Kalau hal ini sudah jadi kebiasaan, maka kamu akan menjadi orang yang lebih tahan ujian, tidak mudah terguncang jiwanya atau bahasa gaul sekarang "mental breakdance" (haha..). Pastinya menyenangkan jadi orang yang tegar dalam segala situasi dan memgang kendali emosi diri.
Menulis itu proses belajar
Misalnya ketika kita membuat tulisan tentang topik tertentu. Agar tulisan menjadi berisi dan enak dibaca, biasanya kita akan melakukan riset sederhana dengan mencari literatur bacaan, data dan statistik atau berita serta fakta terbaru.
Disaat itulah secara otomatis kita bisa mendapatkan wawasan baru dan membuka cakrawala berpikir kita jauh lebih luas. Nilai tambah lain, kita bisa juga mendapatkan istilah-istilah baru yang keren. Jadi menambah nilai kita juga ketika bergaul dalam kehidupan sosial.
Menulis dapat mengasah kreativitas
Untuk menghasilkan tulisan yang menarik diperlukan empat hal utama yakni Aktual, Faktual, Emosional dan Spiritual. Aktual berarti tulisan itu merupakan topik yang relevan dengan kondisi saat ini.
Faktual artinya tulisan harus memiliki dasar dan sumber referensi yang jelas. Emosional berarti tulisan itu memiliki rasa dan bisa berbicara di dalam otak pembaca. Dan terakhir Spiritual artinya tulisan itu berisi ajakan untuk melakukan kebaikan dan memerangi kebatilan.
Aku tidak bilang ini sulit dan tidak juga mudah karena siapapun orangnya selama dia memiliki niat dan kemauan belajar bisa menjadi seorang penulis.
Menulis bisa meningkatkan "brain plasticity"
Kapasitas otak manusia itu sangat besar. Oleh karenanya kita harus memanfaatkan secara optimal. Salah satu aktifitas untuk mengoptimalkan fungsi otak adalah menulis.Â
Dengan menulis dan mengetahui hal-hal baru dapat membuat jaringan neuron otak semakin banyak dan alhasil kamu bisa jadi semakin pintar. Bukankah menyenangkan jadi orang pintar.