Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kesabaran Tingkat Dewa Seorang Sopir Angkot

26 April 2019   17:00 Diperbarui: 26 April 2019   17:36 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sopir menyahut

"Barangnya banyak ngak ? 70 ribu"

Itulah tawar menawar antara agen pedagang buah dengan sopir angkot. Deal 60 ribu dengan syarat pedagang membayar restribusi masuk keluar pasar induk.

"Pak Haji mau turun disini?"
Awak langsung menjawab
" saya ngak buru buru,  mau ikut aja "

Saat itu angkot memang tak ada penumpang, bisa jadi kalkukasi sopir angkot dari pada ngosong eloklah diterima borongan  bawa buah. Dari sisi awak, ini kesempatan mengetahui liku liku ibukota bagaimana geliat warga menghidupi keluarga. Angkot memasuki Pasar Induk buah dan sayuran Kramat jati yang didapuk sebagai Pasar terbesar di Indonesia.

Ternyata awak dan sopir angkot harus sabar karena barang bawaan itu belum siap. Agen buah itu masih duduk dibangku belakang sambil berkata

"Tungu sebentar ya barang sedang diantar kesini"

Pak Sopir terlihat hanya diam. Awakpun turun sembari melihat geliat kehidupan orang pasar. Sudah 10 meniut barang belum juga datang, Kesabaran tingkat dewa wajib dipasang agar syetan tidak ikutan menganggu. Mengganggu dalam bentuk kemarahan tentunya. 

Mengapa harus pasang kesabaran tingkat dewa. ? Ya iyalah, tahu sendiri kehidupan di lapangan kerja seperti ini sangat keras.  Bisa saja sopir tidak sabar kemudian bentrok atau berantem karena tidak sesuai perjanjian.

Kami kira setelkah masuk ke pasar barang tinggal di naikkan ke angkot. Oh ternyata harus menunggu.  Awak sih bisa santai karena memang ini saatnya mengumpulkan rasa syukur melihat hidup saudaraku di kawasan ini memang hidup penuh perjuangan. Entahlah Pak Sopir bagaimana pula perasaan hatinya.  Memikirkan setoran, penumpang semakin berkurang dan segala macam persoalan transportasi jakarta yang super macet itu. 

Akhirnya setelah menunggu hampir  setengah jam datang juga yang ditunggu tunggu. Seorang buruh pasar menarik sejenis lori pengangkut  barang bemuatan 7- 9 koli buah buahan. Wajah pak sopir mulai tersenyum, pedagang juga  tampak tidak stress lagi. Buah buahan langsung dinaikkan ke angkot, penuh juga sehingga tak mungkin ambil penumpang lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun