Setelah terbangun bounding yang cukup, mbak Indri lantas mulai menceritakan tentang semua yang ia rasakan dan alami selama ini. Hal menarik bagi saya pribadi sejak menjadi profesional hipnoterapis adalah hampir 95% kasus selalu ada hubungannya dengan luka atau trauma masa kecil.
Tidak terkecuali klien yang satu ini, ia menuturkan bahwa di masa kecilnya selalu mendapatkan kekerasan verbal dan fisik yang dilakukan oleh sang ayah. Bahkan lebih parahnya lagi, ia pernah mendapatkan pelecehan seksual dari kakak kandungnya sendiri.
Peristiwa-peristiwa buruk masa lalu itulah yang membentuk indri kecil menjadi pribadi yang pendiam dan penakut hingga sekarang. Belum lagi ditambah semasa sekolah, ternyata klien juga menjadi korban bullying dari teman-temannya.
Sang ibu tergolong orang tua yang abai. Dia jarang sekali memperhatikan anak-anaknya karena sibuk bekerja membantu ekonomi keluarga.
Problem mbak Indri tidak berhenti sampai di sini. Saat remaja hingga dewasa, ia sering dikecewakan oleh pasangannya. Beberapa kali menjalin hubungan asmara, namun selalu kandas karena orang ketiga.
Ujian bertubi-tubi yang dialami membuat mbak indri semakin frustasi dan putus asa. Dengan isak tangis tiada henti, ia menceritakan setiap peristiwa dengan sangat detail. Ruang terapi menjadi satu-satunya saksi di luar kami berdua.
Singkat cerita sesi konseling telah usai, untungnya mbak Indri memiliki sub modalitas dan sugestivitas relatif sangat baik, sehingga saya menyarankan untuk mengikuti program hipnoterapi.
Beberapa sesi yang saya sarankan untuk diikuti antara lain:
- Release Emosi
- Release Trauma
- Forgiveness Therapy
- Parts Therapy; dan
- Hypno Motivation
Seminggu sudah mbak Indri menuntaskan 2 sesi awal dari jadwal 5 sesi yang menjadi program. Alhamdulillah perkembangan mental dan kondisi psikisnya berangsur membaik.
Kini saatnya ia menjalani terapi memaafkan atau forgiveness therapy. Sesi ketiga menjadi sesi yang cukup berat baik bagi klien maupun kami sebagai juru hipnoterapis karena di sesi ini, klien wajib menghadirkan sosok orang-orang yang telah berbuat salah untuk dimaafkan.