Mi dikenal cukup lama sebagai salah satu kuliner populer masyarakat Indonesia.Â
Makanan yang sengaja diperkenalkan oleh budaya tionghoa ini dengan mudah bisa kita temukan dimana saja. Mau direbus atau digoreng rasanya tetap saja enak. Mi enak dikonsumsi di segala kondisi.
Kamu termasuk yang mana nih kawan? Pasukan mi berkuah atau mi kering?
Selain rasa yang enak dan kemudahan dalam mengolah, ternyata mi mempunyai nilai filosofi loh. Dengan bentuknya yang panjang, menurut keyakinan budaya tionghoa, mi melambangkan panjang umur, mengalirnya kebahagiaan dan rezeki terus-menerus.
Itulah mengapa setiap perayaan imlek, salah satu menu wajib disantap adalah Siu Mi. Cara menyantapnya pun unik kawan, setiap orang yang makan Siu Mi harus memakai sumpit.Â
Kemudian ketika memasukkan ke dalam mulut harus dimakan semua dan tidak boleh memutus atau menggigit mi ditengah-tengah. Hal itu melambangkan kesehatan, rezeki dan kebahagiaan yang mengalir terus tidak terputus.
Meskipun kita bukan orang tionghoa, tidak ada salahnya meyakini sesuatu yang baik-baik (hehe...).
Nah.. kalau aku punya cerita sendiri soal makanan yang satu ini. Dari dulu aku memang penikmat mi enak. Bahkan tidak jarang aku masak mi goreng dengan racikan bumbu sendiri.
Baru-baru ini aku bersama istri sedang menjelajah kuliner malang. Dalam kurun waktu 5 bulan terakhir sudah puluhan tempat kuliner kami datangi.
Kami bersepakat untuk selalu mencicipi kuliner di tempat-tempat baru dan dilarang datang ke tempat yang sama.Â
Salah satu tempat kuliner yang kami coba adalah "Moshi-Moshi Ramen".
Berlokasi di Jl. Kawi Atas No. 10, Klojen, Malang, tempat makan ini tidak pernah sepi pengunjung. Bahkan terkadang kita harus rela antri di waiting list dan duduk di ruang tunggu.
Pada saat masuk, kita akan disambut dengan ucapan gegap gempita dari segenap karyawan serempak mengatakan, "Moshi... Moshi..."Â dalam bahasa Indonesia yang artinya "Halo..."
Keramahan pelayan jelas terasa di awal. Kebersihan di dalam ruangan pun jelas terlihat. Karena sekarang era new normal, maka para pelayan mengenakan masker dan faceshield sebagai standar protokol kesehatan.
Tidak terkecuali aku bersama istri juga tetap menerapkan protokol kesehatan dengan 3 M :
- Memakai Masker.
- Mencuci Tangan.
- Menjaga Jarak.
Kamu juga ya kawan, meskipun sekarang sudah ada vaksin, bukan berarti kita sudah aman kemudian lengah. Menjalankan protokol kesehatan itu nggak ada ruginya kok, Justru hidup kita semakin bersih dan steril.
Oke skip... itu pesan sponsor sebagai pengingat buat kita semua ya bahwa di era new normal kita tetap wajib waspada.Â
Aku melindungi Kamu dan Kamu melindungi Aku.
Setelah duduk kami dipersilahkan memilih menu. Disini tersedia berbagai macam olahan ramen mulai dari classic, spicy, miso hingga curry ramen.
Tidak hanya ramen, di moshi-moshi juga menyediakan olahan lain seperti ricebowl dan juga sushi. Soal harga silahkan cek link diatas ya kawan.
Pilihanku jatuh pada menu andalan mereka yang diberi nama God Smack. Sedangkan istriku memilih Gyuniku Ramen.
Mi yang dipadukan dengan kuah shoyu (Kaldu daging atau ikan) serta irisan 2 (dua) grilled beef (daging panggang) begitu menggoda. Diatasnya diberikan toping rumput laut dan tamago (telur rebus setengah matang). Tampilannya disempurnakan oleh taburan daun bawang.
Eiittss.. jangan lupa Ebi Tempura yang seksi siap menemani.Â
Saat pertama aku sruput kuah shoyu, wow.. langsung jatuh cinta men! Rasa gurihnya diatas awan, nggak ada lawan!
Tanpa menunggu lama, aku lanjutkan dengan menyantap mi nya. Tak lupa pakai sumpit dan ala-ala budaya tionghoa tidak boleh memutus atau menggigit mi ditengah (hihi...).
Luar biasa kawan, mi nya kenyal dan cita rasa begitu lezat!
Grilled beef nya juara loh.. rasa asin, manis dan pedasnya berpadu dengan sempurna. Ebi dan tamagonya menjadi pelengkap yang mantap.
Bukan kaleng-kaleng ya kawan, menurutku ini mi ramen paling enak sejauh pengalaman selama ini. Gyuniku Ramen pilihan istriku juga nggak failed. Hampir sama sebenarnya cuma beda di ebi tempura saja.Â
Skala 1 - 10 kami beri nilai 9.5 untuk God Smack Ramen serta nilai 9 untuk Gyuniku Ramen.
Karena saking enaknya, kami terpaksa melanggar larangan mendatangi kembali lokasi kuliner yang sudah dicoba. Tempo hari kami kembali datang ke "Moshi Moshi Ramen" karena ketagihan (haha..).Â
Kali ini kami pesan menu sama yaitu God Smack. Masih dengan pengalaman yang sama, rasa God Smack Ramen bikin nagih terus! Buat kamu yang tinggal di Malang atau lagi berkunjung, wajib coba kuliner satu ini.Â
Sejarah Singkat Mi Ramen
Asal usul Ramen sebenarnya mi gandum yang dibawa oleh imigran asal tiongkok ke negeri Jepang pada akhir abad ke - 19. Pada tahun 1910 sebuah restoran tiongkok di daerah pecinan, Yokohama tengah mencoba membuat hidangan yang terbuat dari kaldu dan mi gandum yang lebih elastis.
Ternyata hidangan mi gandum dan kaldu tersebut menarik minat masyarakat Jepang kala itu. Hingga tahun 1950 an signature dish tersebut terkenal dengan sebutan Shina Soba yang artinya Mi Soba dari Cina.
Pemilihan kata Ramen sebenarnya juga dari bahasa tiongkok "Lamien". La artinya menarik (tarik) dan Mien yang berarti mi. Jadi, kata ramen digunakan untuk menggambarkan sebuah produk kuliner berupa mie yang cara pembuatannya harus melalui proses tarik menarik adonan.
Jenis-jenis Ramen
Untuk kamu yang memang sudah sering mengkonsumsi mi ramen, pastinya sudah tahu kan jenis-jenis mi ramen yang ada. Namun, untuk kamu yang belum tahu tidak perlu khawatir. Berikut bocoran mengenai jenis-jenis ramen :
- Shio
Shio atau garam laut merupakan bumbu tertua dari kuah ramen dan yang terinspirasi dari tempat asalnya di daratan Tiongkok. Topping yang digunakan dalam penyajiannya adalah potongan daging ayam, daun bawang, beberapa sayuran dan tak ketinggalan nori.Â
Kuah shio berwarna kekuningan dengan rasa yang lebih asin dari jenis ramen yang lainnya.
- Shoyu
Shoyu sendiri artinya adalah saus kecap dalam bahasa Jepang. Biasanya, Shoyu dipadukan dengan daging ayam, seafood atau terkadang kaldu yang dihasilkan dari daging sapi.Â
Ciri khas dari jenis ramen yang satu ini adalah kuahnya yang berwarna hitam kecoklatan yang cerah karena kuahnya sendiri terbuat dari saus kecap. Topping paling umum yang disajikan shoyu ramen adalah rebung, nori, ikan kue, telur rebus, daun bawang dan juga tauge.
- Miso
Miso ramen merupakan sajian ramen yang bisa dikatakan berbeda dan umurnya tidak setua shio ramen serta shoyu ramen yang berasal dari Hokkaido.Â
Ciri khas dari ramen ini memiliki adalah kuah yang lebih kental berwarna kuning kecoklatan karena terbuat dari pasta miso yang dicampur dengan kaldu ayam atau ikan dan terkadang juga terbuat dari kaldu daging.
- Curry
Kuah ramen curry, atau kari, mempunyai ciri khas lebih kental dibanding kuah jenis lain dan rasanya lebih kaya. Warnanya yang agak keruh menandakan penggunaan bumbu rempah kari yang cukup intens.Â
Dari segi rasa sepertinya kuah ramen curry ini lebih mudah masuk ke lidah orang Indonesia yang suka masakan berbumbu.
***
Selain "Moshi-Moshi Ramen"Â di Malang masih ada 2 (dua) tempat makan Ramen lain yang menurutku recommended.Â
1. Yagami Ramen
Berlokasi di Jl. Panderman no. 03, Klojen, Malang. Ramen disini kami beri nilai 8 untuk Shoyu Ramen dan 7.5 untuk Curry Ramen nya.
Tidak cuma Ramen, disini kamu juga bisa pesan makanan lain seperti sushi dan juga paket grilled, suki dan yakiniku.
2. Ameno Ramen
Berlokasi di Jl. Sukarno Hatta, Ruko Griyashanta Eksekutif blok MP52, Malang. Mengusung konsep street food Ramen menjadikan tempat ini cukup unik dan menarik untuk dicoba.
Mengenai cita rasa kami beri nilai 7.5 untuk Shoyu Ramen dan nilai 7 untuk Miso Ramen nya.
"Untuk setiap makanan yang sudah membuat kenyang dan setiap minuman yang telah menghilangkan dahaga, terima kasih" The Architect
-AP-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H