Mohon tunggu...
niqi carrera
niqi carrera Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sebagai ibu, ikut prihatin dan resah dengan kondisi sekitar yang kadang memberi kabar tidak baik. Dengan tulisan sekedar memberi sumbangsih opini dan solusi bangsa ini agar lebih baik ke depan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Data HIV/AIDS Anak Tembus 12.533, Begini Islam Memberi Solusi

11 Desember 2022   00:36 Diperbarui: 11 Desember 2022   01:29 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pasien HIV/AIDS (pexels/Anna Shvet)

Laporan Kemenkes menyebutkan bahwa kasus anak terinfeksi HIV di bawah usia 14 tahun tembus di angka 12.553, sedangkan untuk anak di bawah usia 4 tahun berjumlah 4.764 orang.

Menurut pihak Kemenkes penyakit HIV/AIDS pada anak biasanya berasal dari ibunya. Jamak diketahui HIV ditularkan melalui perilaku seks bebas.

Sedangkan pola penularan HIV/AIDS di seluruh dunia menurut dr. Fauziyah yang harus diperhatikan sebagai berikut:

Pertama, ditemukan di Amerika Utara, Eropa Barat, New Zealand, dan Australia pada kalangan homoseksual dan pemakai obat bius.

Kedua, ditemukan di daerah Afrika Timur, Afrika Selatan, hingga Afrika Utara pada kalangan heteroseksual akibat menjamurnya prostitusi.

Di Indonesia, kasus penularan HIV/AIDS ditemukan pertama di Bali, yang diakui sebagai surganya para pelaku pergaulan bebas.

Pada akhir 2018, dari data UNAIDS melaporkan sebanyak 37,9 juta orang di dunia hidup dengan HIV dan 770.000 orang meninggal terpapar AIDS.

Lalu bagaimana solusinya agar korban AIDS tidak terus melonjak?

Di Indonesia dalam momen peringatan hari AIDS tanggal 1 Desember 2022 kali ini, mengambil tema "Bersama Masyarakat Meraih Sukses!".

Makna tema tersebut yaitu Kemenkes dan para mitra berharap bisa mengajak seluruh masyarakat untuk mencapai Indonesia bebas AIDS pada tahun 2030.

Langkah praktis untuk menuju keberhsilan tersebut yaitu dengan pemberian obat Antiretroviral (ARV) yang sampai saat ini masih menjadi andalan.

Jika pasien meminum ARV tanpa telat sekalipun, maka dijamin dapat hidup sehat seakan tidak menderita HIV/AIDS.

Solusi di hilir bisa jadi dengan pemberian obat ARV maka jumlah korban meninggal akibat AIDS akan berkurang. Tetapi apakah cukup sampai disitu? Bagaimana pencegahan agar jumlah korban tidak terus melonjak?

Maka butuh solusi yang lebih serius dari pemerintah dari sisi hulu atau preventif.

Solusi Islam terhadap HIV/AIDS

Islam merupakan agama yang lengkap. Pada penanganan kasus HIV/AIDS, Islam juga menawarkan solusi yang komprehensif.

Solusi itu dilakukan secara preventif dan kuratif atau dari hulu ke hilir. Penyelesaian dari hulu adalah dengan memutus rantai penularan, yaitu aktivitas seks bebas, baik heteroseksual maupun homoseksual.

Dalam Islam jangankan seks bebas, berduaan antara laki-laki dan perempuan bukan mahram saja sudah dilarang. Islam juga dengan tegas melarang hubungan homoseksual.

Islam juga menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan dengan aturan pakaian yang menutup aurat, menjaga pandangan, area laki-laki dan perempuan terpisah sehingga meminimalkan interaksi yang tidak perlu antara keduanya.

Jika masih saja terdapat pelanggaran seks bebas, maka negara dengan tegas akan memberi hukuman rajam atau dicambuk untuk pelaku seks bebas heteroseksual, dan hukuman mati untuk pelaku homoseksual.

Untuk seseorang yang terlanjur terpapar HIV/AIDS akan dikarantina dan diobati secara gratis oleh negara.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun