Mohon tunggu...
The Balbalans
The Balbalans Mohon Tunggu... Freelancer - Sepakbola Akar Rumput

Created by The Poor, Stolen by The Rich

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Amorim & Mourinho: Dua Legenda, Satu Inspirasi dari Lisbon

3 Desember 2024   14:16 Diperbarui: 3 Desember 2024   14:16 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruben Amorim (by: Football Transfer)

Jadi, ternyata dari kampus perintis di Lisbon, Amorim dan Mourinho sama-sama meniti jalan menuju dunia sepak bola yang penuh tantangan dan kejutan. Jangan cuma ngeliat mereka di lapangan, karena ternyata perjalanan mereka dimulai dari kelas-kelas akademik yang penuh dengan pelajaran berharga.

Kamu tahu nggak sih, kalau Ruben Amorim, pelatih top asal Portugal, masuk kuliah meskipun waktu itu dia udah jadi pemain sepak bola profesional? Yaps, pada tahun 2017, dia diterima sebagai salah satu murid pertama di program high-performance football coaching, padahal dia belum pernah punya gelar sarjana. Sebagai pemain di Belenenses dan Benfica, Amorim nggak punya latar belakang akademis, tapi tetap aja dia berhasil masuk. Kenapa? Karena program ini sengaja buka kesempatan buat calon-calon pelatih berbakat yang belum punya gelar tapi punya potensi luar biasa, dan jelas banget Amorim termasuk di dalamnya.

Nah, apakah kursus ini bakal jadi kunci keberhasilannya di Manchester United? Kita nggak bisa bilang pasti, soalnya Carlos Vicens, yang jadi asisten Pep Guardiola, juga ikut kuliah di program yang sama setahun setelah Amorim. Bahkan, Pedro Marques, direktur pengembangan sepak bola Liverpool, dan dua asisten Amorim juga jadi murid di fakultas yang sama. Jadi, meskipun Amorim nggak sendirian, dia tetap punya keunggulan tersendiri karena bisa menyeimbangkan dunia akademis dan dunia sepak bola yang dia geluti.

Jadi, siap-siap, karena perjalanan Amorim ternyata nggak cuma melibatkan bola dan lapangan, tapi juga kelas-kelas penuh ilmu yang bisa bikin dia lebih jago lagi sebagai pelatih.

Akademis dan Sepak Bola: Kombinasi Keren yang Belum Ada di Inggris, Tapi Sudah Ada di Portugal


Kamp Pelatihan Tim di Portugal dan Program Lokakarya Pendidikan Pelatih (by: ifapt.com)
Kamp Pelatihan Tim di Portugal dan Program Lokakarya Pendidikan Pelatih (by: ifapt.com)

Kamu pernah bayangin nggak sih, dunia akademis dan sepak bola itu bisa jadi teman akrab? Kalau di Inggris, keduanya tuh kayak dua dunia yang nggak pernah saling nyambung. Di sana, ada semacam perang kelas antara mereka yang duduk di menara gading dan yang bekerja di lapangan, jadi jarang banget orang akademis nyampur sama pekerja lapangan, apalagi yang ada di dunia sepak bola. Tapi, di Portugal? Itu cerita lain. Di Portugal, sepak bola dan dunia akademis bisa dibilang saling melengkapi dan bekerja sama, dan banyak yang bilang, salah satu orang yang bikin ini bisa terjadi adalah Carlos Queiroz, mantan pemain dan pelatih Manchester United.

Tahun 80-an, Prof. Mirandela da Costa, yang jadi kepala departemen sepak bola di Universitas Lisbon, memanggil Carlos Queiroz untuk bantu ubah wajah sepak bola Portugal. Queiroz, yang dikenal dengan makalahnya tentang pengembangan pemain muda yang jadi bahan rujukan utama, akhirnya melatih "Generasi Emas" Portugal---yang waktu itu dihuni bintang-bintang muda seperti Lus Figo, Rui Costa, dan Gil Gomes. Hasilnya? Piala Dunia U-20 dua kali berturut-turut, pada 1989 dan 1991. Sejak saat itu, sepak bola Portugal mulai berkembang pesat, dan "pohon ek" yang kuat pun tumbuh, yang bisa kita lihat dalam sosok Mourinho, Cristiano Ronaldo, dan tentu saja agen super Jorge Mendes. Mereka semua memainkan peran besar dalam membawa sepak bola Portugal jadi salah satu kekuatan besar di Eropa.

Menurut Profesor Veloso, yang juga teman lama Mourinho, "Jos membuka pintu bagi pelatih-pelatih Portugis, tapi lebih seperti membuka gerbang besar, dan Ronaldo membuka pintu untuk para pemain." Intinya, pemain asal Portugal sudah punya kualitas terjamin, tinggal pilih aja.

Tapi yang bikin unik, semuanya ini dimulai dari hubungan erat antara akademisi dan federasi sepak bola Portugal. Veloso bilang, "Kami beruntung punya orang-orang hebat di sini. Tapi di Inggris? Mungkin susah bayangin ada universitas yang bakal ngajak pelatih top Manchester United buat bikin program pendidikan pelatih sepak bola kayak kami." Bener juga sih, kan di Inggris malah Harvard Business School yang akhirnya memanfaatkan pengalaman Sir Alex Ferguson setelah dia pensiun, bukannya universitas lokal.

Di Inggris, universitas besar kayak Oxford dan Cambridge bahkan nggak pernah kepikiran buat ngajak pelatih terkenal buat bantu pendidikan kepelatihan sepak bola. Tapi di Portugal, justru itu yang terjadi. Veloso, yang banyak kenal orang-orang berwawasan luas di akademis Inggris dan juga pelatih-pelatih di Liga Premier, ngasih pencerahan: "Kamu perlu menggabungkan kedua dunia ini---orang-orang berpengalaman di level tinggi yang ngerti teori dan praktik."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun