Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotherapist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, CEO Rumah Hipnoterapi, CEO Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Benarkah Sukses Itu Hasil dari Kerja Keras?

13 Maret 2021   22:52 Diperbarui: 15 Maret 2021   02:36 2367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penduduk desa pun memuji kerja keras Bruno, bahkan penghasilannya bisa sampai dua kali lipat karena Pablo tidak produktif.

Sebenarnya Bruno merasakan tubuhnya semakin bongkok dan lelah, namun rasa itu ia abaikan. Dia memilih terus bekerja dengan harapan menjadi kaya.

Beberapa bulan berjalan, tibalah waktunya Pablo mencoba hasil karya saluran air yang selesai dibikin. Penduduk desa dibuat kagum olehnya. Ternyata saluran air itu berfungsi dengan baik dan sangat cepat mengisi penampungan air.

Kini Pablo mengkomersilkan hasil ciptaannya, setiap penduduk desa yang mengambil air dari saluran milik Pablo dikenakan biaya sebesar lima ratus sen seminggu.

Pablo tidak perlu lagi mersakan capek badannya. Dia mempunyai banyak waktu untuk berlibur dan benar-benar menikmati hidup. Sebagai pemilik pipa saluran air, Pablo cukup merawat dan melakukan kontrol secara berkala.

Sedangkan Bruno tetap bekerja sebagai tukang angkut air. Penduduk desa mulai mencibir dengan memanggil Bruno si "Tukang Ember".

***

Kalau kita perhatikan dua orang pemuda di atas memiliki karakter yang berbeda. Bruno adalah pemuda yang tekun dan konsisten dalam bekerja, sedangkan Pablo adalah pemuda yang penuh ide dan kreativitas.

Banyak orang bilang kesuksesan itu harus diraih dengan kerja keras. Mungkin bagi sebagian orang konsep itu berlaku dan berhasil.

Tapi pertanyaannya kalau bisa sukses tapi bukan kerja keras mengapa tidak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun