Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Katedral Ruteng, Ada Kisah Indah Dalam Kemegahannya

14 November 2021   13:39 Diperbarui: 15 Juni 2022   00:14 3422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak depan gereja Katedral Lama di Ruteng, Flores (Dokumen pribadi)

Warna yang khas, merah pada beberapa bagian dengan dominasi warna putih menjadikan gereja ini oleh sebagian orang disebut sebagai Red Chapel. 

Goresan warna merah pada tangga lebar di depan pintu utama, pintu samping, kusen jendela, atap bangunan serta atap menara lonceng, memberi kesan tegas pada sisi bangunan.

Dulu, warna lantai ubinnya pun dominan berwarna merah dan kuning pada beberapa motif. Saat ini warnah merah hanya pada lorong tengah gereja dan pada bagian altar, itu pun telah diganti dengan bahan keramik. 

Sisi bagian timur gereja Katedral Lama Ruteng (Dokumentasi pribadi)
Sisi bagian timur gereja Katedral Lama Ruteng (Dokumentasi pribadi)

Arsitektur Bergaya Eropa Klasik

Berdiri di atas lahan seluas 1300an meter persegi, luas bangunannya sendiri kurang lebih 1200 meter persegi. 

Gereja yang berdiri sejak jaman kolonial Belanda, memiliki arsitektur kental bergaya Eropa dengan deretan kaca jendela berwarna-warni sepanjang dinding gereja.

Tampak belakang gereja dengan bunga kastuba dan alamanda (Dokumentasi pribadi)
Tampak belakang gereja dengan bunga kastuba dan alamanda (Dokumentasi pribadi)

Tinggi bangunannya sendiri termasuk menara lonceng kurang lebih 24 meter. Menara lonceng berada pada bagian depan gereja, tepat di bagian kiri dan kanan pintu masuk utama. 

Berbeda dengan saat ini, dulu lonceng gereja tidak hanya dibunyikan saat hari Minggu atau saat ada perayaan misa saja, namun juga sebagai penanda waktu. Suara lonceng gereja akan terdengar hingga seluruh penjuru kota. 

Pada hari Minggu atau hari perayaan keagamaan lainnya, lonceng gereja akan dibunyikan dua kali. 

Dentang lonceng yang pertama ibarat 'panggilan khusus' untuk beribadah. Dentang kedua sebagai penanda bahwa misa akan dimulai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun