Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama FEATURED

Mengapa Malaria Tidak Cukup Dihilangkan dengan Pengobatan?

26 Februari 2022   15:46 Diperbarui: 15 Juni 2022   00:14 2041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil tangkapan layar siklus hidup plasmodium dalam tubuh nyamuk dan manusia

Setiap provinsi di Indonesia masing-masing menentukan waktu eliminasi malaria berdasarkan multi faktor, termasuk di dalamnya jumlah kasus maupun tempat perkembangbiakan nyamuknya.

Pengobatan tanpa pencegahan adalah upaya yang sia-sia

Pada era sebelumnya, pemberantasan malaria lebih difokuskan pada  pengobatan. Pencegahan malaria belum dilirik sebagai faktor kunci dalam pemberantasan. Tidak sedikit dana yang dikucurkan oleh pemerintah untuk menanggulangi kasus malaria di Indonesia, namun tetap saja kasus malaria tidak pernah menghilang dari bumi Indonesia tercinta.

Pengobatan yang dilakukan tanpa upaya pencegahan adalah usaha yang sia-sia. Meskipun seseorang bebas dari malaria, namun bila kondisi lingkungannya tidak diperbaiki maka kasus malaria akan sulit untuk dieliminir.  

Pemberian obat-obatan untuk mengatasi malaria digunakan untuk mencegah pembelahan dan penyebaran plasmodium dalam sel darah merah.  Pengendalian terhadap vektor atau nyamuk penular malaria selain ditujukan untuk mencegah penularan terhadap manusia juga untuk mencegah pertumbuhan parasit dalam tubuh nyamuk.

Perkembangan Plasmodium membutuhkan dua hospes yang berbeda

Upaya pengobatan yang dilakukan seyogyanya dibarengi dengan pengendalian terhadap nyamuk Anopheles, penular malaria. Mengapa demikian?

Perkembangan parasit malaria (plasmodium) membutuhkan dua hospes (pejamu atau inang) yang berbeda, manusia dan nyamuk. Plasmodium membutuhkan manusia untuk perkembangbiakan pada tahap asexual atau tahap belum dewasa, sedangkan nyamuk dibutuhkan untuk menyelesaikan siklus hidup pada tahap sexual atau tahap dewasa.

Selama menghisap darah, nyamuk Anopheles betina yang telah terinfeksi plasmodium akan memasukkan sporozoit kepada manusia. Sporozoit masuk ke dalam darah dan menginfeksi hati, menjadi matang dalam bentuk schizont. 

Sporozoit membelah berulang kali dan spora baru yang disebut merozoit, keluar dan menginfeksi sel darah merah. Beberapa merozoit dalam darah berkembang menjadi sel khusus yang disebut gametosit.

Bila nyamuk Anopheles betina menggigit penderita, maka nyamuk tersebut akan mencerna gametosit dan akan membentuk zygot  dan menghasilkan sporozoit yang bermigrasi ke kelenjar ludah nyamuk Anopheles dan siap untuk ditularkan lagi ke manusia.

Hasil tangkapan layar siklus hidup plasmodium dalam tubuh nyamuk dan manusia
Hasil tangkapan layar siklus hidup plasmodium dalam tubuh nyamuk dan manusia

Pengendalian malaria

Upaya pencegahan serta pengendalian pun dilakukan dengan harapan kasus malaria dapat ditekan hingga titik yang tidak lagi membahayakan kesehatan masyarakat luas. Pengendalian yang dapat dilakukan ditujukan untuk nyamuk dewasa dan juga jentik atau larva Anopheles.  Selain itu, perlindungan terhadap perorangan (personal protection) menjadi hal yang tidak dapat diabaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun