Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

(For Men) Menyikapi Karir dan Penghasilan Pasangan Anda, (For Ladies) Simak Baik-baik

13 Desember 2020   16:15 Diperbarui: 15 Desember 2020   16:29 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pasangan saling mendukung (shutterstock)

Prinsipnya dalam dunia kerja, baik pria maupun wanita mempunyai kesempatan yang sama.

Namun bagi Anda sang Pria, siapkah ketika pasangan mempunyai karir lebih tinggi?

Mungkin juga penghasilan dia lebih besar. Lalu bagaimana Anda menyikapinya?

Era emansipasi wanita sudah dimulai sejak pertengahan abad-19. Amerika melalui gerakan feminisme tanggal 20 Juli 1848 mengawali tuntutan persamaan hak sosial, sipil dan agama kaum wanita. 

Konvensi yang digawangi oleh Lucretia Mott dan Elizabeth Cady Stanton berhasil membuahkan deklarasi yang dikenal dengan istilah "The Declaration of Sentiment".

Adapun awal mula tujuan dari gerakam tersebut adalah memperjuangkan hak suara bagi kaum hawa untuk memilih. Gerakan feminisme di Amerika terus mengalami perkembangan hingga sekarang. 

Tidak hanya persamaan hak suara dalam pemilihan, tetapi juga menjamah pada ranah sosial, budaya, agama dan kebebasan berekspresi.

gerakan emansipasi dunia (https://lakilakibaru.or.id/)
gerakan emansipasi dunia (https://lakilakibaru.or.id/)
gerakan feminisme Amerika (https://lakilakibaru.or.id/)
gerakan feminisme Amerika (https://lakilakibaru.or.id/)
Sedangkan di Indonesia, gerakan emansipasi tentu tidak akan pernah lepas dari sosok wanita bernama RA. Kartini. Perjuangan beliau dalam membebaskan wanita dari belenggu diskriminasi patut di apresiasi setinggi-tingginya. 

"Alangkah besar bedanya bagi masyarakat Indonesia bila kaum perempuan didik baik-baik. Dan untuk keperluan perempuan itu sendiri, berharaplah kami dengan harapan yang sangat supaya disediakan pelajaran dan pendidikan, karena inilah yang membawa bahagia baginya" RA. Kartini

RA. Kartini (wikiwand.com)
RA. Kartini (wikiwand.com)
Kini emansipasi wanita telah mengalami transformasi yang begitu pesat. Tuntutan terhadap kesetaraan pria dan wanita dalam banyak hal menjadi topik yang menarik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, emansipasi adalah pembebasan dari perbudakan atau persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti persamaan hak kaum wanita dengan pria.

Emansipasi juga memiliki arti proses pelepasan diri para wanita dalam kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan maju.

Emansipasi mengajarkan kepada wanita agar mampu hidup mandiri dan meminmalisir ketergantungan kepada orang lain. Tidak terkecuali dalam dunia profesional modern saat ini. Semua orang baik pria maupun wanita memiliki hak yang sama dalam berkarir.

Kalau masih single alias bujang mungkin hal tersebut tidak terlalu menimbulkan dampak sosial. Tetapi potensi masalah kemudian muncul saat wanita memutuskan memiliki pasangan hidup atau menikah.

Apalagi bagi wanita karir yang sudah bekerja dan memiliki penghasilan sendiri. Akhirnya emansipasi justru bisa saja bertabrakan dengan kehidupan pribadi bersama pasangannya.

Kehidupan sosial budaya di setiap daerah dan negara tentu berbeda. Ada yang cukup open minded ketika karir dan penghasilan wanita lebih tinggi, di tempat lain hal tersebut bisa saja menjadi tema perbincangan. Stigma pada suami mungkin saja negatif sehingga cibiran dan gosip berdatangan silih berganti.

Lalu sebagai pria bagaimana sebaiknya Anda bersikap ketika pasangan mempunyai penghasilan lebih besar dan karir lebih tinggi?

Biasa Saja.

Sebelumnya sudah saya jelaskan bahwa sekarang kita hidup di era emansipasi. Jadi kalau pasangan Anda bekerja dan mempunyai penghasilan itu sah-sah saja.

Karir lebih tinggi dan penghasilan lebih besar itu perkara usaha yang dilakukan, kesempatan yang datang dan persiapan yang matang. Mungkin saja pasangan Anda memang cocok di dalam karir serta usaha yang dijalani saat ini.

Jadi tidak perlu membesar-besarkan apalagi menjadikan itu masalah. Justru seharusnya Anda bangga memiliki pasangan yang sukses.

Teruskan Karirmu.

Setop membanding-bandingkan diri Anda dengan pasangan. Karena hal itu bisa membuat Anda merasa tidak percaya diri.

Semua tugas, proyek, dan pekerjaan yang Anda miliki saat ini harus dikerjakan dengan penuh semangat dan antusias tinggi. Dengan begitu bisa saja suatu hari kesempatan promosi karir itu datang.

Sebuah kesuksesan itu berbanding dengan usaha diri sendiri bukan orang lain termasuk pasangan Anda.

Menjadi Pria Sejati.

ilustrasi pria bekerja (shutterstock)
ilustrasi pria bekerja (shutterstock)
Pria sejati adalah seorang pemimpin. Apapun status pasangan Anda saat ini ditempat kerja baik sebagai pemimpin sebuah team atau kelompok, ketika di rumah, Anda lah pemimpinnya.

Maka pimpinlah dia selayaknya pria. Arahkan dia, ajari dia dan berikan dukungan ketika dia membutuhkan.

Pria sejati adalah seorang yang bertanggung jawab. Jadi meskipun pasangan memiliki penghasilan bukan berarti Anda berhenti mencari nafkah. Ingat bahwa dia bukan tulang punggung keluarga. Anda lah sang pria yang berkewajiban atas nafkah keluarga.

Temukan Potensi dan Kembangkan.

Saya selalu percaya bahwa setiap manusia dilahirkan dengan bakat tertentu, unik dan berbeda. Kalau sekarang Anda merasa belum maksimal menciptakan penghasilan, bisa saja itu karena kurang sesuai dengan minat Anda.

Tanyakan pada diri sendiri apa yang menjadi passion Anda. Mungkin saja itu sebuah hal diluar pekerjaan. Tapi kalau Anda melakukannya terus-menerus bukan tidak mungkin menjadi sumber-sumber penghasilan baru.

Setop Mendengarkan Omongan Orang Lain.

Pepatah mengatakan "Lidah memang tak bertulang". Ungkapan yang sangat pas untuk memaknai pendapat, opini, dan omongan negatif orang lain. Kehidupan Anda dan pasangan yang tahu ya kalian sendiri.

Selama komunikasi terjalin dengan baik, saling menerima kekurangan dan kelebihan serta sikap saling mendukung itu dikedepankan sudah cukup untuk membentuk kehidupan romansa yang menyenangkan.

 ***

Buat Anda kaum wanita berpenghasilan diatas suami. Simak baik-baik

Jangan Menghina Pasangan

Peneliti Robert Levenson dari University of Washington dan John Gottman dari Gottman Institute yang telah melakukan penelitian bertahun-tahun terhadap kasus perceraian mengatakan bahwa Penghinaan adalah prediktor terbaik sebuah perceraian.

Pernikahan yang minim penghinaan atau bahkan sama sekali tidak ada, merupakan jenis pernikahan yang cenderung bertahan lama alias awet.

Oleh karena itu bagi Anda sang wanita yang memiliki karir, jabatan dan penghasilan lebih tinggi dari pasangan, setop menghina pekerjaan atau pasangan Anda. Apapun pekerjaannya, itulah bentuk tanggung jawab dia.

Selama yang dikerjakan halal, sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku semua sah-sah saja.

Berikan Dukungan untuk Pasangan

Kalau pasangan masih berusaha membentuk karirnya disitulah tugas Anda untuk memberikan motivasi dan dukungan. Tidak perlu harus dengan kata-kata luar biasa, cukup dengan kehadiran dan penerimaan Anda atas segala kelebihan dan kekurangannya.

Sering-seringlah berkomunikasi dengan pasangan. Atau bila perlu mulailah menanyakan apa yang sedang dia kerjakan dan apa yang bisa Anda bantu untuknya.

komunikasi antar pasangan (https://hellosehat.com/)
komunikasi antar pasangan (https://hellosehat.com/)

Fungsikan Peran dengan Benar

Ketika bekerja boleh jadi Anda sebagai pemangku jabatan misalnya di sebuah perusahaan. Namun hal itu harus Anda ubah ketika di rumah. Bagaimanapun juga pasangan Anda adalah kepala rumah tangga dan pemimpin keluarga.

Selalu ke depankan musyawarah dan biarkan pria yang memutuskan. Jika keputusan itu kurang tepat, maka Anda boleh memberikan saran. Karena dalam keluarga bukan Anda yang berhak memutuskan.

Emansipasi boleh-boleh saja asalkan sesuai koridor ya...

Luangkan Waktu Berkualitas

Sesibuk apapun kegiatan Anda di kantor, Anda tetap sebagai anggota keluarga, sebagai ibu rumah tangga. Oleh sebab itu ketika hari libur luangkanlah waktu penuh untuk keluarga, bukannya ribut dengan aktivitas diluar.

Anda bisa mengajak dia untuk makan di luar berdua atau bersama keluarga, menonton film favorit di rumah atau hanya sekedar bersepeda bersama. Intinya adalah Anda berdua memiliki waktu berkualitas di luar rutinitas.

"Cinta itu bukan kompetisi harga diri melainkan rasa saling menghormati" The Architect

-AP-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun