Mohon tunggu...
The Handa
The Handa Mohon Tunggu... Buruh - Freelancer

Pembelajar~

Selanjutnya

Tutup

Film

Notebook (2019), Adaptasi Film Thailand Teacher's Diary oleh Salman Khan di Bollywood

22 Januari 2025   18:07 Diperbarui: 22 Januari 2025   18:07 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film terkenal dari Thailand yang rilis tahun 2014 berjudul Teacher's Diary diadaptasi oleh Salman Khan Film dan Cine1 Studios. Menggunakan premis yang serupa, film Bollywood tersebut menggunakan judul Notebook.

Notebook disutradarai oleh Nitin Kakkar, yang sebelumnya pernah menyutradarai film Filmistaan (2012) dan Mitron (2018).
Diperankan oleh lead aktor Zaheer Iqbal (sebagai Kabir Kaul) dan Pranutan Bahl (sebagai Firdaus Quadri). Film rilisan tahun 2019 ini ditulis  oleh Sharib Hashmi dan Payal Ashar.

Film berdurasi 112 menit ini mengisahkan tentang Kabir, mantan perwira militer yang kembali ke Kashmir untuk menjadi guru di sekolah pedalaman. Ia memilih keluar dari militer karena trauma gagal menyelamatkan anak dari Pakistan dari ranjau darat saat bertugas di perbatasan Pakistan-India.

Sekolah pedalaman tersebut menjadi satu-satunya sekolah dasar yang ada di wilayah itu. Berada di tengah-tengah perairan, sehingga membuat sekolah sulit diakses penduduk. Penduduk sekitar pun memiliki masalah kesejahteraan, sehingga semakin mempersulit akses pendidikan anak-anak mereka.

Kabir rela melakukan hal tersebut karena ingin mempertahankan sekolah Wular Public School yang didirikan mendiang ayahnya. Namun demikian, ia memiliki masalah dalam bersosialisasi. Yakni kesulitan mengatur emosi kemarahan atau memiliki anger issue. Sebab sejak kecil dirinya sering diganggu teman-temannya baik di sekolah, maupun di lingkungan rumahnya.

Di hari pertama Kabir mengajar, ia menemukan buku harian milik Firdaus. Guru yang mengajar Wular Public School sebelumnya. Di buku tersebut banyak diceritakan kisah-kisah pribadi Firdaus selama menjadi guru di sekolah tersebut. Kabir jadi mengetahui apa latar belakang Firdaus yang menuntunnya menjadi seorang guru perempuan yang mau mengajar di tempat pelosok. Padahal tempat tersebut tidak ada air bersih, gas, listrik, maupun jaringan telepon. Dan Firdaus mengajar sendirian di sana. Berbeda dengan tokoh utama di Teacher Diary yang didampingi satu temannya.



Kabir terjatuh dari kamarnya hingga tangannya patah. Dengan alat seadanya ia mencoba menanganinya. Sendirian di sekolah tersebut ia frustasi dan memanggil nelayan yang kebetulan lewat di dekat sekolah. Ia sambat dengan keadaannya, sendirian, tanpa sumber daya, dan sebagai guru tidak memiliki murid.

Sang nelayan menyarankan Kabir untuk memanggil anak-anak langsung dari pintu ke pintu. Berhasil, Kabir mengumpulkan 5 anak untuk dididik. Mereka berasal dari tingkat kelas yang berbeda-beda.

Secara garis besar, film Notebook memiliki kesamaan dengan Teacher's Diary, dimana guru laki-laki dengan masalah mengajar, jatuh cinta dengan guru perempuan yang belum pernah ditemuinya. Jatuh cinta melalui buku diary yang ditinggalkan di sekolah pedalaman yang berada di tengah perairan.

Bedanya di adaptasi India ini sudah pasti dibubuhi dengan lagu backsound dan tarian-tarian yang khas. Total ada 6 lagu yang digunakan. Berjudul Nai Ladga, Laila, Bhumro, Safar, Notebook Epilogue dan Main Taare.

Seperti budaya India yang suka berkata-kata, di film ini racikan dialog diolah lebih ciamik. Apalagi bagian Kabir menyatakan perasaannya pada Firdaus di buku harian milik Firdaus. Menggunakan kata-kata romantis yang intens dan panjang. Mantab gak tuh?

Yang menarik, di film ini digambarkan ada seorang ayah dari anak bernama Imran yang berkelahi dengan Kabir karena Imran gagal ujian. Padahal Imran paling pintar Matematika. Ayah Imran akan membawa Imran pergi jika Imran gagal di sekolah. Sementara itu, Kabir mencoba menyelamatkan Imran dari kemarahan ayahnya.

Ayah Imran dan Kabir berduel alot. Pistol milik ayah Imran terjatuh, saat ia mendominasi tubuh Kabir. Ayah Imran meminta Imran mengambilkan pistol tersebut. Imran justru menodongkan pistol ke ayahnya. Karena ia tak mau gurunya, Kabir ditembak mati ayahnya. Namun Kabir membujuk Imran agar tak melakukannya. Karena tak mau Imran meniru cara keji ayahnya. Dan Imran tak mau pendidikan yang selama ini dienyam Imran, gagal membuat Imran menjadi manusia yang beradab. Akhirnya Imran luluh tak jadi menembak ayahnya. Sang ayah pun luluh jika anaknya mengulang kelas dan melanjutkan pendidikan.

Film ini menarik karena kisah cinta Kabir dan Firdaus disajikan romantis, namun tanpa berlebihan atau alay. Film diadaptasi menjadi sangat kental unsur India, seperti nama-nama daerah, penamaan pemain, tradisi India (pernikahan ala India dengan pakaian khas India yang ikonik), hingga isu radikalisme di Kashmir (ayah Imran). Film ini cocok ditonton teman-teman Kompasianers yang ingin mendapat sensasi menonton film romantis namun ringan. Durasi 112 menit gak berasa nontoninnya, beneran deh. Tonton aja sendiri kalau tidak percaya. Hehehehe.

Kamsia~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun