Jadi, meski saat ini Alonso masih betah di Leverkusen, perjalanan kariernya jelas bakal terus menarik untuk diikuti. Man City, dengan proyek besar mereka, bisa jadi pilihan menarik bagi pelatih yang punya filosofi sepak bola yang sangat solid. Tapi, pastinya, jalan menuju Etihad nggak akan mudah, apalagi dengan banyaknya klub besar yang juga meminati dirinya.
Pasti seru banget untuk melihat langkah Xabi Alonso selanjutnya---apakah dia akan terus sukses di Leverkusen, ataukah siap menerima tantangan di salah satu klub top Eropa, termasuk Man City.
5. Mikel ArtetaLiga Inggris.
Setelah tiga tahun jadi tangan kanan Pep Guardiola di Manchester City, Mikel Arteta sekarang jadi salah satu rival paling tangguh bagi tim asuhan Guardiola. Di Arsenal, Arteta berhasil membuktikan dirinya dengan menerapkan filosofi sepak bola ala Guardiola, tapi dengan sentuhan khasnya sendiri. Hasilnya? Arsenal yang dulu terpuruk di posisi kedelapan, kini jadi salah satu kandidat kuat juaraPertanyaannya sekarang, apakah Arteta bakal melangkah dari Emirates ke Etihad? Itu masih jadi misteri. Tapi satu hal yang pasti, pria 42 tahun ini sudah mendapatkan respek tinggi dari dewan Man City. Arteta jelas bukan lagi sosok yang bisa dianggap remeh.
Dengan segala pencapaiannya bersama Arsenal, nggak heran kalau banyak yang melihatnya sebagai calon penerus Guardiola, baik di City atau klub besar lainnya. Namun, untuk saat ini, Arteta tampaknya masih fokus memperkuat Arsenal, karena persaingan dengan City bakal terus memanas.
4. Vincent Kompany Vincent Kompany, legenda hidup Manchester City, sudah bukan nama asing lagi di dunia sepakbola. Setelah 360 pertandingan bersama City, hubungan Kompany dengan klub ini sudah seperti rekan sejati. Siapa yang bisa melupakan kontribusinya yang luar biasa di jantung pertahanan, membawa City meraih berbagai trofi bergengsi selama bertahun-tahun? Tapi, setelah pensiun jadi pemain, Kompany nggak langsung duduk manis. Ia memulai karier manajerialnya di Anderlecht pada 2020, dan pada 2022, ia beralih ke Burnley.
Di Burnley, Kompany langsung menunjukkan kelasnya sebagai pelatih. Di musim pertamanya, ia membawa timnya juara Championship dengan raihan 101 poin. Tapi, meski tampil gemilang di kasta kedua, Burnley mengalami nasib buruk dan terdegradasi ke Championship lagi. Namun, gaya permainan Kompany yang ofensif, menarik perhatian klub-klub besar.
Bayern Munich, yang dulu sempat dilatih oleh Pep Guardiola, langsung menatap Kompany sebagai sosok yang bisa membawa mereka kembali ke jalur kemenangan. Pada musim panas 2024, Kompany pun akhirnya mengambil alih posisi pelatih di Bayern.
Tentu saja, hubungan Kompany dengan Pep Guardiola sendiri nggak bisa dibilang biasa. Guardiola sudah lama menganggap Kompany sebagai calon pelatih hebat, bahkan nggak ragu kalau suatu hari nanti Kompany bakal kembali ke Manchester City.
Jadi, apakah suatu hari nanti Kompany bakal menggantikan Guardiola di Etihad? Hanya waktu yang bisa jawab. Tapi, yang pasti, Kompany punya masa depan cerah sebagai pelatih, dan cerita ini baru saja dimulai.
3. Xavi Hernandez
Xavi Hernandez, mantan gelandang jenius Barcelona yang sering dijuluki sebagai "dirigen lapangan," baru saja merasakan pahitnya pemecatan dari posisi pelatih Blaugrana di awal 2024. Padahal, sebelumnya Barcelona sebenarnya berniat mempertahankan Xavi, tapi akhirnya keputusan sulit diambil. Xavi kini berada di persimpangan jalan, menunggu kesempatan untuk kembali ke dunia kepelatihan, yang sudah ia jalani sebelumnya dengan sukses bersama Al-Sadd di Qatar.Kisah Xavi dan Guardiola memang tak bisa dipisahkan. Keduanya punya visi permainan yang mirip---mengutamakan penguasaan bola dan strategi cerdas. Wajar saja jika Xavi, dengan latar belakang dan kemampuannya, kini masuk radar Manchester City. Nggak cuma karena gaya permainannya, tapi juga karena dia tahu betul bagaimana caranya meraih kesuksesan.