Mohon tunggu...
niqi carrera
niqi carrera Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sebagai ibu, ikut prihatin dan resah dengan kondisi sekitar yang kadang memberi kabar tidak baik. Dengan tulisan sekedar memberi sumbangsih opini dan solusi bangsa ini agar lebih baik ke depan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pakar Menilai Kebrutalan Mario Dandy Berawal dari Pola Asuh yang Keliru, Bagaimana Pandangan Islam?

1 Maret 2023   02:41 Diperbarui: 1 Maret 2023   02:51 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebrutalan Mario Dandy, bagaimana pola asuh Islam (pexels.com) 

Belakangan publik dihebohkan dengan penganiayaan Mario Dandy kepada David. Mario diketahui adalah anak dari pejabat Pajak, sementara korban David adalah pelajar SMA anak dari pengurus GP Ansor.

Dalam unggahan video yang beredar luas tampak Mario Dandy menghajar korban tanpa ampun dengan sangat brutal.

Dilansir dari Antaranews, menurut Reza Indragiri Amriel sebagai pakar psikologi forensic menyebutkan bahwa pola asuh yang keliru dari orangtua turut menyumbang faktor yang mampu mempengaruhi kebrutalan Mario Dandy.

Reza melanjutkan bahwa pola asuh yang begitu memanjakan anak menjadikannya tidak mandiri secara finansial dan sosial sehingga memicu faktor resiko kekerasan.

Fasilitas kemewahan yang disediakan oleh orangtua biasanya akan memunculkan rasa percaya diri pada anak, sayangnya jika diberikan secara berlebihan bisa menimbulkan perasaan chauvinistic yang negative.

Analogi kendaraan mewah yang diberikan pada anak seperti memberikan senjata yang menjadikan pemiliknya impulsive.

Lantas bagaimana pola asuh yang benar menurut Islam?

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS At-Tahrim [66]: 6).

Pada ayat diatas dijelaskan adanya perintah untuk menjaga setiap anggota keluarga agar terhindar dari panasnya neraka.

Caranya dengan menjadikan ketakwaan sebagai asas utama dalam membangun keluarga. Perlu diketahui takwa adalah menjalankan seluruh perintah Allah dan menjauhi semua yang Allah larang.

Dalam mengasuh anak, orangtua harus memberi panduan yang tepat tentang apa yang harus dilakukan anak dan yang dilarang, sesuai standar Syariah.

Fasilitas dan kucuran materi boleh saja diberikan pada anak namun sesuai batasan syariat dan digunakan untuk mendekatkan diri pada Allah.

Misalnya jika anak diberi fasilitas gadget tapi justru memberi dampak negative yang menjauhkan dari ibadah kepada Allah, maka hal ini harus dibatasi.

Contoh lagi jika kendaraan mewah yang diberikan hanya sekedar untuk pamer, membuatnya jadi sombong dan hedonis, maka jelas memanjakan anak semacam ini tidak diperbolehkan.

Anak harus dipahamkan pemberian fasilitas oleh orangtua semuanya dipakai dalam rangka untuk memudahkan kehidupan dan mendekatkan diri kepada Allah.

Misalkan ketika jarak rumah yang jauh, maka kendaraan bisa diberikan kepada anak agar lebih cepat sampai di kampus, ke masjid dan tempat-tempat yang tidak dilarang oleh syariat.

Ketakwaan yang kuat ini wajib ditanamkan sejak dini oleh kedua orangtua sehingga anak akan bisa terkontrol menghadapi kehidupan.

Sementara tidak bisa dipungkiri bahwa kerasnya kehidupan sekuler yang hedonis dan kapitalistik kadang bisa menyeret anak-anak yang awalnya baik bisa berubah menjadi buruk.

Disnilah butuh atmosfer ketakwaan di level masyarakat hingga negara. Masyarakat Islam mencontohkan untuk saling menasehati, tidak abai dengan lingkungannya.

Di sisi negara, harus punya andil sebagai benteng terdepan agar anak-anak terlindungi. Maka negara harus punya regulasi yang baik dalam memberkan aturan dan sanksi yang tegas dalam masalah ini.

Hukum negara wajib diawasi agar tidak memihak pada golongan tertentu sehingga akan menzalimi kelompok tertentu. Seperti di alam kapitalis, dimana hukum tajam ke bawah namun tumpul ke atas.

Di dalam Islam semua orang akan dipandang sama di mata hukum. Bahkan Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa jika Fatimah mencuri, maka Nabi sendiri yang akan memotong tangannya.

Hal itu menunjukkan bahwa dalam Islam, orang akan dipandang setara di depan hukum.

Negara juga wajib memberikan fasilitas pendidikan yang mumpuni dan terjangkau agar bisa menguatkan pola pengasuhan yang telah diberikan oleh keluarga.

Kurikulum pendidikan yang disusun pada setiap jenjang wajib berasaskan ketakwaan kepada Allah.

Itulah pola asuh dalam Islam yang tidak hanya diperankan oleh keluarga, namun juga harus didukung oleh masyarakat dan negara.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun