Mohon tunggu...
thamzilthahir tualle
thamzilthahir tualle Mohon Tunggu... journalist -

lahir di makassar. selalu mencoba menulis apa adanya bukan ada apanya!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pengabdian Terakhir Istri Jenderal M Jusuf

24 Oktober 2010   04:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:09 1276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

SEMUA berduka. Dan, Elly Saelan tentu termasuk di antara yang paling berduka.

‘'mereka selalu tertawa dan bercanda berdua di kamar,'' cerita kerabatnya tentang keseharian Jendral Jusuf dengan istrinya, Elly Saelan.

Setelah meninggalnya sang suami,wanita berdarah Bugis-Manado itu kini tinggal sebatang kara. Anak satu-satunya, Jaury Jusuf Taufik Putra, meniggal 43 tahun yang lalu.

Hampir lima dekade, perempuan berdarah Manado itu setia merawat, menemani Jusuf menjalani tugas sebagai prajurit TNI (sebagai prajurit, Jusuf tercatat dengan Nomor Register Prajurit, NRP, 18102).

Sekitar pukul 02.25 wita, Kamis (9/9) dini hari, sekitar enam jam setelah Jusuf menghembuskan nafas terakhir, ibu Elly (demikian dia kerap disapa), meminta waktu khusus untuk berdua dengan suaminya.

‘'Ibu tak mau diganggu dulu. Sekarang dia berdua di ruang utama, adiknya pun tak bisa masuk. Pokoknya berdua,'' kata seorang kerabat dekat Jusuf ketika tribunmeminta waktu untuk bisa membacakan Al-Quran di depan jenazah almarhum.

Jenazah almarhum Jusuf selama sekitar dua jam memang sepertinya hanya diperuntukkan bagi wanita yang dinikahi Jusuf sekitar paruh pertama tahun 1954 itu.

Di ruang utama itu hening. Tak ada suara. Tangis sebagaimana istri yang ditinggalkan oleh suami yang dicintainya juga tak terdengar. Hening, kudus, dan bersih. Sebersih rumah bercat putih itu.

Di halaman depan rumah, Jl Sungai Tangka, kemenakan sang jendral, Andi ‘'onny'' Tenri Gappa mengutarakan hal serupa.

‘'Tolong ibu jangan diganggu dulu. Jangan biarkan ada yang masuk kamar. Beliau ingin tenang dulu,'' katanya pada Erry, lelaki berusia 40-an yang selama dua tahun dengan telaten merawat sang jendral di Makassar.

Kepada wartawan, andi onny juga mengatakan ibu Elly sangat siap untuk ditinggal sang suami. ‘'ibu sangat siap,''katanya.

Sekitar pukul 02.43 wita, Andi Herry Iskandar, juga kemanakan, keluar di teras yang dijaga dua prajurit TNI bersenjata lenkap.''siapa yang mau mengaji untuk jendral,ayo masuk?''

Tujuh orang yang membacakan ayat suci al-Quran, di hadapan jenazah yang ditempatkan di sebuah ranjang kayu dari jati yang pas seukuran dengan tinggi badannya. Saya juga termasuk yang dapat kesempatan membacakan 6 juz Alquran. Saya hanya berjarak sedepah dari jenazah sang jenderak para prajurit itu.

Sementara ibu Elly duduk di sebuah kursi di bagain timur jenazah. Selama hampir sekitar dua juz bacaan al Quran, ny elly duduk seperti orang bertafakkur.

Sesekali dia menatap ke jenazah sang suami yang kira-kira berjarak lima depah di depannya.

Tak ada air mata. Ny Elly bahkan terlihat seperti sedang membaca ayat-ayat surah yasin yang ditulis dengan kaligrafi putih di kain hijau yang menutupi bagian atas jenazah suaminya.

Beberapa kemanakan, kerabat, adik yang coba duduk didekatnya seperti hanya bayangan. Tak digubris.

Pukul 04.15 adzan subhu samar-samar terdengar. Suara itu dari sebuah esjid di Jl Gunung Merapi, tepat di belakang rumah sang jendreel.  Sekitar dua helatan nafas, Ibu Elly beranjak dari tempat duduknya. Dia menatap jenazah sejenak, lalu berjalan pelan

Tak lupa dia mengambil sebuah kaleng semprot nyamuk warna biru tua di dekat gorden.berjalan menunduk masuk ke kamar di mana suaminya menghembuskan nafas terakhir

‘'Itulah yang biasa dilakukan ibu sebelum tidur,'' kata seorang pria yang tinggal di rumah Jl Sungai Katangka tu selama tiga tahun.(thamzil thahir)]

*) tulisan ini dimuat di harian Tribun Timur edisi 10 September 2004

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun