Mohon tunggu...
Theo Candra
Theo Candra Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Don't chase, replace.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam yang Berwatak Tajrid dan Tajdid

7 November 2022   18:57 Diperbarui: 7 November 2022   19:05 1751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Theo Candra Listiawan

PPKn_202110090311008

theocand22@gmail.com

ABSTRAK

Muhammadiyah sebagai gerakan islam merumuskan gerakan pembaharuannya dalam bentuk purifikasi dan dinamisasi. Purifikasi didasarkan pada sumsi bahwa kemunduran umat islam terjadi karena umat islam tidak mengembangkan aqidah islam yang benar, sehingga harus dilakukan purifikasi dalam bidang aqidah-ibadah dengan teori " segala sesuatu dalam ibadah madlah dilaksanakan bila ada perintah dalam Al-Qur'an dan Hadist" sedangkan dinamisasi dilakukan dalam bidang muamalah, dengan melakukan gerakan modernisasi sesuai dengan teori " segala sesuatu boleh dikerjakan selama tak ada larangan dala Al-qur'an dan Hadist".

Muhammadiyah dalam gerakan pembaharuannya di lakukan bersamaan antara gerakan purifikasi dengan gerakan muamalah.

Tajrid secara bahasa berasal dari kata "JarradaYujarridu-Tajrdan" yang bermakna asli, murni (tidak ada tambahan dan pengurangan). Tajrd dimaksudkan secara bahasa Indonesia berarti pemurnian. Sedangkan Tajdd berasal dari bahasa Arab yakni dari kata JaddadaYujaddidu-Tajddan, bermakna memperbaharui sesuatu sehingga menjadi baru.

TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan artikel ini tidak lain untuk mengetahui peran Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam berwatak Tajrid dan Tajdid

METODE PENULISAN

Metode penulisan yang digunakan pada artikel kali ini menggunakan metode Induktif.

 

PENDAHULUAN

Muhammadiyah sebagai gerakan islam merumuskan gerakan pembaharuannya dalam bentuk purifikasi dan dinamisasi. Purifikasi didasarkan pada sumsi bahwa kemunduran umat islam terjadi karena umat islam tidak mengembangkan aqidah islam yang benar, sehingga harus dilakukan purifikasi dalam bidang aqidah-ibadah dengan teori " segala sesuatu dalam ibadah madlah dilaksanakan bila ada perintah dalam Al-Qur'an dan Hadist" sedangkan dinamisasi dilakukan dalam bidang muamalah, dengan melakukan gerakan modernisasi sesuai dengan teori " segala sesuatu boleh dikerjakan selama tak ada larangan dala Al-qur'an dan Hadist".

Muhammadiyah dalam gerakan pembaharuannya di lakukan bersamaan antara gerakan purifikasi dengan gerakan muamalah. Purifikasi dalam bidang aqidah yang dilakukan oleh muhammadiyah adalah aqidah yang memiliki keterkaitan dengan aspek sosial kemasyarakatan. Semakin hari dzaman semakin maju dan penanaman umat islam pada generasi muda semakin berkurang. Dengan adanya muhammadiyah, maka dibentuk dan dididik pemuda sekarang agar menjadi generasi yang kuat dalam keislamannya tidak mudah runtuh islamnya ketika berhadapan dengan aliran sesat yang tidak berpegang pada tauhid dan keimanan kepada Allah SWT.

RUMUSAN MASALAH

  • Apa Pengertian Tajrid dan Tajdid?
  • Bagaimana Model Tajrid dan Tajdid dalam Muhammadiyah?
  • Bagaimana Model Gerakan kegamaan Muhammadiyah?

PEMBAHASAN

Tajrid secara bahasa berasal dari kata "JarradaYujarridu-Tajrdan" yang bermakna asli, murni (tidak ada tambahan dan pengurangan). Istilah ini dipopulerkan Din Syamsuddin dalam buku "Muhammadiyah untuk Semua". Dikatakan bahwa Muhammadiyah berada antara tajrd dan tajdd. Dalam masalah ibadah umat Islam harus tajrd dengan mengikuti nabi Muhammad dan tidak ada pembaharuan sedikit pun, sedangkan dalam muamalah umat harus tajdd yaitu umat melakukan modernisasi dan pembaharuan. Dengan kata lain, bahwa tajrid adalah mengembalikan dan memurnikan segala sesuatu kegiatan yang berkaitan dengan masalah akidah dan ibadah kepada ajaran yang sesuai Alquran dan al-Sunnah al-Maqblah.

Tajdd berasal dari bahasa Arab yakni dari kata JaddadaYujaddidu-Tajddan, bermakna memperbaharui sesuatu sehingga menjadi baru. Dengan kata lain, tajdid berarti pembaharuan terhadap segala usaha yang telah dilakukan masa lampau untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan sesuai dengan tujuan yang telah dicita-citakan. Dalam hal ini, Muhammadiyah berusaha memberikan yang terbaik bagi warga Muhammadiyah secara khusus dan warga masyarakat secara umum demi terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridai Allah SWT

Ada beberapa model atau karakteristik tajrd dan tajdd Muhammadiyah adalah sebagai berikut:

  • Konkrit dan Produktif, yaitu melalui amal usaha yang didirikan, diharapkan hasilnya konkrit dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh umat Islam, bangsa Indonesia dan umat manusia di seluruh dunia. Suburnya amal salih di lingkungan para aktivis Muhammadiyah ditujukan pada komunitas Muhammadiyah, bangsa dan kepada seluruh umat manusia di dunia dalam rangka rahmatan lil Alamin.
  • Bersifat terbuka, yaitu Muhammadiyah mampu mengantisipasi perubahan dan kemajuan di sekitarnya dengan amal usahanya yang dimasuki dan dimanfaatkan oleh siapa pun, seperti sekolah-sekolah, kampus, Lembaga ekonomi, dan usaha atau jasa.
  • Tajdid sangat fungsional dan selaras dengan cita-cita Muhammadiyah untuk menghadirkan Islam sebagai agama yang berkemajuan, dan juga berkebajikan yang senantiasa hadir sebagai pemecah segala problem yang dihadapi umat, seperti masalah kesehatan, pendidikan, sosial dan ekonomi.

Model tajrid Muhammadiyah ada hubungan, yang bersifat dialektis-hermeneutis (hubungan timbal balikbolak balik) bukan hubungan yang bersifat normativitas Al-Qur'an. Tajdid dalam Muhammadiyah, dimaksudkan untuk menghidupkan kembali ajaran Al-Qur'an dan sunnah dan memerintahkan kaum muslimin untuk kembali kepadanya. Model gerak Muhammadiyah yang paling utama memurnikan Al-Qur'an dan Sunnah dan menjauhi ajaran yang tidak berdasarkan kepada tuntunan Rasulullah dan menjauhi percaya kepada Takhayul Khurufat dan syirik kepada Allah SWT.

Pergerakan identik dengan kegiatan dalam ranah sosial. Dengan demikian, kata gerakan atau pergerakan mengandung arti, unsur, dan esensi yang dinamis dan statis. gerakan sosial kemasyarakatan adalah suatu bentuk kolektif berkelanjutan yang mendorong atau menghambat perubahan dalammasyarakat atau organisasi yang merupakan bagian dari masyarakat tersebut.

Adapun makna gerakan keagamaan dalam Muhammadiyah yakni Kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah. Dalam memaknai Gerakan Muhammadiyah, bisa dilihat dari pendirinya Ahmad Dahlan beliau mendalami dan mentadabburi Al-Qur'an, dan disertai penunjang dari berbagai faktor seperti merealisasikan ajaran Isla dari pendidikan, pengajaran, kemasyarakatan dan kerumah tanggaan dan sebagai bukti tidak bisa lepas dari aturan Agama Allah.

Adapun tindakan atau model gerakan keagamaan yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan adalah sebagai berikut:

  • Kembali kepada Alquran dan Sunnah melalui Gerakan pemurnian dalam bidang akidah dan ibadah mahdhah. Bidang muamalah duniawi, Muhammadiyah melakukan reinterpretasi al-Quran dan sunnah untuk menyelaraskan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Melakukan gerakan dakwah dan tajdid yang bersifat pencerahan. Pencerahan (tanwir) diwujudkan dalam gerakan pembaharuan tentang pemahaman keagamaan dan reformasi sistem pendidikan Islam.
  • Membentuk dan memberdayakan organisasi otonom Muhammadiyah sebagai salah satu aset sumber daya manusia dalam rangka bahu membahu demi tercapainya tujuan Muhammadiyah.
  • Mengkaji kembali model dan semangat yang dilakukan oleh generasi awal Muhammadiyah.

SIMPULAN

  • Muhammadiyah sebagai gerakan islam merumuskan gerakan pembaharuannya dalam bentuk purifikasi dan dinamisasi.
  • Tajrid secara bahasa berasal dari kata "JarradaYujarridu-Tajrdan" yang bermakna asli, murni (tidak ada tambahan dan pengurangan). Tajrd dimaksudkan secara bahasa Indonesia berarti pemurnian. Tajrd secara istilah dimaksudkan seorang mutakallim mencabut ucapannya dari perkara yang memiliki satu sifat atau lebih dengan perkara yang lain yang memiliki satu sifat atau beberapa sifat berdasarkan cara yang mubalaghah (yang jelas, dan benar).
  • Ada beberapa model atau karakteristik tajrd dan tajdd Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
  • Konkrit dan produktif, yaitu melalui amal usaha yang didirikan, diharapkan hasilnya konkrit dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh umat Islam, bangsa Indonesia dan umat manusia di seluruh dunia.
  • Tajdid bersifat terbuka, yaitu Muhammadiyah mampu mengantisipasi perubahan dan kemajuan di sekitarnya
  • Tajdid sangat fungsional dan selaras dengan cita-cita Muhammadiyah untuk menghadirkan Islam sebagai agama yang berkemajuan, dan juga berkebajikan yang senantiasa hadir sebagai pemecah segala problem yang dihadapi umat,

Gerakan keagamaan bagi Muhammadiyah tidak bias dipisahkan dari pendirinya yakni KH. Ahmad Dahlan. Sesuai dengan sikap dan pendiriannya, KH. Ahmad Dahlan lebih suka mewujudkan gagasan dan pokok pikirannya melalui tindakan nyata atau gerakan pembicaraan dan tulisan.

Adapun tindakan atau model gerakan keagamaan yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan adalah sebagai berikut:

  • Kembali kepada Alquran dan Sunnah melalui Gerakan pemurnian dalam bidang akidah dan ibadah mahdhah. Bidang muamalah duniawi, Muhammadiyah melakukan reinterpretasi al-Quran dan sunnah untuk menyelaraskan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Melakukan gerakan dakwah dan tajdid yang bersifat pencerahan. Pencerahan (tanwir) diwujudkan dalam gerakan pembaharuan tentang pemahaman keagamaan dan reformasi sistem pendidikan Islam.
  • Membentuk dan memberdayakan organisasi otonom Muhammadiyah sebagai salah satu aset sumber daya manusia dalam rangka bahu membahu demi tercapainya tujuan Muhammadiyah.
  • Mengkaji kembali model dan semangat yang dilakukan oleh generasi awal Muhammadiyah.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/30408750/model_gerakan_keagamaan_muhammadiyah

Ilyas, Yunahar. Makalah:"Tajdid Muhammadiyah dalam Persoalan Perempuan" yang diisampaikan dalam acara Focus Group Discussion Pandangan Muhammadiyah terhadap Perempuan, diadakan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah di Yogyakarta Sabtu 4 April 2015.

Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Adabul Mar'ah fi al-Islam. Yogyakarta: Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 1982.

Majelis Tarjih dan Tajdid, Keputusan Musyawarah Nasional XXV Tarjih Muhammadiyah, Jakarta: 3-5 Rabi'ul Akhir 1421/ 5-7 Juli 2000.

Sairin, Weinata. Gerakan Pembaruan Muhammadiyah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995. Salam, Junus. Gerakan Pembaharuan Muhammadiyah. Tangerang: Al-Wasat Publising House, 2009.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun