Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Baiklah Bapak Presiden Saya Bersedia "Dirumahkan"

16 Maret 2020   19:47 Diperbarui: 16 Maret 2020   19:48 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Izinkan saya menggunakan kosa kata dirumahkan dalam kata petik.  Sejatinya istilah dirumahkan selama ini lebih kepada satu penderitaan ketika seorang pegawai tidak boleh masuk bekerja lagi. Baiklah Pak Presiden saya bersedia dirumahkan.

Artinya dirumahkan bisa memiliki pengertian dipecat, di skor atau untuk sementara berhenti bekerja karena ada masalah dengan kantor terkait bangkrut atau lain hal masalah.

Nah dirumahkan dalam tanda kutip itu saya rasakan mulai Hari Senin 16 Maret 2020. Pasalnya Indonesia merupakan bagian dari dunia sedang menghadapi resiko penularan virus korona.

Himbauan atau tepatnya pemberitahuan dari Pemerintah Ibukota supaya  warga tetap berdiam dirumah  agar penyebaran convid 19 bisa leboh ditahan. Itulah sebabnya saya tidak pergi kemana mana kecuali hanya di sekitar Perumahan Bumi Harapan Permai.

dokpri
dokpri
Beberapa jadwal kegiatan selama 2 pekan kedepan perlu di reschedule atau bahkan dibatalkan.  Sebenarnya hari Senin ini ada kegiatan pelatihan di Kampus Universitas Indonesia Salemba tetapi saya memutuskan tidak hadir setelah menyampaikan mohin maaf kepada  Mas Agus. Ketua Panitia.

Menjaga jarak tatap muka dengan warga  merupakan anjuran dari para ahli kesehatan agar tidak berresiko tertular virus korona.  Dengan cara demikian maka tidak ada salahnya pergi ke kedai di BHP menikmati nasi uduk.

Dikedai inilah saya acap bersilaturahim dengan teman teman warga baik yang sudah dikenal atau teman baru. Mas Yanto tinggal di Perumahan Permata seorang penggiat Yayasan Sembilan dalam penjangkauan korban narkoba merupakan teman baru. Kami berbicara "nyambung " bersebab memiliki latar belakang pengalaman sama dalam rehabilitasi korban narkoba.

dokpri
dokpri
Alhamdulillah niat mau sarapan ketupat sayur terpaksa diganti nasi uduk karena si uda padang libur setiap hari Senin.  Tak lama datanglah si mbok penjual jamu gendong.  Sesuai nasehat teman maka kini saya minum jamu pakai gelas sendiri (pinjam si mas).

Mas Bambang Suncono kebetulan sedang belanja di Pasar BHP. Tetangga dekat sahabat jamaah Masjid Baiturrahman bersedia pula menikmati jamu gendong yang katanya berjahe merah bermanfaat meningkatkan imunitas tubuh melawan virus korona.

Lumayan lama ngobrol dengan Mas Suncono.  Beserta 5 anggota keluarga Beliau terpaksa membatalkan wisata ke negeri jiran Singapura dan Malaysia karena virus. Refund di potong 25 % sebagai konsekuensi. Untung saja kami belum memesan hotel demikian penjelasan Mas Bambang.

Kami ceritra terkait dirumahkan.  Ya selama dua pekan kedepan kita nikmati saja berada disekitar rumah bersama dengan anak anak sekolah .  Tempat wisata di Jakarta seperti Ragunan, Taman Mini, Ancol dan Kota Tua juga di tutup. Bagi seorang jurnalis walaupun dikekang tak berpergian inspirasi menulis ternyata ada saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun