Tak lama Bapak Purwadi tiba. Beliau boleh diberi bintang karena menempuh perjalanan dari kediaman Bekasi ke BHP yang jarak tempuhnya lumayan jauh. Tetapi tampaknya saudara kita ini lebih mementingkan silaturahim dengan sobat tenis dari pada hanya terpaku di depan televisi.
Berteriak "I get it" itulah ciri awak ketika pukulan masuk di lahan lawan. Yes berteriak merupakan salah satu cara melepaskan kebuntuan dalam berkomunikasi.
Mas Sugiharto malah mengatakan di lapangan kita bisa bebas berbicara, tertawa terbahak-bahak. Mana bisa kita tertawa lepas di rumah, pasti anak istri akan bertanya ada apa dengan bapake. Nah itulah sebabnya kami tetap bersemangat datang ke lapangan tennis dan menjadikan jadwal hari Sabtu dan Ahad sebagai hari prioritas utama untuk bersilaturahmi. Makan-makan menjadi daya tarik sendiri setelah itu baru bermain tenis.
Di awal bulan biasanya kami mengumpulkan iuran 100.000 perak dan diserahkan ke koordinator tenis. Untuk beli bola dan keperluan lain, iuran bulanan merupakan sifat gotong royong dalam lingkup kebersamaan. Khusus hari peringatan Isra Miraj kami bersepakat menu hari ini nasi bungkus padang. Jadilah masing-masing teman berkontribusi untuk dana membeli makanan. Ada catatan yang belum tercapai yaitu menikmati Soto Padang Mak Itam,
Awak hanya bermain 1 set saja sedangkan pemain muda seperti Mas Yuswardi bisa lebih dari 2 kali. Belum lagi Dr. Wim walaupun termasuk lansia beliau masih bisa main sampai 2-3 set. Luar biasa.Â
Mas Kitot, security BHP Kelurahan Dukuh Jakarta Timur telah tiba membawa nasi bungkus dari kedai Uni Ani. Maka olahraga hari itu dituntaskan bersama makan nasi padang sembari lesehan. Nikmat mana lagi yang kau dustakan.
Awak berkeringat bukan karena litak bermain tenis justru menu pilihan ikan bawal bakar itu lumayan pedas. Sehingga tak ayal peluh bercucuran di wajah sebagai tanda kenikmatan itu memang maknyus.
Sementara tukang yang sedang mengerjakan pembuatan bangku ikutan makan, beliau istirahat sejenak sebelum melanjutkan pengerjaan bangku yang di desain permanen,
Poin yang disampaikan disni adalah bahwa olahraga tetap wajib dilakukan oleh warga lansia. Jadikan arena olahraga yang sekaligus sebagai olah jiwa ini sebagai ajang silaturahim untuk bersenang-senang.
Melakukan olaharaga tidak perlu ngoyo, lakukan pemanasan secukupnya dan nikmati pukulan demi pukulan tanpa menghiraukan hitungan hitungan. Semua pemain menang dalam kegembiraan.
Salamsalaman