Walau antara Teuku Umar dan Gondangdia.Â
Tak sepanjang Anyer dan Jakarta.Â
Walau ada dua pertemuan berbeda.Â
Semoga tak memisahkan para pemimpin kita,
Paling tidak suhu politik yang semakin memanas paska pilpres dan masuk pada fase perebutan kursi menteri kabinet bisa sedikit agak didinginkan dengan berpantun. Tokoh Nasional ada baiknya menggunakan cara sederhana dalam berkomunikasi sehingga para pengikut di grass root bisa lebih tenang. Â Syukur syukur hoaks politik dapat diatasi atau dikurangi ketika silang sengketa pendapat disampaikan dlam bentuk berbalas pantun antar para pihak peseteru. .
Sesungguhnya pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Â Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "penuntun".
Pantun memiliki nama lain dalam bahasa-bahasa daerah: dalam bahasa Jawa, pantun dikenal dengan paparikan; dalam bahasa Sunda, pantun disebut paparikan; dan dalam bahasa Batak, pantun dikenal dengan sebutan umpasa.
Lazimnya, pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), tiap larik terdiri atas 4 suku kata
Bersajak akhir dengan pola a-b-a-b[1] ataupun a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b atau a-b-b-a).
Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan, tapi sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Â Ciri lain dari sebuah pantun adalah pantun tidak memberi nama penggubahnya. Hal ini dikarenakan penyebaran pantun dilakukan secara lisan.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam atau kehidupan (sering mencirikan budaya agraris masyarakat penggubahnya),