Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Isra Miraj Bukan Sekedar Perintah Salat

27 Februari 2022   19:29 Diperbarui: 27 Februari 2022   23:48 1477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Miraj berasal dari kata 'Aroja' (عرج)  yang berarti menuju ke atas. Miraj merupakan perjalanan spiritualitas tingkat tertinggi yang pernah dicapai seorang manusia.

Nabi Muhammad SAW melewati tangga-tangga surga kemudian bertemu dengan beberapa Nabi dan Rasul seperti Nabi Yusuf, Nabi Nuh, Nabi Musa, Nabi Ibrahim hingga Nabi isa.

Setelah bertemu beberapa nabi dan rasul terdahulu, Nabi Muhammad kemudian melanjutkan hingga Sidratul Muntaha dimana disana beliau bertemu secara langsung dengan Allah Swt.

Disinilah Allah Swt memberikan perintah salat 5 waktu yang wajib dijalankan oleh umat muslim. Saking spesialnya ibadah ini, sampai-sampai menjadi sebuah amalan ibadah wajib yang pertama kali akan ditanyakan saat kita di hisab kelak.

Salat 5 waktu merupakan aktivitas rohaniah untuk membangun hubungan antara manusia dengan Allah Swt. Oleh karena itu sebagai umat muslim, kita berkewajiban untuk melaksanakannya setiap hari. 

Perlu diingat kembali bahwa salat 5 waktu bukan hanya rutinitas harian, melainkan aktivitas penuh makna karena setidaknya kita membaca takbir sebanyak 94 kali. Dengan kata lain, salat merupakan bentuk pengakuan umat manusia terhadap kebesaran Allah Swt.

Isra Miraj dalam Dimensi Hubungan Antara Manusia dengan Diri Sendiri

thedailyguardian.com
thedailyguardian.com

Sebagaimana dijelasakan sebelumnya bahwa isra miraj terjadi saat Nabi Muhammad SAW sedang berada dalam tahun kesedihan (Amu al-Huzn). Beliau seperti kehilangan semangat untuk melanjutkan dakwah dan menyebarkan Agama Islam. Bagaimanapun juga Nabi Muhammad SAW adalah manusia sama seperti kita yang mempunyai akal pikiran dan juga perasaan.

Saat masa kesedihan itulah Allah Swt mengingatkan kembali bahwa meskipun Nabi Muhammad SAW ditinggalkan oleh orang-orang tercintanya (Ibu Khadijah dan paman Abi Thalib), masih ada Zat Yang Maha Kuat, Maha Bijaksana dan Maha Besar.

Maka tidak selayaknya seorang manusia terpuruk terus-menerus meratapi kepergian orang lain. Tidak ada penolong yang sesungguhnya kecuali Allah Swt, tidak ada pelindung yang sesungguhnya selain Allah Swt.

Peristiwa isra miraj mengajarkan kepada kita bahwa sebesar apapun masalah yang kita hadapi, sebesar apapun kesedihan yang kita alami, kita harus percaya pada diri sendiri bahwa kita masih mempunyai Allah Yang Maha Besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun