Gandum dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan suhu rendah untuk mendorong pembungaan. Standar untuk daerah tersebut adalah pada ketinggian di atas 1.000 meter di atas permukaan laut.
Profesor Dr Fadjry Djufry, kepala percetakan Balitbangtan, juga mengungkapkan bahwa Balitbangtan telah lama meneliti dan merakit varietas gandum tropis.Â
Balitbantan juga sedang meneliti varietas gandum unggul, yang menghasilkan peluncuran di Nias dan Timor pada tahun 1993, Selayar pada tahun 2003 dan Dewata pada tahun 2004. Keempatnya merupakan varietas gandum dataran tinggi dengan hasil rata-rata masing-masing 2,0 ton/ha, 2,0 ton/ha, 2,95 ton/ha dan 2,04-2,96 ton/ha.
Kabar dari para peneliti sebenarnya bisa memberikan secercah harapan. Namun, lagi-lagi gandum tak lagi digenjot untuk diproduksi. Penyebabnya adalah tidak adanya penampungan hasil panen gandum, tidak ada upaya optimal dari pemerintah untuk mengembangkan gandum dan tanaman gandum yang cocok ditanam di dataran tinggi harus bersaing dengan tanaman sayuran yang lebih menjanjikan.
Kedaulatan pangan adalah konsep ketersediaan pangan melalui produksi lokal. Kedaulatan pangan adalah suatu konsep yang mewujudkan hak atas pangan yang bermutu gizi baik dan sesuai budaya, diproduksi dengan menggunakan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.Â
Artinya kedaulatan pangan sangat mendukung prinsip diversifikasi pangan sesuai dengan budaya lokal yang ada.
Diversifikasi makanan juga berguna untuk mendapatkan nutrisi dari sumber nutrisi yang lebih bervariasi dan seimbang. Antisipasi makanan baru seperti mi yang bahan bakunya tidak diproduksi secara lokal perlu diperhatikan dalam pengembangan industri dan penerapan jenis teknologi yang akan dipilih.Â
Indonesia menawarkan berbagai bahan pangan pengganti seperti umbuk-umbian yaitu talas, gandum dan jagung yang semuanya dapat dijadikan sebagai pengganti nasi. Sepatutnya berbagai bahan pangan tersebut juga bias mencapai kedaulatan pangan, termasuk gandum.
Sebagai negara agraris, situasi Indonesia benar-benar jatuh ke dalam ironi Indonesia yang tidak mampu sepenuhnya memenuhi kebutuhan pangan nasional. Situasi ini diperparah dengan kurangnya keseriusan pemerintah dalam pembangunan pertanian. Padahal, pertanian adalah tentang hidup dan mati manusia.
Selain itu, aspek pertanian yang terabaikan turut menyumbang angka kemiskinan masyarakat Indonesia. Kalau bisa swasembada beras dengan dukungan pemerintah melalui pembangunan irigasi pertanian, mengapa pemerintah tidak melakukannya untuk pangan lain?
Berbagai kebijakan di sektor pertanian seperti pengelolaan tanah, penemuan inovasi, termasuk dukungan sektor industri, ukungan pemerintah dalam pengadaan pupuk, tidak lepas dari model sistem yang dijalankan oleh pemerintah.Â