Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Lima Caraku dalam Membangun Personal Branding

12 Juni 2021   23:10 Diperbarui: 16 Juni 2021   06:40 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pria percaya diri| https://karirkawanlama.com

Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

Sebagai makhluk individu artinya manusia memiliki keunikan dan ciri khas yang berbeda satu sama lain. Manusia juga mempunyai kehendak bebas dalam menentukan pilihan dan memutuskan apa yang terbaik untuk hidupnya, tanpa dipengaruhi oleh siapapun.

Sedangkan makhluk sosial mengandung makna bahwa manusia membutuhkan orang lain. Membutuhkan kelompok dalam bentuk minimal mengakui keberadaannya, hingga bentuk  maksimal dimana suatu kelompok bergantung kepadanya.

Dua hakikat diatas merupakan satu kesatuan utuh yang terdapat dalam diri manusia. Seseorang tidak dapat hidup tanpa orang lain karena membutuhkan eksistensi.

Disisi lain dia juga tak bisa terus-menerus berkorban untuk kelompok lalu mengabaikan dirinya sendiri. Pengakuan atas eksistensi diri manusia disebut dengan aktualisasi. 

Di zaman yang serba digital sekarang, hampir semua profesi dituntut untuk merambah ke dunia maya.

Mulai dari bisnis, pendidikan, keuangan, jurnalistik, jasa dan lain-lain, semua "dipaksa" untuk berada di satu kolam besar yang bernama internet. 

Atas kondisi tersebut, kemudian lahirlah kompetisi gagasan atau ide. Siapapun yang mampu menemukan serta menciptakan ide yang diikuti oleh banyak orang, maka dia keluar sebagai pemenang.

Kesempatan untuk mengatualisasikan diri di dalam internet sangatlah besar. Saking besarnya membuat peluang untuk memperoleh pengakuan justru semakin ketat.

Dengan kata lain, semua orang bebas mengekspresikan diri di dalam internet. Oleh sebab itu seorang individu memerlukan identitas untuk tampil dan diakui. Identitas yang bersifat khas ini disebut dengan Personal Branding atau Citra Diri. 

Sangatlah wajar jika seseorang memberikan pengakuan kepada orang lain atas dasar sesuatu yang mengagumkan, sesuatu yang hebat, sebuah prestasi, kompetensi atau reputasi meyakinkan.

Personal Branding ialah gabungan hal-hal tentang diri yang Anda tampilkan ke publik, serta bagaimana publik menilai tentang Anda.

Personal Branding akan menjelaskan siapa diri Anda sebenarnya, apa yang telah Anda lakukan sebelumnya serta bagaimana visi dan misi Anda di masa depan. Kombinasi tiga hal tersebut dapat membuat seseorang menjadi unik dimata orang lain.

Memang tidak mudah membangun citra diri ditengah hingar bingar dan hiduk pikuk media sosial, media online serta internet. Dibutuhkan sebuah proses dan tahapan agar citra diri dapat terbentuk dengan baik.

Berikut 5 (lima) caraku membangun Personal Branding.

Temukan Passion

ilustrasi menemukan passion| https://cdn.popmama.com/content-images/post/20200622/dressmaker-in-front-of-the-camera-3984855jpg-333da0fa43114affb5f11c3fc23131f8_600xauto.jpg
ilustrasi menemukan passion| https://cdn.popmama.com/content-images/post/20200622/dressmaker-in-front-of-the-camera-3984855jpg-333da0fa43114affb5f11c3fc23131f8_600xauto.jpg
Passion merupakan hasrat yang munculnya dari dalam diri sendiri. Dia tidak ditanamkan melainkan ditumbuhkan. Passion adalah sesuatu yang unik dan otentik. Cara paling efektif untuk menemukan passion adalah dengan memahami kecerdasan yang Anda miliki. 

Howard Gardner pencetus teori kecerdasan majemuk (multiple intelligence) menjelaskan bahwa ada 9 (sembilan) kecerdasan yang jika diasah terus bisa membuat seseorang menguasainya. Berikut ini kecerdasan majemuk yang dimaksud:

  1. Kecerdasan Bahasa dan Liguistik yaitu Kemampuan dalam merangkai kata-kata dan berbahasa, biasanya dimiliki oleh penulis, penyair dan presenter)
  2. Kecerdasan Logika dan Matematika yakni Kemampuan dalam menggunakan logika, berhitung atau matematika dan memecahkan masalah. Biasanya dimiliki oleh ilmuwan, akuntan dan programmer)
  3. Kecerdasan Intrapersonal yaitu Kemampuan seseorang dalam mengenali dan memahami dirinya sendiri. Juga disebut kemampuan dalam mengendalikan emosi dan memberdayakan segala potensi diri secara tepat guna.
  4. Kecerdasan Interpersonal yakni Kemampuan seseorang dalam membangun dan membina hubungan dengan orang lain. Juga disebut kemampuan dalam memahami perasaan dan emosi orang di sekitarnya dengan cara bersimpati dan berempati.
  5. Kecerdasan Musikal yaitu Kemampuan dalam menangkap nada-nada dan irama kemudian merangkainya menjadi sebuah sajian musik yang enak didengar. Biasanya dimiliki oleh pencipta lagu, penyanyi dan musisi.
  6. Kecerdasan Spasial yakni Kemampuan untuk menuangkan bentuk-bentuk di dalam imajinasi ke dalam wujud visual yang nyata. Biasanya dimiliki oleh pelukis, pemahat dan arsitek.
  7. Kecerdasan Kinestetik yaitu Kemampuan untuk memaksimalkan gerak tubuh dan keterampilan menangkap objek dengan cakap. Biasanya dimiliki oleh penari, atlet dan pesenam.
  8. Kecerdasan Natural yaitu Kemampuan untuk memahami, mengenali dan mengklasifikasi aneka spesies hewan dan tumbuhan, ekosistem serta lingkungan sekitar. Biasanya dimiliki oleh ahli biologi dan pecinta alam.
  9. Kecerdasan Spiritual yakni Kemampuan seseorang dalam memahami untuk apa dia diciptakan, memahami alam semesta beserta fungsi dan tujuannya. Biasanya dimiliki oleh pemuka agama dan orang-orang dengan tingkat spiritualitas tinggi

Tidak semua kecerdasan harus kita punya. Kita tinggal memahami dimana kecerdasan yang paling menonjol. 

Untuk mengetahuinya, bisa dilakukan tes atau asessment, baik yang berbayar melalui jasa psikolog atau tanpa biaya dengan memanfatkan tes kepribadian gratis yang sudah banyak tersedia.

Langkah berikutnya ialah menyesuaikan kecerdasan dengan minat dan bakat. Kemudian jadikan sebagai passion.

Empat tahun yang lalu, aku seperti orang tersesat. Tak memiliki kompas untuk mengarahkan layar kehidupan. Tak memiliki hasrat untuk berkarya. 

Semua yang aku lakukan di kehidupan karir hanya sebatas rutinitas yang membosankan. Kehidupan pribadi rasanya hambar dan biasa saja.

Hingga suatu saat, ada momen dimana aku melakukan sebuah perenungan dan mencoba mengenali diri. Berawal dari membangkitkan kembali rasa lapar akan ilmu pengetahuan, akhirnya aku menemukan passion yaitu Belajar dan Berbagi.

Aku baca sampai habis salah satu buku karya Rhonda Byrne bertajuk "The Secret". Disitulah aku menemukan modalitas awal yang menuntunku untuk belajar mind technology dan memperdalam ilmu hypnosis.

Tentukan Tujuan

ilustrasi target atau tujuan| https://i2.wp.com/khotbah.id
ilustrasi target atau tujuan| https://i2.wp.com/khotbah.id
Setelah kita mengetahui hasrat atau passion, langkah berikutnya adalah menentukan tujuan. Tujuan bukanlah hasil akhir, tujuan adalah sesuatu yang membuat kita terus bergerak.

Tujuan ini selayaknya kompas yang akan selalu memandu dan mengarahkan langkah kita. Seseorang yang mempunyai tujuan cenderung lebih berpeluang menjadi berhasil dibandingkan orang yang cuma hidup mengikuti arus.

Dalam kehidupan tentu banyak sekali hal-hal yang kita inginkan. Namun ingat bahwa semua keinginan kita hanya akan berhenti sebatas pikiran dan imajinasi jika tidak diwujudkan dalam sebuah perilaku dan usaha.

(Baca: Simak! Tips Menggapai Tujuan Hidup Anda)

Tuliskan tujuan-tujuan hidup Anda, kemudian pecah ke dalam langkah-langkah untuk menggapai tujuan tersebut.

Sejak tahun 2018, aku selalu menuliskan tujuan-tujuan ke dalam bentuk Resolusi. Biasanya resolusi aku buat di awal tahun.

Kalau di pekerjaan, aku membiasakan tim untuk membuat visi dan misi. Baik resolusi maupun visi dan misi adalah wujud dari tujuan yang akan terus membuat kita bergerak.

Dengan memiliki tujuan, maka hidup kita akan jauh lebih menarik dan secara otomatis memperkuat Personal Branding.

Terus Asah Skill

ilustrasi latihan|https://pbs.twimg.com/media/B1RVZf7CUAA_YOj.jpg
ilustrasi latihan|https://pbs.twimg.com/media/B1RVZf7CUAA_YOj.jpg
Seorang pemain sepakbola profesional tidak mungkin langsung berhasil tanpa latihan. Tidak pula ia menjadi andal hanya berbekal bakat mengolah bola.

Cristiano Ronaldo menghabiskan lima hari dalam seminggu untuk latihan fisik, gim, pilates dan berenang. Dia juga memiliki kebiasaan datang empat jam lebih awal ketika sesi latihan bersama tim untuk menyelesaikan beberapa latihan individu, baru kemudian dilanjutkan dengan latihan bersama.

Ronaldo juga terkenal menerapkan diet ketat dan pola tidur yang disiplin. Mungkin inilah kunci sukses dirinya masih sangat produktif meskipun usianya sudah 35 tahun. Ronaldo masih mendapatkan label sebagai atlit paling sukses sepanjang masa.

Apa yang dilakukan oleh Ronaldo seharusnya memberikan pencerahan kepada kita bahwa untuk membangun Personal Branding, dibutuhkan latihan terus-menerus.

Latihan ini merupakan cara untuk memperkuat skill atau keterampilan yang kita miliki. Semakin sering latihan, akan memperbanyak jam terbang, sehingga kita bisa menjadi orang yang berkompeten bahkan ahli di bidang-bidang tertentu. 

Skill hipnosis yang kebetulan aku dalami, bukanlah ilmu supranatural. Ini merupakan keahlian yang bersifat ilmiah. Kita bakal menjadi orang yang berkompeten dan ahli hipnosis manakala sering melakukan praktik. 

Hal inilah yang kemudian menjadi alasan aku mendirikan "Rumah Hipnoterapi", sebuah tempat bagi orang-orang yang sedang mengalami problem pikiran agar bisa hidup lebih baik. Dan sebagai nilai tambahnya ialah aku punya tempat untuk terus berlatih.

(Baca: Simak! Metode Hypnoparenting untuk Mengajarkan Anak Beribadah)

Belajar Tanpa Henti

ilustrasi belajar|https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2020/03/28/554024161.jpg
ilustrasi belajar|https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2020/03/28/554024161.jpg
Untuk menumbuhkan keinginan belajar, aku selalu menggunakan pendekatan perilaku anak kecil. Coba kita ingat saat masih masa anak-anak, dimana rasa ingin tahu begitu besar terhadap apapun yang kita tidak tahu.

Kita bertanya ke orang tua, kepada kakak, bahkan juga mencari tahu sendiri dengan membaca dan menonton televisi. Waktu masih kecil kita sangat berani mencoba sesuatu yang baru, juga permainan baru.

Agar kita bisa belajar tanpa henti, maka tumbuhkan rasa ingin tahu terhadap segala hal. Jangan pernah membatasi pengetahuan kita. Jangan pernah membatasi diri kita sendiri.

Ilmu pengetahuan itu sangat luas tak terbatas. Kita bisa menjadi apapun yang kita inginkan. Kuncinya adalah terus belajar dan belajar tanpa henti.

Beberapa tahun belakangan ini, aku sangat hobi membaca. Dalam setahun biasanya aku menghabiskan minmal 7 hingga 8 buku. Tak ada tema khusus untuk buku-buku yang aku beli. Ketika datang ke toko buku aku hanya mencari buku yang menarik, itu saja.

Selain membaca, biasanya aku juga melakukan riset dan eksperimen sendiri. Saat ini semua informasi dan ilmu pengetahuan sudah tersedia di internet, media sosial dan media online, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya secara maksimal.

Jangan Berpuas Diri

ilustrasi di puncak gunung|https://ecs7.tokopedia.net/blog-tokopedia-com/uploads/2020/01/traveling.jpg
ilustrasi di puncak gunung|https://ecs7.tokopedia.net/blog-tokopedia-com/uploads/2020/01/traveling.jpg
Berpuas diri merupakan penyakit yang sangat berbahaya. Ingat bahwa diatas puncak masih ada puncak lain yang bisa kita raih.

Jangan pernah merasa puas terhadap hal-hal yang telah kita capai. Teruslah bergerak untuk belajar, berproses dan berprogres. Tingkatkan self value (nilai diri) agar terus berkembang lebih baik. 

Tiga tahun kebelakang, aku telah menjadi praktisi mind technology, hypnosis dan hypnotherapy. Keterampilan ini kemudian aku kembangkan lagi dengan merambah dunia literasi. Kini hobi menulis juga aku tekuni.

Apakah cukup sampai disini? Jawabannya tidak, karena masih ada beberapa visi dan misi selanjutnya. Jangan berhenti dan jangan berpuas diri.

***

Disaat kita telah mampu menggabungkan lima aspek:

Passion, Tujuan, Asah Skill, Belajar dan Tidak Berpuas Diri. 

Maka secara otomatis Personal Branding akan terbentuk. Selanjutnya kita bisa publikasikan kepada dunia siapa diri kita, apa kemampuan kita dan untuk apa kita ada.

contoh personal branding Kompasiana. sumber: dokumentasi pribadi
contoh personal branding Kompasiana. sumber: dokumentasi pribadi

"Citra diri bukan untuk mengharapkan penilaian orang lain, cukup pantaskan dirimu sebagai manusia yang bermanfaat." The Architect

-AP-

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun