Langkah praktis untuk menuju keberhsilan tersebut yaitu dengan pemberian obat Antiretroviral (ARV) yang sampai saat ini masih menjadi andalan.
Jika pasien meminum ARV tanpa telat sekalipun, maka dijamin dapat hidup sehat seakan tidak menderita HIV/AIDS.
Solusi di hilir bisa jadi dengan pemberian obat ARV maka jumlah korban meninggal akibat AIDS akan berkurang. Tetapi apakah cukup sampai disitu? Bagaimana pencegahan agar jumlah korban tidak terus melonjak?
Maka butuh solusi yang lebih serius dari pemerintah dari sisi hulu atau preventif.
Solusi Islam terhadap HIV/AIDS
Islam merupakan agama yang lengkap. Pada penanganan kasus HIV/AIDS, Islam juga menawarkan solusi yang komprehensif.
Solusi itu dilakukan secara preventif dan kuratif atau dari hulu ke hilir. Penyelesaian dari hulu adalah dengan memutus rantai penularan, yaitu aktivitas seks bebas, baik heteroseksual maupun homoseksual.
Dalam Islam jangankan seks bebas, berduaan antara laki-laki dan perempuan bukan mahram saja sudah dilarang. Islam juga dengan tegas melarang hubungan homoseksual.
Islam juga menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan dengan aturan pakaian yang menutup aurat, menjaga pandangan, area laki-laki dan perempuan terpisah sehingga meminimalkan interaksi yang tidak perlu antara keduanya.
Jika masih saja terdapat pelanggaran seks bebas, maka negara dengan tegas akan memberi hukuman rajam atau dicambuk untuk pelaku seks bebas heteroseksual, dan hukuman mati untuk pelaku homoseksual.
Untuk seseorang yang terlanjur terpapar HIV/AIDS akan dikarantina dan diobati secara gratis oleh negara.