Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jangan Biarkan "Quarter Life Crisis" Membuat Hidup Kamu Jadi Terkikis!

13 Mei 2021   14:33 Diperbarui: 15 Mei 2021   13:43 1435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi stres di tempat kerja. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Baiklah sebelum melanjutkan bagaimana cara mengatasi Quarter Life Crisis agar kita tidak terkikis, aku mau bagikan dulu pengalaman pribadi masa-masa awal membangun karir dan pekerjaan.

Quarter life crisis/berita.teknologi.id
Quarter life crisis/berita.teknologi.id

Tepat di usia 21 tahun aku lulus kuliah dari Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Aku menyelesaikan pendidikan tinggi lumayan cepat dengan total waktu 3 tahun dan 8 bulan. Prestasi akademik juga tergolong okelah dengan IPK 3,72.

Aku tidak berasal dari keluarga kaya raya juga bukan dari keluarga tidak mampu. Mama dan papa bekerja sebagai PNS di salah satu kelurahan dan RSUD kota Mojokerto.

Ketika lulus kuliah hanya ada 1 tujuanku, BEKERJA! 

Aku tidak mau berlama-lama jadi pengangguran. Keinginan untuk bekerja seolah membuyarkan idealisme yang selama ini aku gaungkan semasa kuliah.

Masa kuliah aku bercita-cita menjadi Hakim, Jaksa atau Dosen Fakultas Hukum. Biasalah namanya anak Hukum, maka wajar cita-citanya juga di bidang hukum.

Tetapi realita menendangku jauh. Alih-alih berprofesi di bidang hukum, aku justru diterima di salah satu perusahaan multifinance.

Bukannya tidak berusaha, aku sudah mencoba beberapa kali mengikuti tes profesi hukum tapi hasilnya nihil. Belum lagi benturan teknis dan mekanisme penyaringan 'tanda kutip' yang masih saja dipraktikkan di kalangan elit, semakin membenamkan idealisme dan gagasan itu.

Tanpa berpikir panjang, aku langsung mengubah haluan untuk berkarir di perusahaan swasta. Salah satu alasanku adalah karena karir di perusahaan swasta mempunyai iklim kompetisi yang cukup sehat jauh dari Nepotisme.

Akhirnya aku jalani pekerjaan sebagai seorang supervisor sales. Penempatan pertama di cabang Medan, Sumatera Utara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun