Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Yuk Cerahkan Hidup Kamu Dengan 7 Kiat Membahagiakan Diri Sendiri!

31 Desember 2020   03:34 Diperbarui: 31 Desember 2020   03:45 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi zona nyaman https://unsplash.com/photos/ixFSJYwPWb8

Saat berinteraksi dengan orang lain akan sangat keren jika kamu memiliki wawasan luas. Sehingga kamu tidak kaku, kamu mempunyai topik bahasan yang bermacam-macam dari ilmu yang kamu pelajari serta wawasan yang kamu dapatkan.

6. Keluar dari zona nyaman menuju zona bertumbuh (growth mindset) 

ilustrasi zona nyaman https://unsplash.com/photos/ixFSJYwPWb8
ilustrasi zona nyaman https://unsplash.com/photos/ixFSJYwPWb8

Tidak ada pertumbuhan dalam zona nyaman. Menurut pendapat pribadiku zona nyaman adalah silent killer. Orang-orang yang masuk kedalam zona nyaman enggan untuk bergerak.

Kemalasan untuk bertumbuh tersebut membuat posisi dirinya terancam oleh pihak-pihak lain yang mungkin saja sudah melakukan inovasi dan pergerakan-pergerakan yang revolusioner.

Hingga akhirnya mereka terbenam, tenggelam dan tekubur di tempat yang menurutnya indah bernama zona nyaman. Contoh paling mudah coba kamu perhatikan cerita bagaimana perusahaan telekomunikasi Nokia yang dulu begitu mempesona dan mengisi masa remaja kita, kini harus terkubur dalam lubang persaingan.

Apa yang terjadi dengan Nokia adalah fakta bahwa zona nyaman itu silent killer. Ketika perusahaan-perusahaan telekomunikasi lainnya mengembangkan produk dan kecanggihan teknologi, Nokia justru bertahan dengan ide konservatif yang usang.

Well...pada akhirnya yang bertahan dan eksis adalah mereka yang mau berkembang, berinovasi dan bertumbuh dengan meninggalkan zona nyaman.

7. Memiliki standar kebahagiaan sendiri (self value) 

ilustrasu perbedaan standar bahagia https://unsplash.com/photos/ixFSJYwPWb8
ilustrasu perbedaan standar bahagia https://unsplash.com/photos/ixFSJYwPWb8
Sebagaimana kompleksitas variabel kebahagiaan yang sempat aku singgung didepan, maka penting buat kamu untuk mempunyai standar kebahagian versi diri kamu sendiri. Aku kasih contoh standar kebahagiaan dengan Berbagi, Memberi dan Menyantuni.

Tiga perilaku kebaikan tersebut dapat membawa kebahagiaan berlipat ganda untuk kita. Aku menyebutnya dengan teori Bank Kebahagiaan. Bayangkan saat kamu menabung di bank, maka uang kamu dikembangkan oleh pihak bank bukan?

Begitulah kira-kira teori ini berlaku pada kehidupan kita. Setiap perilaku baik seperti berbagi kepada sesama, memberi kepada yang membutuhkan dan menyantuni bagi yang berhak tentu akan dikembangkan oleh otoritas tertinggi Bank Kebahagiaan (Sang Pencipta).

Saldo kamu akan dilipatgandakan oleh NYA. Kalau saldo kamu minus maka kamu tidak berhak untuk menuntut hidup bahagia. 

Semakin besar kamu berbagi, memberi dan menyantuni maka saldo kebahagiaan kamu juga dikembangkan lebih besar lagi. Simpelnya kalau mau bahagia ya harus berbagi kebahagiaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun