Ada dua hal yang memaksa bekerja dari rumah atau istilah keren-nya work from home. Pemaksaan pertama adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kedua adalah memaksa diri sendiri stay at home berkenaan niat konsentrasi ibadah di bulan ramadhan.
Alhamdulillah selama masa PSBB Jakarta dalam suasana puasa produktivitas dalam kapasitas seorang jurnalis tetap stabil. Â Bahkan jumlah artikel melebihi hari-hari tenang sebelumnya. Di masa normal bersebab banyak juga kegiatan diluar rumah justru agak sulit menyediakan waktu menulis.
Perlu diinformasikan setelah pensiun pekerjaan utama tidak ada lagi. Â Tidak punya kantor dan baju seragam. Â Tidak ada lagi absensi apalagi apel pagi. Â
Untunglah sebulan setelah pensiun tepatnya Agustus 2010 diperkenalkan dengan dunia tulis menulis. Â Kompasiana.com merupakan lahan baru untuk mengembangkan bakat menulis.
Selain itu ada pekerjaan mengajar yang merupakan lanjutan sejak 20 tahun lalu. Â Artinya walaupun sudah pensiun masih ada kegiatan positif guna mengisi waktu. Â Pekerjaan lain ya senang senang beribadah di baitullah, bercengkrama dengan keluarga sesekali wisata atawa jalan jalan.
Pekerjaan menulis ternyata membuat dunia terbuka. Â Jendela seolah terbuka lebar, Â ada gairah baru di dunia jurnalistik ini. Â Selain bertemu dengan sesama penulis juga mendapat ilmu pengetahuan bagaimana bisa mempertahankan bisa menulis setiap hari.
Indikator keberhasilan seorang penulis adalah seberapa banyak telah menerbitkan buku. Â Ini versi TD, tak pula sahabat penulis lain berang. Oleh karena itu menerbitkan buku menjadi motivasi utama menulis dan menulis setiap hari.
Buku adalah mahkota seorang penulis. Terus terang awak bukanlah penulis novel. Â Oleh karena itu sebagian buku merupakan kumpulan tulisan harian. Â Menjilid tulisan istilah paling tepat terkait dengan buku terbitan TD.
Memang ada beberapa Buku memiliki ke khasan tersendiri seperti Buku Prabowo Presidenku, Kasidah, Polisi Juga Manusia, Magnet Baitullah, Biografi Bundo Kanduang. Selainnya buku bersifat bunga rampai.
Buku Pertama Bukan Orang Terkenal terbit  tahun 2012 dan buku ke 26 bertajuk Nasehat Media Sosial di awal tahun 2020.
InhsaAllah atas seizing Allah SWT pada usia 70 tahun pada Juli 2022 bercita-cita menerbitkan 40 judul buku.
Terkurung 2 bulan lebih dirumah (stay at home)  kegiatan menulis tetap dilaksanakan. Banyak sekali waktu tersedia sehingga kini telah siap diterbitkan 4 buku.  Buku tersebut  Bunga Rampai 2019, Virus Corona, PSBB Jakarta dan Iktikaf.
Khusus tulisan terkait Pengalaman Iktikaf selama 10 hari di akhir ramadhan memang tidak di posting. Â Pasalnya kami ingin lebih konsentrasi iktikaf dengan cara memutuskan untuk sementara hubungan dengan dunia maya.
Selama 10 hari tidak berkomunikasi di Kompasiana.com,  Detik.com. Disway.id, Facebook.com  dan Whats App dan semua yang berkaitan dengan dunia maya.  Benar benar terputus.  Laiknya seperti orang bertapa di gua selam 10 hari.  Lebih banyak beribadah di kamar khusus.
Alhamdulillah cobaan untuk membuka handphone bisa diatasi. Dunia tak akan kehilangan ketika seorang thamrin dahlan lenyap di internet. Memnag ada beberapa teman bertanya lewat istri, kemana Pak TD, mana Pantunnya, mana tulisannya.Â
Pengalaman ibadah iktikaf 10 malam setiap hari ditulis. Tak terasa sampai 75 halaman. Inilah suka duka berpisah dnegan dunia luar. Seperti orang bertapa. Â Buku ini merupakan karya fenomenal pengalaman sejati memburu malam seribu malam Lailatul Qadar.
Berhubung terkurung di rumah maka proses menerbitkan buku terkendala dalam pengurusan ISBN. Demikian pula mencetak buku di Buring Print Didital Depok. Namun segala sesuatu seperti proses edit buku  berupa assesoris, Cover,  Kata Pengantar, Daftar Isi dan lain sebagainya sedang dipersiapkan.
Dengan demikian ketika PSBB dicabut maka bersegera menerbitkan 4 Â (empat) buku. Tahun 2020 lebih awal tercapai target menerbitkan 30 buku. Â Mudah mudahan setelah itu bisa menambah jumlah buku lagi seiring dengan jumlah tulisan terposting sampai Desember 2020.
Bersyukur kini mengetik tulisan tidak lagi di lap top. Â Sejak awal ramadhan beserta istri kami menservis Personal Computer (PC) yang sudah lama tidak terpakai. Â Langganan reparasi PC Mas Mardi bisa menghidupkan computer tersebut dengan biaya yang tidak begitu mahal.
Bisa jadi inilah salah satu sebab mengapa produktivitas menulis semakin  tinggi.  Menulis di PC memang beda dengan di laptop.  Terutama posisi duduk. Mengetik di laptop pada sofa memang tidak begitu nyaman karena cendrung membungkuk. Ketika mengetik di PC lebih terasa nyaman duduk dikursi dan posisi punggung lurus tegak. Satu lagi layar monitor PC lebih besar dan terang.
Puasa syawal masuk hari ke – 4.  Mudah mudahan 2 hari lagi selesai menuju Lebaran Ketupat pada hari Ahad 31 Mei 2020. Prosesi badah  wajib dilanjutkan guna mempertahankan dan memelihara semangat Ramadhan.
Sesuai pula dengan makna Pantun berikut ini
- Hang Tuah Panglima Negri SembilanÂ
- Bersaudara Hang Jebat Panglima Kelantan
- Istiqomah ibadah terus lanjutkan
- Pertahankan semangat Ramadhan di sebelas bulan
Salamsalaman
BHP, 28 Mei 2020
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H