Mohon tunggu...
Yogi Pratama
Yogi Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - Bocah desa

Lahir di Brebes tepatnya di desa watujaya pada tahun 2001. Ambisius dalam berbagai hal yang disukainya. Terlahir dari keluarga kalangan menengah dan hidup layaknya anak pada biasanya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Santet, Makna Tersembunyi di Balik Santet

24 April 2020   23:45 Diperbarui: 24 April 2020   23:55 2212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
medium.com/@dukunsantetjamannow

SANTET. Sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat mengenai kata santet. Kata santet berasal dari singkatan bahasa Jawa "mehsisan benthet", memiliki arti sekalian rusak. Atau juga ada yang menyebutkan "mehsisan kanthet" Yang berarti sekalian lengket. 

Santet sendiri biasa digunakan orang Jawa untuk mencelakai seseorang. Praktek santet sangat terkenal di Banyuwangi Jawa Timur. Namun, bukan berarti daerah lain di Nusantara tak memiliki ilmu seperti santet.

Di Jawa Barat terkenal istilah teluh, ganggoan, dan sogna. Masyarakat Bali menamainya dengan desti, teluh, tenang jana. Dan di Sumatera dikenal dengan begu ganjang. Dan banyak lagi. 

Ilmu santet dipandang sebagai ilmu hitam oleh sebagian besar masyarakat. Namun penggiat ilmu santet tidak setuju akan hal tersebut. Pasalnya santet dibagi menjadi 4 warna, Yaitu hitam, merah, kuning, dan putih.

Santet hitam digunakan untuk mencelakai seseorang, merah untuk mempermalukan seseorang, kuning untuk kasih sayang, dan santet putih untuk pengobatan. 

Di Jawa sendiri cerita mengenai santet yang terkenal adalah cerita Calon Arang. Berbicara mengenai asal muasal santet pertama kalinya tidak dapat diketahui secara pasti. Karena praktek semacam santet tidak hanya ada di Indonesia. 

Di benua Eropa dan Amerika mereka mengenal voodoo. Dan praktik tersebut telah ada sejak abad 15-18 M praktek ini banyak ditemukan di Eropa dan Amerika. 

Sarana untuk menyantet pun ada berbagai macam, dapat dengan foto, potongan kuku, beberapa helai rambut, tanah, dan masih banyak lainnya. Sedangkan pengobatan santet untuk saat ini belum ditemukan peralatan medis yang dapat menangani kasus ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun