Tibalah giliran saya self service alias prasmanan bakso. Ternyata yang membuat bakso prasmanan menarik adalah banyaknya jenis dan variasi bakso-bakso yang ditawarkan.
Karena baru pertama kali, saya banyak bertanya kepada petugas tentang variasi bakso yang tersedia. Ada bakso urat kasar, bakso rusuk, bakso beranak, bakso jamur dan sebagainya mulai dari harga Rp 1.000,- murah bukan?
Dari sini mulai terjawab pertanyaan saya di awal bahwa konsep prasmanan ialah agar kita bisa memilih dan menentukan sendiri jenis bakso apa yang ingin kita makan sesuai selera.
Baiklah, kali ini saya mengambil bakso telur asin, bakso urat kasar, bakso telur puyuh dan bakso goreng, maklum dari pagi belum sarapan kawan (haha..).
Oh ya selain aneka bakso, tersedia juga toping-topingnya lho diantaranya lontong, tahu bakso, siomay, mi telur, mi beras dan kerupuk kulit sapi. Kita bisa menambahkan sesuai keinginan.
Jangan lupa setelah self service kita langsung ke kasir dulu ya. Selain membayar jumlah bakso yang kita ambil, nanti kasir akan mengarahkan kita untuk menyiram kuah dan mengambil saos, sambal serta kecap sendiri.
Suapan pertama saya mulai dari kuah kaldunya. Sluuurrrppp... aaahhhh... kuah kaldu sapi yang tidak begitu kental namun rasanya sangat gurih. Di dalam kuah terdapat beberapa iris lemak yang mampu menajamkan cita rasa khas kuah bakso.
Oke saya lanjutkan dengan gigitan pertama untuk bakso urat kasar. Hmmm... perpaduan daging giling dengan tetelan sapi yang dibiarkan agak kasar membuat bakso ini sedikit melawan ketika dikunyah. Namun justru memang inilah sensasi makan jenis bakso urat kasar. Dagingnya sangat terasa di setiap gigitan, gurih dan nikmat sekali.
Lanjut ke bakso kedua langsung saja ketika saya belah secara simetris, didalamnya terdapat satu buah telur asin yang menjadi isian.Â