Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

NTT, Destinasi Sejuta Tenunan

5 Maret 2022   17:16 Diperbarui: 14 Juni 2022   22:52 3008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tenunan dari berbagai daerah di NTT (dokumentasi pribadi)

Nusa Tenggara Timur dianugerahi alam yang luar biasa indahnya oleh Tuhan. Mungkin saat itu diciptakan, Sang Pencipta sedang memikirkan semua hal yang terindah. 

Memang, terkadang gersang, namun langitnya selalu biru. Hamparan warna dan bentangan alam yang ada memberi nuansa yang berbeda. 

Tidak dapat dipungkiri, alam NTT selalu meninggalkan cerita yang menarik dan berkesan bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. 

Deretan lokasi wisata yang indah, terbentang dari ujung Pulau Rote, Sabu, Alor, Lembata, Sumba hingga ujung barat Pulau Flores, menjadi saksi bisu keagungan Sang Maestro.

NTT kaya keberagaman

Terdiri dari 22 Kabupaten/Kota, wilayah kabupaten atau kotanya tersebar pada tiga pulau besar yaitu Pulau Flores, Sumba, Timor dan pulau-pulau  ebih kecil lainnya seperti Lembata, Rote, Sabu maupun Alor.

Memiliki potensi wisata yang luar biasa indahnya, baik itu wisata alam, budaya maupun religi, menyebabkan NTT mulai dikenal tidak hanya di dalam negeri, namun juga di mancanegera. 

Beberapa di antaranya telah mendunia, seperti reptil langka Komodo, Danau Tiga Warna Kelimutu, pesona bawah laut di Alor, Riung dan lain sebagainya.

Setiap wilayah yang ada memiliki destinasi wisata yang memukau. Pulau Sumba telah banyak dikenal hingga mancanegara, demikian juga dengan sebagian Flores dan Alor. 

Pulau-pulau lainnya pun menyimpan sejuta keindahan yang perlu dijelajahi lebih lanjut, bak geliat seorang gadis belia yang sibuk mempercantik diri. 

Pantai Mandorak, Sumba Barat Daya (dokumentasi pribadi)
Pantai Mandorak, Sumba Barat Daya (dokumentasi pribadi)

NTT adalah salah satu destinasi yang sangat menjunjung tinggi toleransi, menghormati perbedaan yang ada

Selain destinasi wisata yang unik, keberagaman istimewa lainnya di NTT adalah bahasa dan dialek. Setiap wilayah yang ada memiliki bahasa dan dialek yang berbeda. 

Meskipun berada dalam satu pulau yang sama, jangan pernah berpikir bahwa bahasa dan dialeknya juga sama. Bahkan dalam satu suku yang sama pun bahasanya bisa berbeda satu dengan lainnya.

Batu tempat pemujaan leluhur di perkampungan adat Bena, di Ngada, Flores (Foto: Theodolfi/dokumentasi pribadi)
Batu tempat pemujaan leluhur di perkampungan adat Bena, di Ngada, Flores (Foto: Theodolfi/dokumentasi pribadi)

Demikian pula halnya dengan adat dan budaya yang ada. Beberapa ada kemiripan, namun tidak sepenuhnya sama. 

Beberapa di antaranya adalah penggunaan hewan atau ternak dalam upacara adat, demikian juga dengan penggunaan mas kawin atau dalam bahasa setempat disebut belis. 

Meskipun begitu banyak perbedaan adat istiadat dan budaya, bahasa atau dialek yang ada, namun tidak menyurutkan semangat persatuan di tengah perbedaan. 

Justru sebaliknya, dengan adat istiadat dan budaya itu sendiri yang menjadi tali pengikat antara dua kelompok budaya yang berbeda. 

Tidaklah heran, keberagaman ini menjadikan NTT menjadi salah satu destinasi yang sangat menghormati berbagai perbedaan yang ada, destinasi yang sangat menjunjung tinggi toleransi.

Tenunan nan cantik memikat mata

Perjalanan ke NTT belumlah lengkap bila belum menengok tenunan warisan budaya leluhur. Setiap wisatawan yang pernah ke NTT, pastilah membawa pulang cinderamata dari lokasi wisata di NTT. Salah satunya adalah tenunan khas NTT.

Setiap daerah memiliki tenunan masing-masing. Motifnya, tentu berbeda antar satu kabupaten dengan kabupaten lainnya, bahkan berbeda pada setiap suku yang ada di dalamnya. 

Setiap corak yang dibuat menggambarkan kedekatan relasi antara manusia dengan alam atau relasi manusia dengan Sang Pencipta.

Tenunan Sikka yang eksotis (Foto : Theodolfi/Dokumentasi pribadi)
Tenunan Sikka yang eksotis (Foto : Theodolfi/Dokumentasi pribadi)
Corak yang ada dalam setiap lembarannya umumnya memiliki bentuk yang khas. Bisa berupa hewan seperti cicak, kuda, gajah, ikan, rusa, burung dan lain-lain, juga bercorak tumbuh-tumbuhan seperti bunga dan dedaunan. 

Setiap corak tentu memiliki makna tersendiri yang hanya dapat dipahami oleh penenun. 

Umumnya kain tenun memiliki fungsi tertentu. Selain dipakai oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari,  juga dipakai sebagai bentuk penghargaan kepada tamu yang datang. Tamu-tamu penting akan disambut dengan pengalungan kain atau selendang. 

Selain itu, tenunan biasanya dipakai dalam upacara adat, baik itu sebagai mas kawin (belis), sebagai denda adat terutama bila melakukan pelanggaran adat atau juga digunakan pada upacara kematian. 

Harga tenunan NTT mahal?

Tenunan NTT terdiri dari tiga jenis, yaitu tenun ikat, tenun Buna dan tenun Lotis/Sotis/Songket.

Motif tenun ikat dibuat dengan teknik mengikat benang lungsinya. Hampir seluruh wilayah di NTT membuat tenun ikat kecuali Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Nagekeo yang menggunakan tenun sotis/songket.

Tenun ikat Sumba yang terbuat dari bahan dan pewarna alami (dokumentasi pribadi)
Tenun ikat Sumba yang terbuat dari bahan dan pewarna alami (dokumentasi pribadi)

Tenun Buna, menenun dengan cara menggunakan benang yang telah dicelupkan terlebih dahulu ke pewarna, baik yang bersifat alami maupun pewarna buatan. 

Tenun Buna paling banyak dijumpai pada wilayah daratan Timor, yaitu Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, dan Belu. 

Tenun Buna (dokumentasi pribadi)
Tenun Buna (dokumentasi pribadi)
Tenun Lotis, proses pembuatannya mirip dengan pembuatan tenun Buna, tersebar di semua wilayah NTT. 

Tenunan NTT adalah tenunan yang dibuat dengan cita rasa seni yang tinggi. Setiap penenun perlu diapresiasi setinggi-tingginya atas hasil karya yang luar biasa indahnya. 

Menghitung setiap detail benangnya hingga menghasilkan keindahan corak dalam setiap lembarannya. 

Sayangnya, tidak semua pihak memberikan apresiasi yang sama untuk hal ini. Daya tarik mendapatkan keuntungan yang lebih besar dalam waktu singkat demi meraup hasil sebanyak-banyaknya lebih menjanjikan bagi pihak tertentu.

Songke, tenunan dari Kabupaten Manggarai (dokumentasi pribadi)
Songke, tenunan dari Kabupaten Manggarai (dokumentasi pribadi)

Lembaran yang dicetak menggunakan mesin, menggeser, menekan bahkan mematikan langkah penenun-penenun yang mengerjakan semuanya secara manual. 

Satu tenunan yang dikerjakan oleh seorang penenun, membutuhkan waktu yang cukup lama. Bila benang yang diinginkan untuk dipakai adalah benang yang terbuat dari kapas, bukan bahan konvensional yang telah tersedia di pasar, tentu butuh waktu yang tidak sedikit. Bisa berbulan-bulan lamanya.

Apalagi bila menghendaki penggunaan pewarna alami dalam setiap tenunannya. Proses perendaman untuk mendapatkan hasil yang sesuai butuh waktu berhari-hari, bahkan beberapa minggu. 

Untuk menghasilkan satu tenunan berbahan alami seperti kapas dan menggunakan pewarna alami, bisa membutuhkan waktu beberapa bulan hingga tahun. 

Tenun ikat TTS (dokumentasi probadi)
Tenun ikat TTS (dokumentasi probadi)

Sangatlah sedih rasanya bila ada yang beranggapan bahwa tenunan NTT mahal harganya. Terasa mahal karena di luar sana, beberapa pihak tertentu menjual lembaran 'printing' dengan harga yang sangat jauh perbedaannya.

Sudah saatnya kita belajar membedakan nilai sebuah seni. Mahal atau tidaknya sebuah tenunan sangat tergantung dari seberapa besar apresiasi kita terhadap sebuah nilai seni yang tinggi. 

Bila kita memahaminya, maka harganya akan sangat sepadan dengan nilai seni yang dibuat oleh penenun dan waktu serta bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sebuah tenunan. 

"Adalah melalui seni, dan hanya melalui seni, kita dapat menyadari kesempurnaan kita." - Oscar Wilde



Kupang, 5 Maret 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun