Mereka yang punya kelebihan dari kamu sebenarnya bukan karena mereka lebih hebat. Tapi perbedaan itu disebabkan karena kamu yang belum tahu kelebihan diri sendiri.Â
Aku punya contoh kasus. Ceritanya dulu salah satu kepala penjualan dikantor sangat sulit mencapai target bulanan.Â
Setelah aku ajak diskusi ringan ternyata dia adalah orang yang terlalu sensitif dan pemikir. Segala hal baik kecil atau besar selalu dipikirkan sehingga hidupnya nggak bisa santuy alias serius parah.Â
Setiap hari memang kami selalu mendapatkan laporan update penjualan harian dengan data berupa ranking. Hal yang sangat wajar karena sejak dulu yang namanya sales selalu diidentikkan dengan kompetisi balap F1.
Tapi sistem kompetisi nyatanya memiliki efek negatif. Khususnya bagi orang pemikir seperti dia.Â
Karena selalu membandingkan dengan pencapaian "lawan", akhirnya dia jadi stres. Apalagi kalau ranking dia di papan bawah klasemen. Semakin akut stres nya.
Dalam kondisi stres dan tertekan, yang dia lakukan adalah meluapkannya kepada anggota tim. Setiap hari marah-marah, bentak-bentak, hingga tak jarang dia berada dalam fase "senggol bacok".
Aku berikan dia pertanyaan, "Apa kamu bisa mengubah ranking dengan membuat lawanmu tidak jualan? "
Dia menjawab, "Enggak pak, nggak bisa"