinding utama, dipasang jejeran gong. Alat musik tradisional masyarakat Sumba pada umumnya. Beberapa tiang penyangga dipasangi miniatur   tempat penyimpanan makanan yang telah siap saji. Meja makan pengunjung pun dilapisi anyaman tikar pandan berwarna krem. 

Alat makan dari bahan alami

Selain dekorasi interior yang bernuansa tradisoanal, peralatan makan yang digunakan di tempat ini pun menggunakan bahan dari alam. Piring saji yang digunakan, berasal dari kayu khusus yang berwarna hitam. 

Mangkuk dan sendok penyajian pun menggunakan wadah tanah liat atau terbuat dari tempurung kelapa. Memberikan sensasi tersendiri saat mencicipi makanan. 

Proses pengeringan piring dari kayu ini pun tidak biasa. Piring kayu ini akan diletakkan pada leki, semacam para-para yang diletakkan di atas tulura. 

Luwa paokul, daun ubi tumbuk dan kuah ayam kampung

Menawarkan konsep yang berbeda, Marapu Umma, berani menyajikan sajian khas tradisional dalam menu yang dibuat. Bila tidak ingin dengan hidangan berat, luwa paokul, bisa menjadi pilihan. Sekilas mirip tiwul dan diberi parutan kelapa muda. Rasanya gurih di lidah. 

Luwa paokul, makanan tradisional Sumba Barat. Sekilas mirip tiwul (dokpri)
Luwa paokul, makanan tradisional Sumba Barat. Sekilas mirip tiwul (dokpri)

Gado-gado Sumba juga ditawarkan di sini. Gado-gado yang mirip seperti gado-gado pada umumnya, namun disajikan dengan sambal terong yang segar dan bumbu kacang yang gurih. 

Daun ubi tumbuk diolah dengan cara kampung, benar-benar terasa nikmat di lidah. Disajikan dalam belanga tanah liat, aromanya yang segar sungguh mengundang selera. Daun ubi tumbuk biasanya disajikan dengan sambal mentah yang diberi perasan jeruk nipis. Sajian ini dimakan tanpa nasi pun sudah terasa sangat enak. 

Menu kuah ayam kampung, daun ubi tumbuk dan sambal mentah segar (dokpri)
Menu kuah ayam kampung, daun ubi tumbuk dan sambal mentah segar (dokpri)

Nah, menu yang satu  ini adalah menu yang sangat istimewa. Kuah ayam kampung.  Mirip sop berisi potongan ayam kampung dengan aroma bakar yang menyelip diantaranya. 

Kuah ayam kampung ini terasa sangat segar dan menghangatkan.  Kuah yang kaya akan bumbu segar dan rempah ini, sangat cocok untuk mengusir dinginnya udara di Sumba Barat. Kalau menyantap kuah ini, seporsi rasanya nggak bakalan cukup. Rasanya, rasa nambah. 

Bagi tamu yang tertarik untuk ikut dalam proses persiapan menu, menumbuk sendiri daun ubi misalnya, boleh kok terjun langsung ke dapur.  Owner dan juga karyawan Marapu Umma sangat ramah dan terbuka dalam melayani tamu yang datang ke tempat ini. 

Jadi, tunggu apalagi. Selain hemat di kantong, proses turun langsung ke dapur juga buat hati bahagia, bukan?

Sumba Barat, 12 Maret 2023

Ragu Theodolfi, untuk Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun