Berikutnya yang tak kalah unik adalah tradisi 'Nyekar'. Berasal dari bahasa Jawa 'Sekar' yang artinya kembang atau bunga.Â
Kegiatan ini biasanya dilakukan 1 - 2 hari menjelang puasa pertama di bulan Ramadan. Masyarakat berbondong-bondong mendatangi pemakaman keluarga dan kerabatnya untuk berziarah, mengirimkan doa bagi almarhum atau almarhumah kemudian diakhiri dengan menaburkan kembang atau bunga.
Tradisi nyekar sebelum Ramadan ini muncul dari keinginan umat Islam untuk memasuki Bulan Suci dalam keadaan bersih dan penuh kekuatan.Â
Mereka ingin segala kesalahan dan kekeliruan yang telah dilakukan, baik sengaja maupun tidak sengaja, dimaafkan oleh teman-teman, saudara-saudara, dan seluruh keluarga agar mereka bisa menjalani puasa dengan lancar, tenang, dan tulus.
Permohonan maaf ini juga mereka tujukan pada anggota keluarga serta leluhur mereka yang sudah meninggal sekaligus untuk meringankan beban anggota-anggota keluarga yang sudah wafat itu.
Nyekar juga memiliki falsafah yang mengingatkan diri kita bahwa setiap manusia kelak juga akan mengalami kematian. Jadi mumpung masih diberi umur, mari kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Daripada terus mengeluh soal pandemi atau masalah-masalah lain, lebih baik kita memperbanyak rasa syukur dan berterima kasih kepada Sang Pencipta karena masih bisa bertemu dengan Ramadan tahun ini.Â
Yuk kawan kita tuntaskan perjalanan Ramadan untuk memperoleh Kemenangan, Inshaa Allah.
Tradisi 'Adus' Ramadan
Untuk menyambut datangnya Ramadan tentu kita sebagai umat Muslim akan mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Umumnya orang-orang akan saling mengucapkan permohonan maaf sebagai bagian dari upaya membersihkan hati.