Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Saatnya Menanamkan Paradigma "Reinforcement" dalam Kegiatan Ospek

17 September 2020   15:12 Diperbarui: 17 September 2020   15:23 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut pandangan saya pribadi, video yang saat ini menjadi trending di kalangan netizen tentang kegiatan PKKMB Universitas Negeri Surabaya (UNESA) masih bisa ditoleransi. Apa yang dilakukan oleh 'para senior' dalam video itu sebenarnya dalam batas wajar. 

Saya tidak menyaksikan adanya kekerasan verbal. Hal itu  merupakan upaya penegakan aturan namun dengan nada membentak sehingga terkesan mahasiswa barunya menjadi korban. Hanya saja karena kekuatan media sosial hari ini membuat apapun bisa jadi bahan untuk dikomentari dan viral.


Mungkin sebagian dari Anda sependapat, namun tidak sedikit juga yang memiliki pandangan berbeda dengan saya. Karena memang tindakan apapun yang disepakati sebagai bentuk perilaku negatif pasti memunculkan kontradiksi.

Baiklah untuk meminimalisir kesan negatif ospek, saya akan membahas bagaimana idealnya kegiatan tersebut bisa dilaksanakan dengan baik tanpa menimbulkan pro dan kontra ditengah masyarakat.

Pertama saya mulai dari tujuan diadakannya ospek. Seperti pembukaan awal, saya menyebutkan bahwa ospek merupakan program transisi. Lingkungan dan kehidupan sekolah tentu akan sangat berbeda dengan kehidupan kampus. Apalagi buat mahasiswa yang jauh dari rumah. Sangat penting untuk bisa beradaptasi menjadi pribadi yang mandiri dan tidak bergantung lagi dengan keluarga terutama orang tua.

Pembentukan mental dan karakter seperti ini dapat menghasilkan mahasiswa yang tangguh, pemberani dan percaya diri. Dengan begitu masa perkuliahan dapat dilewati dengan baik. Bagaimanapun juga kita harus tetap memupuk semangat dan optimisme bahwa kondisi pandemi ini berakhir serta keadaan pulih kembali. Sehingga kegiatan pendidikan juga dapat dilaksanakan dalam situasi normal.

Kedua mengenai metode ospek. Kegiatan-kegiatan semacam ospek dan MOS (Masa Orientasi Siswa) cenderung banyak disalahartikan sebagai ajang perploncoan. Warisan pengalaman turun-temurun semakin mengesahkan tindakan senior kepada junior. Apabila hal ini dibiarkan, maka efek terburuknya bisa saja menimbulkan korban.

Saya akan coba menjelaskan metode ospek dengan pendekatan "Reinforcement"

Salah satu tokoh psikologi terkenal yang mendedikasikan hidupnya untuk mempelajari konsep perilaku manusia adalah Burrhus Fredric Skinner (akrab dipanggil B.F Skinner). Dia adalah tokoh yang mempopulerkan teori "Reinforcement". Skinner meyakini bahwa setiap manusia bergerak karena mendapatkan rangsangan dari lingkungannya.

Stimulus yang didapatkan menjadi faktor penentu seseorang bertindak atau berperilaku. Akibat dari stimulus tersebut jika berpengaruh terhadap peningkatan frekuensi tindakan maka disebut sebagai "Reinforcement" (Penguat). Oleh sebab itu, perilaku menjadi objek yang bisa diamati dan dimodifikasi. 

Sebagai contoh, ada seorang anak kecil minta dibelikan kue kepada ibunya. Kemudian ibu si anak membelikan kue yang diminta. Jika si anak kembali terus menerus minta dibelikan kue yang sama maka kue itu menjadi stimulus perilaku 'minta dibelikan'. Sedangkan tindakan ibu membelikan kue menjadi penguatnya (reinforcement).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun