Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

(Resensi Buku) Arief "Effect", Setahun Revolusi Senyap di Dapur Polri

25 Maret 2018   20:19 Diperbarui: 26 Maret 2018   06:01 2102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Arief menyadari bahwa tantangan tugas cukup berat bidang SDM mulai dari hulu rekrutmen sampai hilir penempatan para pejabat yang langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat. Selaras dengan visi misi Kapolri yaitu Profesional. Modern dan Terpercaya (Promoter). 

 As SDM tidak bisa bekerja sendiri, oleh karena pada tahap awal membenahi lingkungan internal SDM Polri. Hanya butuh 1 x 24 jam bagi Arief mengirim pesan bahwa sudah saatnya SDM Polri berubah. Arief mengumpulkan seluruh pejabat di lingkungan SDM dengan tegas mengatakan " Saya katakan proses pelaksanaan rekrutmen anggota Polri yang saat ini berlangsung agar dilakuan secara objektif dan jujur.  Seluruh proses harus clear and clean jangan ada penyimpangan seperti yang selama ini menjadi rumor di massyarakat " (halaman 61).

Pendekatan Agama di utamakan Arief untuk membentuk personil SDM berkualitas, bermoral, jujur dan penuh tanggung jawab. Langkah pertama di jajaran SDM terlibat rekrutmen di wajibkan mengucapkan ikrar dan bersumpah untuk tidak berbuat korupsi, kolusi, nepotisme.  Selain diucapkan, sumpah dituangkan secara tertulis pada pakta integritas  lalu ditanda tangani. Jendral Arief menyadari dia tidak bisa mengawssi anak buah selama 24 jam jadi wajar berupaya mendekatkan mereka kepada Tuhan. (halaman 63)

Sabtu, 24 Februari 2018 Bedah Buku Arief Effect diselenggarakan di Lantai 4 Gedung Perpustakaan Nasional Gambir Jakarta Pusat.  Cukup banyak undangan hadir berserta para pembahas kondang tingkat nasional baik dari kalangan Pers maupun DPR serta Kompolnas dan tentu Penulis Farouk Arnaz.  Satu hal menarik adalah sisi humaniora ketika Istri dan Putra AS SDM Polri dimintakan pendapat terkait sosok yang sedang diperbincangkan.  Luar biasa, dibelakang  Perwira Tinggi Polri hebat terdapat Bhayangkari yang tidak terkontaminasi life style hedoisme.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Buku Arief Effect adalah perjalanan sejarah Polri dalam reformasi cultural sebagaimana telah tuntas dikerjakan reformasi structural da reformasi instrumental.   Manusia (man ) adalah makhluk bernyawa banyak maunya.  Dalam aspek manajemen Man yang bermoral akan mampu mengelola fungsi manajemen lainnya Money, Material, dan Methode (benda mati). Inilah yang dilakukan Jendral Arief bagaimana memberdayakan makhluk bernyawa berprofesi Polisi Indonesia mengelola makhluk hidup (personil Polri ) dan benda mati yang tidak bisa apa apa.  Jadi  mereka bukan sekedar bertugas tetapi mampu memberikan manfaat kemaslahatan bagi stake holders Polri .

Effect Arief baru akan terasa 10 - 20 tahun kemudian ketika hasil produk rekrutment Akpol dan Bintara serta Perwira Sarjana berkiprah melayani masyarakat.  Semoga Anggota Polri itu  tidak terkontaminasi di jajaran budaya Polri .  Inilah tantangan pembenahan Polri yang harus digerakkan secara simultan dan menyeluruh pada sektor pelayanan, perlindungan dan pengayoman masyarakat dalam penegakan hukum dan kamtibmas.

Semoga kunjungan Kapolri dan jajaran ke Negara Georgia bisa dijadikan referensi bahwa  Institusi Polisi bisa dibenahi. Ketegasan dan keberanian membersihkan sektor hukum dari praktik koruptif adalah salah satu kunci kemakmuran Georgia (halaman 176).  Ujung dari visi Jendral Tito : terpercaya bukan hanya angan angan tetapi menjadi kenyataan berbekal dari gerakan kesuksesan revolusi kultural di tubuh Polri.    

Arief tidak boleh berhenti di titik SDM.  Ada tugas memotong waktu yaitu berupa kewenangan Promoter di jajaran Reserse, Lantas dan sektor yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat.  Untuk itu kapasitas seorang Irjen Pol Drs Arief Sulistyanto M.Si bisa ditingkatkan menjadi lebih tinggi guna mengurai simpul pelayanan Polri yang masih saja dikeluhkan masyarakat. Kenapa tekad The Guardians SDM Polri dengan motto kalau bersih kenapa risih, kalau sah kenapa harus resah kalau benar tidak usah gentar  di tularkan ke 400.000 Personil Polri.

Salamsalaman

TD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun