Pria sejati adalah seorang yang bertanggung jawab. Jadi meskipun pasangan memiliki penghasilan bukan berarti Anda berhenti mencari nafkah. Ingat bahwa dia bukan tulang punggung keluarga. Anda lah sang pria yang berkewajiban atas nafkah keluarga.
Temukan Potensi dan Kembangkan.
Saya selalu percaya bahwa setiap manusia dilahirkan dengan bakat tertentu, unik dan berbeda. Kalau sekarang Anda merasa belum maksimal menciptakan penghasilan, bisa saja itu karena kurang sesuai dengan minat Anda.
Tanyakan pada diri sendiri apa yang menjadi passion Anda. Mungkin saja itu sebuah hal diluar pekerjaan. Tapi kalau Anda melakukannya terus-menerus bukan tidak mungkin menjadi sumber-sumber penghasilan baru.
Setop Mendengarkan Omongan Orang Lain.
Pepatah mengatakan "Lidah memang tak bertulang". Ungkapan yang sangat pas untuk memaknai pendapat, opini, dan omongan negatif orang lain. Kehidupan Anda dan pasangan yang tahu ya kalian sendiri.
Selama komunikasi terjalin dengan baik, saling menerima kekurangan dan kelebihan serta sikap saling mendukung itu dikedepankan sudah cukup untuk membentuk kehidupan romansa yang menyenangkan.
 ***
Buat Anda kaum wanita berpenghasilan diatas suami. Simak baik-baik
Jangan Menghina Pasangan
Peneliti Robert Levenson dari University of Washington dan John Gottman dari Gottman Institute yang telah melakukan penelitian bertahun-tahun terhadap kasus perceraian mengatakan bahwa Penghinaan adalah prediktor terbaik sebuah perceraian.
Pernikahan yang minim penghinaan atau bahkan sama sekali tidak ada, merupakan jenis pernikahan yang cenderung bertahan lama alias awet.
Oleh karena itu bagi Anda sang wanita yang memiliki karir, jabatan dan penghasilan lebih tinggi dari pasangan, setop menghina pekerjaan atau pasangan Anda. Apapun pekerjaannya, itulah bentuk tanggung jawab dia.
Selama yang dikerjakan halal, sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku semua sah-sah saja.