Mohon tunggu...
thania amelia
thania amelia Mohon Tunggu... Administrasi - Admin Balmon SFR Kelas I Jakarta

Thania Amelia Murniasih 111211247

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme

28 November 2024   15:06 Diperbarui: 28 November 2024   15:13 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme merupakan konsep yang kompleks dan terus menjadi bahan diskusi para ahli. Weber memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam memahami hubungan antara agama dan ekonomi. Namun, penting bagi kita untuk melihat konsep ini secara lebih nuansa dan mempertimbangkan berbagai faktor lain yang turut mempengaruhi perkembangan kapitalisme.

prof Apollo, 2014
prof Apollo, 2014
  1. Rasio Instrumental pada Tindakan (Instrumental rational Action):
    • Definisi: Tindakan ini didasarkan pada perhitungan untung-rugi. Seseorang akan memilih tindakan yang dianggap paling menguntungkan atau paling sedikit merugikan.
    • Contoh: Seorang pengusaha memilih untuk membuka cabang baru di lokasi tertentu setelah melakukan analisis pasar yang mendalam.
  2. Value rational Action:
    • Definisi: Tindakan ini didorong oleh komitmen pada nilai-nilai tertentu, seperti agama, moralitas, atau ideologi. Seseorang akan melakukan tindakan karena ia percaya bahwa tindakan tersebut adalah hal yang benar atau penting.
    • Contoh: Seorang aktivis lingkungan melakukan demonstrasi karena ia sangat peduli terhadap kelestarian alam.

Perbedaan Kunci:

  • Tindakan Rasional Instrumental: Fokus pada tujuan dan hasil yang konkret.
  • Tindakan Rasional Berdasarkan Nilai: Fokus pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang diyakini.

Implikasi terhadap Etika Protestan dan Kapitalisme

Weber berargumen bahwa semangat kapitalisme, dengan penekanannya pada akumulasi kekayaan dan efisiensi, lebih dekat dengan tindakan rasional instrumental. Namun, ia juga mengakui bahwa nilai-nilai Protestan, seperti kerja keras dan kejujuran, juga berperan dalam membentuk perilaku ekonomi.

prof Apollo, 2014
prof Apollo, 2014

Power (Kekuasaan) vs. Otoritas (Dominasi)

Power atau kekuasaan, menurut Weber, adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mewujudkan keinginannya, meskipun ada perlawanan atau penolakan dari pihak lain. Dengan kata lain, kekuasaan adalah kemampuan untuk memaksakan kehendak.

Ciri-ciri Power:

  • Kemampuan untuk memaksa: Orang yang memiliki kekuasaan dapat membuat orang lain melakukan sesuatu, bahkan jika orang lain tersebut tidak ingin melakukannya.
  • Tidak selalu sah: Kekuasaan tidak selalu didasarkan pada legitimasi atau persetujuan. Kekuasaan bisa didapat melalui kekerasan, ancaman, atau manipulasi.

Contoh Power:

  • Seorang gangster yang memaksa warga sekitar untuk membayar uang perlindungan.
  • Seorang diktator yang memerintah dengan tangan besi.

Otoritas atau dominasi, di sisi lain, adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk membuat orang lain patuh pada perintahnya karena perintah tersebut dianggap sah dan wajar. Dengan kata lain, otoritas adalah kekuasaan yang diterima secara sukarela.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun