"Sambel wadernya 2 esktra pedas pake nasi, es teh satu dan es jeruk satu ya mbak!", jawab saya.
"Ada tambahan lain?", tanya si mbak untuk memastikan pesanan sekali lagi.
Istri saya menjawab, "Botok tahu tempe sama bakwan jagung seporsi."
Saat itu telah banyak pengunjung yang memenuhi warung. Kita bisa memilih mau makan indoor atau outdoor. Di luar disediakan meja kursi yang diletakkan dibawah pohon-pohon kersen atau keres.
Tak berapa lama, semua pesanan kami telah tersedia di meja. Hmmm... aroma ikan wader yang baru saja digoreng sangat menggugah selera. Kepulan asap nasi panas semakin menambah gairah kami untuk langsung menyantapnya.
"Jiangkrik... panas!!!, teriakku setelah jari tangan kepanasan sewaktu mengambil ikan wader dari tumpukan sambel.
Makan sambel memang paling nikmat menggunakan tangan. Hanya kaum lemah yang makan sambel pakai sendok (haha..).Â
Saya ambil nasi yang sudah mulai menghangat, lalu cocolkan dulu ke sambel terasinya. Alamak... rasa ini tak ada duanya!!!
Kriuk.. kriuk.. saya mulai menghajar ikan-ikan wader goreng kering yang sempat beradu sakti dengan jari jemari. Perpaduan nasi, sambel terasi dan ikan wader memang dahsyat men!
Karena keasyikan makan sambel wader, hampir saja kami kelupaan kalau di meja masih ada botok tahu tempe dan bakwan jagung. Ketika saya membuka daun pisang pembungkus botok, langsung tercium gurihnya parutan kelapa yang berpadu dengan irisan tahu dan tempe kukus.
Semua makanan disini nggak ada yang failed kawan, pokoknya high recommended banget bagi Anda yang senang dengan masakan ala nusantara.