c. Participating (S3): Rendah pada Task Behavior dan Tinggi pada Relationship Behavior
Pemimpin memberikan lebih banyak dukungan dan sedikit instruksi terkait tugas, dengan melibatkan pengikut dalam pengambilan keputusan. Digunakan ketika pengikut berada pada Readiness Level 3 (R3), yaitu mampu tetapi tidak mau atau kurang percaya diri. Pengikut memiliki keterampilan yang cukup, tetapi mungkin kehilangan motivasi atau mengalami keraguan diri. Agar pemimpin berperan sebagai fasilitator yang berfokus pada dukungan emosional, mendengarkan, dan mendorong partisipasi. Ini membantu membangun kepercayaan diri dan komitmen yang lebih kuat pada pengikut.
d. Delegating (S4): Rendah pada Task Behavior dan Relationship Behavior
Pemimpin memberikan kepercayaan penuh kepada pengikut untuk melaksanakan tugas dengan sedikit atau tanpa arahan dan dukungan. Digunakan ketika pengikut berada pada Readiness Level 4 (R4), yang berarti mampu dan mau. Pengikut dalam tingkat ini memiliki keterampilan tinggi dan motivasi tinggi untuk menyelesaikan tugas. Agar memberikan kebebasan pada pengikut untuk bekerja secara mandiri. Pemimpin hanya memonitor dari kejauhan tanpa terlalu terlibat. Gaya ini meningkatkan rasa tanggung jawab pengikut dan memberdayakan mereka untuk bekerja mandiri.
 Tingkat Kesiapan (Readiness) Pengikut
Tingkat kesiapan pengikut (R1 hingga R4) menggambarkan kombinasi dari kompetensi dan komitmen pengikut dalam melakukan tugas tertentu:
- R1: Tidak mampu dan tidak mau atau kurang percaya diri. Pengikut pada tahap ini belum menguasai tugas dan merasa tidak yakin.
- R2: Tidak mampu tetapi mau atau percaya diri. Pengikut ingin belajar dan termotivasi, tetapi keterampilannya masih kurang.
- R3: Mampu tetapi tidak mau atau kurang percaya diri. Pengikut sudah terampil tetapi kehilangan motivasi atau kurang yakin.
- R4: Mampu dan mau atau percaya diri. Pengikut di sini sudah ahli dan memiliki motivasi tinggi.
 Model Pengembangan Individu (D1 hingga D4)
Di sisi kanan bawah diagram terdapat model yang menunjukkan perkembangan individu dalam kompetensi dan komitmen:
- D1: Pengikut memiliki kompetensi rendah tetapi komitmen tinggi. Biasanya berada di fase belajar awal, antusias tapi belum berpengalaman.
- D2: Kompetensi mulai berkembang, tetapi komitmen menurun karena mulai menyadari kesulitan.
- D3: Kompetensi lebih tinggi namun komitmen berfluktuasi; mereka mulai merasa nyaman tetapi terkadang meragukan diri.
- D4: Pengikut memiliki kompetensi tinggi dan komitmen tinggi, mampu bekerja secara mandiri dengan kualitas tinggi.
Cara seorang pemimpin berinteraksi dan mempengaruhi anggota timnya. Dalam kepemimpinan situasional, ada empat gaya utama:
- Mengarahkan: Pemimpin memberikan instruksi yang jelas, mengawasi secara ketat, dan mengambil keputusan sendiri. Cocok untuk anggota tim yang masih baru dan belum memiliki kemampuan atau kemauan yang tinggi.
- Melatih: Pemimpin memberikan arahan dan dukungan, serta mendorong partisipasi anggota tim. Cocok untuk anggota tim yang memiliki kemauan tinggi tetapi masih perlu mengembangkan kemampuannya.
- Mendukung: Pemimpin memberikan dukungan emosional, mengakui prestasi, dan mendorong pengambilan keputusan mandiri. Cocok untuk anggota tim yang sudah memiliki kemampuan tinggi tetapi kurang percaya diri.
- Mendelegasikan: Pemimpin memberikan tanggung jawab penuh kepada anggota tim dan memonitor hasil. Cocok untuk anggota tim yang sudah memiliki kemampuan dan kemauan yang tinggi.
Contoh Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari
- Lingkungan Kerja: Seorang manajer baru mungkin menggunakan gaya mengarahkan untuk mengajarkan timnya tentang proses kerja baru, kemudian beralih ke gaya melatih saat tim mulai memahami tugasnya.
- Pendidikan: Seorang guru dapat menggunakan gaya mendukung untuk siswa yang sudah memiliki pemahaman yang baik tentang materi, tetapi kurang percaya diri.
- Keluarga: Orang tua dapat menggunakan gaya mendelegasikan untuk anak remaja yang sudah mandiri dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah.
Bagaimana Cara Mengidentifikasi Tingkat Kesiapan Anggota Tim?