Mohon tunggu...
niqi carrera
niqi carrera Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sebagai ibu, ikut prihatin dan resah dengan kondisi sekitar yang kadang memberi kabar tidak baik. Dengan tulisan sekedar memberi sumbangsih opini dan solusi bangsa ini agar lebih baik ke depan.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Dompet Makin Tipis, Nasib Driver Ojol Kian Miris

5 April 2023   23:45 Diperbarui: 5 April 2023   23:56 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 2019, Rudiantara, mantan Menteri Kominfo mengatakan bahwa status driver online bisa tergantung model bisnis dan ekosistem yang digunakan pada layanan.

Hingga kini, Grab dan Gojek tetap menyatakan model bisnisnya tidak sama dengan moda transportasi umum, sehingga tidak bisa dikatakan sebagai perusahaan transportasi, namun perusahaan aplikasi. Pengemudinya tetap disebut sebagai mitra, bukan pegawai atau karyawan.

 

Driver ojol bukan mitra, tapi sapi perah kapitalis

Dalam kacamata kapitalisme, pengusaha akan berprinsip mencari keuntungan sebesar mungkin dengan modal yang minimalis.

Hal ini terbukti dari perusahaan aplikasi yang bergerak di ranah transportasi ini. Status mitra dipertahankan hingga kini oleh pihak aplikator untuk meraup untung sebanyak-banyaknya dengan cara memperlakukan para driver sebagai 'sapi perah'.

Banyak driver ojol yang mengeluh karena merasa terzalimi dengan potongan lebih dari 20 persen dari aplikasi. Mereka mengaku pendapatannya kini dibawah Upah Minimum Provinsi (UMP).

Sementara negara dipandang kurang serius dalam memberikan regulasi yang pasti atas status mitra dan dalam menyediakan lapangan kerja pengganti untuk para driver ojol yang nasibnya kian miris.

 

Solusi Islam dalam transportasi

Islam tidak memandang transportasi sebagai industri layaknya kapitalisme. Transportasi dianggap sebagai layanan publik yang merupakan tanggung jawab negara untuk memberikan yang terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun