Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenang 1 Tahun Wafat Brigjen Pol (P) dr Bambang Ibnu Soeparto

29 Desember 2018   20:04 Diperbarui: 30 Desember 2018   13:18 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panasan Solo

Kami bersepuluh ditakdirkan mengikuti latihan militer di Pusdik Angkatan Udara Panasan Solo Jawa Tengah tahun 1980. Bersama 140 sarjana dari berbagai dislipilin ilmu selama 3 bulan dididik berbaris menembak dan cara menghormat. Perilaku sipil diubah drastis mejadi anggota Polri, Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

Dr Bambang Ibnu Soeparto sahabat penuh perhatian kepada semua orang. Tidak peduli kepada orang yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal semua di bantu. Itulah sebabnya sahabat perjuangan di Panasan mendapat anugerah jabatan dan pangkat sesuai dengan naluri kepemimpinan sebagai Kapusdokkes Polri.

Brigjen Pol dr S Budi Siswanto menjabat Karumkit Bhayangkara TK RS Soekanto, Kombes Pol dr Ate Suryaman Kabiddokkes Polda Jabar Kombes Pol dr Albert Reinewei Kabiddokks Kaltim, Kombes Pol drh Budiono Kabiddokkes Aceh dan Kombes Pol Thamrin Dahlan, SKM, MSi Direktur Pasca Rehabilitasi BNN.

Bukan nepotisme namun ini adalah tanggung jawab moral sesuai dengan nazar ketika Brigadir Jendral Polisi Dr Bambang Ibnu Soeparto di lantik menjadi Kapusdokkes Polri mengangkat teman sesuai kompetensi.

Dalam perjalan karier selama lebih 30 tahun kami selalu bersama dan acap sekali berkumpul dalam artian makan ditempat dimana. Soal menentukan lokasi restoran hak preogatif dr Bambang Is.

Penggemar kuliner ini paham saja dimana tempat makan enak, terkadang bersama keluarga dan acap pula kami berlima yang mukim di Jakarta kumpul untuk membahas perkembangan komunitas dokkes. Acara kumpul semakin inten ketika memasuki masa purna dan bergabung pula para senior seperti Ibu Nanny Alaydrus dan dr Aidy Rawas.

Sebagai teman saya memiliki terlalu banyak kesan dengan BIS demikian panggilan populer dikalangan sahabat dekat. Ketika supervisi ke Polda Sumatera Utara bersama pejabat utama Dokkes khusus ke Rumah Sakit Polri Tebing Tinggi serta merta setelah melihat betapa hebat kemajuaan yang capai Karumkit Kapten dr Agus Didi Mintadi. Pak BIS berucap sambil meneupk pundak dr Didi,

"inilah dia calon jendral Ka Rumkit Pusat Polri masa datang"

Luar biasa dan prediksi tersebut menjadi kenyataan.

bisandfriend-5c27702743322f4c7d242a15.jpg
bisandfriend-5c27702743322f4c7d242a15.jpg
Hampir sepertiga masa tugas BIS berkerja di fungsi reserse Mabes Polri. Inilah takdir yang membawa beliau mendapat kesempatan menjabat Kepala Pusat Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN). Ketika itu terjadi reorganisasi BNN dan dibutuhkan seorang dokter medis yang memiliki wawasan reserse.

Pilihan Kapolri Jendral Roesdihardjo dan Ka BNN Komjen Ahwil Luthan jatuh ke dokter Bambang Ibnu Soeparto. Dengan demikikan maka melekatlah bintang satu dipundak sahabat kami yang selalu tersenyum dan jarang marah ini.

Bukber NBI

Sahabat seperjuangan sejak 35 tahun lalu dr Bambang Ibnu Suparto (BIS) melalui whatsapp kirim pesan

" pak haji masih berani makan sate kambing ngak "

Wah nantangin neh, serta merta awak balas

" siapa takut, siap jendral, kapan kite diundang?"

Itulah awalnya cerita buka puasa bersama komunitas Purnawirawan Kesehatan Polri. Walaupun usia sudah menginjak 63 tahun, awak tetap bisa menikmati sate kambing, tonseng dan sejenisnya pada takaran tertentu.

Memang ada mitos bahwa daging kambing yang dibakar diperapian kemudian ditusuk itu "berbahaya" bagi pengidap penyakit tekanan darah tinggi. Tetapi apabila kita pakai rumus NBI dalam soal makan dan minum, Insha Allah aman aman saja.

Dr Bambang memberikan kiat jitu terkait soal makan. Kiat itu dalam bentuk rumus dalam singkatan yang mudah diingat yaitu NBI. Makna huruf N = Nikmati. Selama jenis makanan itu halal dan higenis kenapa tidak di nikmati. Tidak ada pantangan, silahkan di makan jangan kuatir. Jangan hidangan itu di nikmati lewat mata saja. Silahkan di cicipi dan dikunyah kemudian ditelan untuk merasakan betapa syedapnya hasil olahan shep kondang.

Sekarang apa makna singkatan B. Huruf B itu bermakna Batasi. Sesuai pula dengan anjuran agama agar segala sesuatu itu jangan berlebihan. Terkait makan tentu saja jangan di isi perut kita sekeyang kenyangnya, apalagi bagi para manula. Artinya silahkan sate kambing atau tonseng dinikmati tetapi tolong juga di batasi sampai pada titik kenikmatan itu telah sampai di level 7. Apabila di hidangkan 20 tusuk sate, maka saya lihat BIS hanya menikmati 5 tusuk saja plus sate ayam 7 tusuk bonus tonseng setengah pinggan.

Rumus terakhir ada huruf I. Kepanjangan dari singkatan ini adalah Imbangi. Yes setelah di nikmati dalam kadar batas tertentu maka perlu asupan gizi itu diimbangi dengan olahraga. Olahraga ringan sesuai dengan hobby masing masing. BIS yang punya rumus hobby jalan kaki bersama istri di sekeliling perumahan. Olahraga permainan yang mengasyikan juga dilakukan oleh sobat yang hadir pada Bukber itu dr Aidy Rawas dan Mbak Nanny Alaydrus.

Purnawirawan Polri ini sampai sekarang masih aktif bermain tennis lapangan dengan dosis 2 x 1 . Dua kali atau tiga kali seminggu berolahraga sampai berkeringat untuk mengimbangi makan sate atau sejenisnya. Insha Allah ada keseimbangan dalam tubuh yang akhirnya kualitas kesehatan terjaga dengan baik.

bis15-5c276fe8ab12ae57806f83b8.jpg
bis15-5c276fe8ab12ae57806f83b8.jpg
Sate Domba Non Kolesterol

Inlah bukber pamungkas setelah menghadiri beberapa undangan dari berragam komunitas. Kota Jakarta memang kelewatan macetnya. Untung awak berangkat lebih awal. Bada shalat asar segera saja meluncur dari Kampung Dukuh Jakarta Timur. Diperlukan waktu 2 jam kurang sedikit untuk mencapai Resto Dapur Mamih di Jalan Melawai XIII nomor 1 Jakarta Selatan. Untunglah awak tidak telat. Telah tiba duluan Bapak BIS dan Istri, pak Aidy dan Bu Nanny. Sobat lain tampaknya berhalangan hadir dengan beberapa kendala antara lain punya acara bukber lain atau masih melayani pasien. Maklum ini komunitas para dokter.

Ibu Bambang me-rekomendasi-kan Bukber di hari ke- 27 Ramadhan 1436 H ini di Restoran Pak Haji USA (Urang Sunda Asli) Pak Haji owner yang bertubuh tambun dengan ramah melayani setiap pengunjung. Ramai juga warga akan membatalkan puasa di restoran yang bernuansa kekeluargaan dengan sajian khusus menu sate domba. Oh ternyata bukan sate kambing. Walaupun masih satu ras dengan kambing, si domba katanya lebih aman di kudap bersebab hewan berbulu kribo ini dagingnya non kholesterol. Ajib.

"Jangan kuatir pak dan Ibu, dijamin tidak naik tekanan darah"

Pak Haji USA menjelaskan panjang lebar tentang menu di Resto yang lebih dikenal dengan Sateku.

"Ini sajian khusus sate dari domba pilihan dan dibakar dalam ukuran panas tertentu"

bis13-5c2770acc112fe7ef35117d8.jpg
bis13-5c2770acc112fe7ef35117d8.jpg
Ketika azan maghrib terdengar dari mushola sebelah maka mulailah kami berlima menikmati hidangan pembuka puasa yang tersedia. Minum es dan teh anget sesuai pilihan masing masing dan sajian beberapa kue kecil

"Kita sholat maghrib dulu, nanti baru menikmati sateku"

Pak Aidy Rawas bertindak sebagai Imam Sholat di Mushola sebelah. Tampak beberapa musafir seperti kami yang menunaikan sholat setelah mereka membatalkan puasa di warung warung makan di sekitar itu yang sangat ramai sekali. Bu Nanny dan Bu Bambang sholat di Dapur Mamih di lantai 2. Alhamdulillah di imami oleh Pak Haji USA si pemilik Resto.

Bonus Foto di dinding

Bada sholat, dua orang pegawai restoran menghidangkan dua nampan sate yang masih berasap. Terlihat gelegak daging sate yang mengundang selera. Satu pinggan sate domba dan satu pinggan sate ayam. Bumbu kecap perpiring tiap orang plus bumbu kacang. Tampak pula terhidang dua piring tongseng. Mulailah kami berlomba menikmati sate domba. Wah rasanya memang maknyus, nikmat sekali, selain daging sate itu lunak justru dalam keadaan panas itulah muncul aroma khas. Tanpa malu malu awak melirik ke Pak BIS dan kami sepakat minta nasi tambuah ciek.

Yes rumus NBI itu sudah melekat pada diri sobat, sehingga diajak makan apa saja asalkan halal dan bersih kami tidak pernah menolak. Sayang sekali hidangan super syedaap kalau tidak dinikmati. Berbekal rumus NBI kami selalu riang gembira menyantap makanan tanpa rasa kuatir.Toh kenikmatan makan itu hanya berlangsung sebentar setelah melewati rongga mulut bercampur air liur kemudian meluncur ke lambung setelah melewati keronggokan, Nimat sepanjang tractus digestivus, begitu kata para dokter polisi.

Pak Haji USA ikutan duduk di meja kami. Kemudian selfie berfoto bersama dengan janji bahwa dokumentasi itu akan di pajang di dinding resto. Benar sekali di dinding resto nampak foto langganan Pak Haji. Foto langanan selebritis dan para pejabat pun bertebaran disana. Ini dia kiat unggulan untuk memikat dan mengikat langganan. Insha Allah setelah lebaran kita makan disini lagi kata Ibu Bambang . Masih ada menu yang belum di cicipi yaitu nasi plus sambel teri. Sekalian nanti melihat foto kami berlima dan pak haji di pampang di dinding Resto Dapur Mamih. Pasalnya Pak Haji ikutan mejeng di foto bukber pamungkas.

Sudah melekat pada diri sobat, sehingga diajak makan apa saja asalkan halal dan bersih kami tidak pernah menolak. Sayang sekali hidangan super syedaap kalau tidak dinikmati. Berbekal rumus NBI kami selalu riang gembira menyantap makanan tanpa rasa kuatir.

Sesungguhnya kenikmatan makan itu hanya berlangsung sebentar setelah melewati rongga mulut bercampur air liur kemudian meluncur ke lambung setelah melewati keronggokan, Nimat sepanjang tractus digestivus, begitu kata para dokter polisi., (P) dr Bambang Ibnu Soeparto

Salamsalaman
TD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun