Kyle Walker, si bek kanan yang udah koleksi enam gelar Liga Primer, akhirnya cabut dari Manchester City dan mendarat di AC Milan. Banyak yang berargumen bahwa Walker adalah yang terbaik, bahkan lebih baik dari beberapa nama legendaris lainnya. Bener nggak, sih?
Kyle Walker: The Ultimate Right-Back Legacy
Bicara soal bek kanan terbaik, nama Kyle Walker tak bisa dilewatkan. Dengan kemampuan bertahannya yang luar biasa dan kecepatan yang sulit ditandingi, dia jadi patokan bagi banyak pemain. Meskipun ada banyak bek kanan top seperti Gary Neville dan Trent Alexander-Arnold, Walker tetap jadi yang paling lengkap dalam hal kualitas bertahan, kecepatan, dan daya tahan. Namanya memang kurang dikenal di luar lapangan, tapi dalam lapangan, dia selalu jadi sorotan.
Salah satu hal yang bikin Walker berbeda adalah konsistensinya. Selama hampir 14 tahun bermain di Liga Primer, dia hanya absen dalam 82 pertandingan karena cedera. Bahkan, di lima musim terakhirnya di City, Walker hampir selalu tampil di lebih dari 85 persen pertandingan, menunjukkan betapa pentingnya dia buat tim. Kalau kita lihat lebih dalam, selama satu dekade karirnya di City, dia hampir nggak pernah bikin kesalahan yang berujung gol. Itu bukti betapa solidnya dia di lini belakang.
Perjalanan Walker: Dari Tottenham ke City
Perjalanan Walker dimulai pada 2009, saat Tottenham membawanya dari Sheffield United dengan biaya transfer sebesar 9 juta pounds, yang juga melibatkan Kyle Naughton. Meski awalnya lebih banyak dipinjamkan ke klub-klub seperti QPR dan Aston Villa, Walker akhirnya menunjukkan kualitasnya dan jadi pilihan utama di Tottenham. Sejak saat itu, performanya makin meningkat, dan dia jadi bek kanan yang nggak terelakkan di Liga Primer.
Konsistensinya mulai terlihat setelah dia menghabiskan beberapa musim di tim utama Tottenham, dan statistiknya menunjukkan peningkatan yang luar biasa. Seiring berjalannya waktu, Walker mulai dikenal sebagai bek kanan yang nggak cuma handal bertahan, tapi juga punya kecepatan luar biasa yang jadi senjata ampuh buat bertahan dari serangan balik lawan. Bahkan, gol pertamanya untuk Tottenham, tendangan dari jarak 25 yard yang bikin fans Tottenham bersorak, langsung bikin namanya dikenal sebagai bek kanan yang punya potensi besar.
Kehebatan Walker di Manchester City
Di Manchester City, Walker jadi bagian dari transformasi besar di bawah Pep Guardiola. Lebih dari 200 penampilan Liga Primer bersama City, dia nggak pernah bikin kesalahan yang berujung gol. Itu angka yang luar biasa kalau dibandingin dengan pemain lain di posisi yang sama. Meskipun dia nggak terlalu sering mencetak gol, cuma tiga gol selama karirnya di City, kemampuan bertahannya yang solid dan kecepatan yang nggak tertandingi bikin dia jadi bek kanan yang sangat berharga bagi tim.
Setelah bergabung dengan City, performa Walker makin berkembang. Dia nggak cuma tampil solid bertahan, tapi juga mulai beradaptasi dengan gaya permainan Guardiola yang mengutamakan penguasaan bola dan mobilitas tinggi. Dalam beberapa tahun terakhir, perannya sebagai bek sayap juga jadi sangat vital. Walker bisa masuk ke lini tengah untuk membantu menguasai bola, dan di saat yang bersamaan, dia tetap jadi benteng yang sulit ditembus.
Pada musim 2022-23, meskipun waktunya bermain agak terbatas akibat cedera, Walker tetap tampil solid. Di musim itu, meskipun hanya jadi pilihan utama di beberapa pertandingan, kontribusinya nggak berkurang. Dia masih jadi salah satu pemain dengan menit bermain terbanyak di City, menunjukkan betapa pentingnya dia buat tim meski usianya sudah menginjak 32 tahun.
Penurunan Fisik dan Keputusan Pindah ke Milan
Namun, seperti pemain lain yang terus bertambah usia, penurunan fisik mulai terlihat. Kecepatan yang jadi andalannya mulai berkurang. Di musim 2022-23, Walker tercatat lebih banyak bikin pelanggaran, dengan rata-rata 1,1 kali per 90 menit, yang jauh lebih tinggi dibandingkan musim-musim sebelumnya. Itu pun wajar, mengingat usianya yang makin menua dan tuntutan fisik yang semakin berat.
Pada titik ini, Walker memutuskan untuk mencari tantangan baru di luar Inggris. Pindah ke Milan jadi langkah yang masuk akal untuk melanjutkan karirnya, dan mungkin juga untuk mengurangi tekanan yang semakin berat di Liga Primer. Keputusan ini menandakan bahwa meskipun karirnya di City nggak berakhir seperti yang ia harapkan, dia masih punya banyak hal yang bisa diberikan di level tertinggi.
Warisan Kyle Walker di Liga Primer
Kepergian Walker dari City mengakhiri satu era, tapi warisannya sebagai bek kanan terbaik dalam sejarah Liga Primer pasti akan bertahan. Dengan total enam gelar Liga Primer, satu Liga Champions, dan kontribusi yang tak terhitung banyaknya untuk tim, Walker telah menorehkan namanya di buku sejarah kompetisi ini. Banyak yang akan berusaha untuk menggantikan posisi dan peran yang ditinggalkannya, tapi untuk saat ini, Walker tetap jadi patokan bagi bek kanan di Inggris.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI