"Kesehatan bukan hanya tentang apa yang kita makan, tetapi juga apa yang kita pikirkan dan rasakan." -Anonim
Beberapa waktu yang lalu saya didatangi oleh seorang klien yang meminta bantuan untuk menyembuhkan problem gangguan kecemasan. Selama bertahun-tahun klien saya mengalami sulit tidur, sakit asam lambung hingga depresi akut.
Seperti biasa saat sesi konsultasi, saya menggali jauh lebih dalam mengenai akar masalah yang menjadi penyebab, mulai dari kehidupan masa kecil, lingkungan sekolah dan sosialnya.
Hasil dari sesi konsultasi, klien saya ternyata mengalami Post Traumatic Stres Disorder (PTSD) yang disebabkan oleh beberapa peristiwa masa lalu antara lain kekerasan orang tua, kasus bullying dan kematian suami.
Post Traumatic Stress Disorder atau gangguan stres pascatrauma ialah gangguan mental yang muncul setelah seseorang menyaksikan dan/atau mengalami peristiwa yang bersifat traumatis atau peristiwa yang sangat tidak menyenangkan.
Gangguan mental ini bisa menyebabkan penderitanya mengalami perasaan cemas, takut, sedih hingga marah yang datangnya tiba-tiba sampai berpengaruh pada masalah kesehatan fisik.
PTSD hanya satu dari sekian banyak problem gangguan kesehatan mental. Selain PTSD masih banyak lagi problem mental yang kini merebak, mulai dari level ringan, medium hingga kompleks.
Kasus-kasus seperti phobia, gangguan disosiatif atau kepribadian, stres berat, gangguan suasana hati, obsessive compulsive disorder (OCD), depresi, kecanduan dan psikosomatis adalah sederet kasus yang sering saya tangani di tempat praktik hipnoterapi milik saya.Â
Problem kesehatan mental dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Berikut risiko-risiko problem kesehatan mental.
1. Menutup Diri
Seseorang yang mengalami problem mental biasanya enggan untuk bersosialisasi, lebih suka mengurung dan menutup diri dari lingkungan sosialnya.
2. Malas Beraktivitas
Penderita gangguan mental cenderung memiliki rasa malas untuk beraktivitas. Hal ini wajar karena tubuhnya kekurangan hormon baik sehingga sifat malas begitu melekat.
3. Mempengaruhi Kesehatan Fisik
Pada kasus-kasus tertentu, gangguan mental bisa mempengaruhi kondisi kesehatan fisik seseorang misalnya asam lambung, vertigo, mudah lelah, gangguan pernapasan, sulit tidur hingga stroke ringan.Â
4. Menurunnya Produktivitas
Seringkali didapatkan bahwa seseorang dengan gangguan kesehatan mental mengalami penurunan produktivitas. Ia jadi malas bekerja, malas belajar dan lebih senang menyendiri.
5. Mengalami Halusinasi
Pengalaman-pengalaman buruk masa lalu yang dialami bisa membuat penderita problem mental mengalami ilusi pikiran atau yang bisasa disebut dengan halusinasi. Ketika berhalusinasi, seseorang bisa saja menyakiti dirinya sendiri dan orang di sekitarnya.
Fakta lain yang lebih mencengangkan, hasil dari survei Indonesia Natioanal Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) menyebutkan bahwa 1 dari 3 remaja di Indonesia mengalami mengalami masalah kesehatan mental.Â
Dengan kata lain lebih kurang 15,5juta remaja di Indonesia usia 10 - 17 tahun saat ini sedang mengalami gangguan kesehatan mental dengan berbagai kategori dan level problem.
Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan karena bagaimanapun juga kita harus pahami bahwa masa depan negara kita ada di tangan anak-anak dan remaja.
Ancaman serius ini tentu saja tidak boleh diremehkan mengingat mental dan karakter merupakan pondasi utama untuk membangun Indonesia.Â
Kini kita telah memahami bahwa risiko kesehatan mental bisa sangat merugikan. Oleh sebab itu mulai sekarang kita perlu menjaga serta merawat kesehatan mental kita. Berikut beberapa tips yang bisa saya bagikan untuk menjaga kesehatan mental Anda kawan!
1. Menerapkan Pola Makan Sehat
Tubuh dan pikiran adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Kalau Anda ingat ada pepatah yang mengatakan bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka hal itu adalah benar adanya.
Otak memerlukan kecukupan nutrisi agar bisa berfungsi dengan baik karena ia memiliki neurotransmitter yang mempengaruhi seluruh anggota tubuh Anda.Â
Sebut saja sistem peredaran darah, sistem pernafasan, gerakan otot, detak jantung, paru-paru dan sebagainya. Pola makan sehari 3 kali dengan gizi seimbang dapat menjaga fungsi kerja otak Anda.Â
Baca:Â Kurangi "Junk Food", Mari Seimbangkan Nutirisi Demi Kebaikan Diri
2. Menjalankan Pola Hidup Sehat
Salah satu cara efektif untuk pola hidup yang sehat adalah dengan rutin berolahraga. Olahraga teratur sangat ampuh untuk menjaga kesehatan mental Anda. Olahraga sejatinya memicu otak kita melepaskan hormon endorfin, yakni zat kimia yang dapat meningkatkan rasa bahagia bagi Anda.
Anda tidak perlu harus pergi ke pusat kebugaran, cukup meluangkan waktu 15 - 20 menit setiap hari melakukan gerakan-gerakan ringan seperti senam pagi, jalan kaki atau lari. Olahraga juga bermanfaat untuk menjaga berat badan ideal karena sistem metabolisme dapat bekerja secara optimal.Â
3. Mengelola Stres
Stres karena tekanan bisa datang sewaktu-waktu. Banyak hal yang dapat memicu stres seperti tekanan kerja, tugas-tugas sekolah, problem dengan pasangan dan lain-lain.
Saat Anda merasa tertekan, ada baiknya memberikan jeda kepada diri sendiri dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang membuat tubuh menjadi rileks diantaranya meditasi, istirahat yang cukup, traveling, nonton film atau sekedar mendengarkan musik favorit.Â
Dengan menerapkan manajemen stres yang baik akan menghindarkan Anda dari potensi gangguan kesehatan mental.
Segala hal yang kita pikirkan dan rasakan bisa sangat mempengaruhi kesehatan fisik maupun mental. Oleh karena itu selalu tumbuhkan rasa sayang dan cinta kepada diri Anda sendiri.
Setelah menjalani beberapa kali sesi hipnoterapi dan mengubah kebiasaan seperti yang saya sarankan, klien saya akhirnya dapat lepas dari trauma yang dirasakan selama ini.
Demikian ulasan mengenai pentingnya memahami dan menjaga kesehatan mental kita. Semoga bermanfaat, salam sehat dan bahagia.
-Anjas Permata
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI