Prinsipnya dalam dunia kerja, baik pria maupun wanita mempunyai kesempatan yang sama.
Namun bagi Anda sang Pria, siapkah ketika pasangan mempunyai karir lebih tinggi?
Mungkin juga penghasilan dia lebih besar. Lalu bagaimana Anda menyikapinya?
Era emansipasi wanita sudah dimulai sejak pertengahan abad-19. Amerika melalui gerakan feminisme tanggal 20 Juli 1848 mengawali tuntutan persamaan hak sosial, sipil dan agama kaum wanita.Â
Konvensi yang digawangi oleh Lucretia Mott dan Elizabeth Cady Stanton berhasil membuahkan deklarasi yang dikenal dengan istilah "The Declaration of Sentiment".
Adapun awal mula tujuan dari gerakam tersebut adalah memperjuangkan hak suara bagi kaum hawa untuk memilih. Gerakan feminisme di Amerika terus mengalami perkembangan hingga sekarang.Â
Tidak hanya persamaan hak suara dalam pemilihan, tetapi juga menjamah pada ranah sosial, budaya, agama dan kebebasan berekspresi.
"Alangkah besar bedanya bagi masyarakat Indonesia bila kaum perempuan didik baik-baik. Dan untuk keperluan perempuan itu sendiri, berharaplah kami dengan harapan yang sangat supaya disediakan pelajaran dan pendidikan, karena inilah yang membawa bahagia baginya" RA. Kartini
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, emansipasi adalah pembebasan dari perbudakan atau persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti persamaan hak kaum wanita dengan pria.
Emansipasi juga memiliki arti proses pelepasan diri para wanita dalam kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan maju.
Emansipasi mengajarkan kepada wanita agar mampu hidup mandiri dan meminmalisir ketergantungan kepada orang lain. Tidak terkecuali dalam dunia profesional modern saat ini. Semua orang baik pria maupun wanita memiliki hak yang sama dalam berkarir.
Kalau masih single alias bujang mungkin hal tersebut tidak terlalu menimbulkan dampak sosial. Tetapi potensi masalah kemudian muncul saat wanita memutuskan memiliki pasangan hidup atau menikah.