Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siasat Konsultan Politik

26 Juni 2023   08:05 Diperbarui: 26 Juni 2023   08:14 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Satu ketika pada  sebuah kedai bilangan sudut kota di negeri antah berantah terjadi dialog

"Boss  Ketum coba dengarkan baik baik pendapat saya ini"

"siyaaap Mas Konsultan"

Konsultan gaek menggeser sedikit posisi duduk. Merokok distop dulu, tampaknya serius banget,

" begini Boss, sebelumnya tolong pembicaraan ini kita di rahasiakan,  Tolong off kan hp kita berdua agar kosentrasi, terima kasih"

Suasana Kedai  memang sedang sepi. Pengunjung  hanya ada 3 pasang muda mudi  sedang pacaran.  Tempat duduk plus meja orang kasmaran itu agak jauah.  Pasti mereka tidak peduli sekeliling.  Anda sudah pernah merasakan kalau sedang jatuh cinta. Suasana dialog politik Aman.   Selain itu pembicaraan rahasia terjadi pukul 14.00 sedang panas panas nya cuaca ibu kota kerajaan. 

Konsultan Politik mohon izin ke Boss Ketum agar Manager Kedai mematikan CCTV. Tidak boleh ada kamera terselubung atau alat perekam. Pembicaraan rahasia, malah super rahasia. 

------------

Prolog

Kisah ini terjadi tahun 3023. Bulan Februari , 7 Bulan lagi akan dilaksanakan Pemilihan Umum.  Pemerintah berkuasa sudah menyiapkan segala sesuatu terkait pesta demokrasi akbar. Pemerintah bertanggung jawab agar peristiwa demokrasi ini sesuai keinginan rakyat.  Jujur dan Adil. Pemilu Langsung Umum Bebas Rahasia (Luber) diharapkan berhasil memberikan peluang sebesar besarnya kepada Calon Pemimpin yang benar benar di pilih rakyat.

-----------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun