Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kualitas Udara dalam Rumah Penting untuk Kesehatan

27 Agustus 2021   15:54 Diperbarui: 14 Juni 2022   22:07 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konsep hunian sehat yang mengedepankan bukaan untuk sirkulasi udara dan pencahayaan. Sumber: Studio ArsitektropiS via Kompas.com

Menanam tanaman di sekeliling rumah untuk mengurangi masuknya debu ke dalam rumah sangat penting untuk dilakukan. Ventilasi dapur mempunyai bukaan sekurang-kurangnya 40% dari luas lantai, dengan sistem silang (cross ventilation) sehingga aliran udara bergerak bebas, atau menggunakan teknologi tepat guna untuk menangkap asap dan zat pencemar udara.

Minimalisir  penggunaan bahan berbahaya di rumah

Senyawa kimia seperti SO2, NO2, CO, CO2, plumbum (timah), asbes, fromaldehid pada umumnya mempengaruhi system pernapasan, pertumbuhan terlambat, penurunan kecerdasan dan gangguan prilaku, memicu terjadinya kanker (karsinogenik) akibat asbes maupun kerusakan paru-paru. 

Gangguan system syaraf pusat yang mengakibatkan hilangnya sensitifitas ujung jari, daya ingat menurun, buruknya pertumbuhan mental pada balita, berat badan lahir rendah bahkan kematian janin umumnya disebakan karena karbon monoksida (CO).

Senyawa yang mengganggu kesehatan ini berasal dari penggunaan bahan bakar seperti arang kayu, batu bara, merokok dalam ruangan, cat yang mengandung timbal, penggunaan bahan bangunan asbes, lem, kayu olahan yang diawetkan dengan resin formaldehid, vernis maupun pencucian dengan cara  dry clean. 

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi bahan pencemar ini adalah pengaturan ventilasi secara alami atau mekanis, tidak merokok dalam ruangan, tidak menghidupkan mesin kendaraan bermotor dalam ruang tertutup, mengganti bahan asbes sebelum lapuk. Membersihkan ruangan serta mainan anak-anak secara rutin serta memelihara kendaraan bermotor secara berkala dapat mengurangi efek paparan bahan berbahaya ini.

Bersihkan rumah secara rutin

Kehadiran jamur, bakteri patogen, dan kuman lainnya dalam rumah dapat menyebabkan flu, hipersensitivitas (asma, alergi), dan juga toxicosis yaitu toksin dalam udara di ruangan yang terkontaminasi sebagai penyebab gejala sick building syndrome/SBS dengan gejala sakit kepala, kehilangan konsentrasi, tenggorokan kering, iritasi mata dan kulit.

Mengatasi kehadiran mikroorganisme tersebut dapat dilakukan dengan pembersihan lantai dan perabot rumah tangga secara rutin, pengaturan ventilasi, membersihkan AC minimal 3 atau 6 bulan sekali,  membersihkan dan mengeringkan karpet yang basah atau lembab, mengelola sampah basah dengan baik dan pastikan sinar matahari pagi dapat memasuki rumah terutama setiap kamar tidur.

Sehat dimulai dari diri kita.

Salam sehat

Kupang, 27 Agustus 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun